7

3K 271 2
                                    

Pagi ini sama seperti biasanya. Beby akan menunggu Nona mudanya di samping mobil dan tentu tujuannya untuk membukakan pintu untuk Nona mudanya itu.

"Shania, inget perintah Mama. Kamu harus nurut sama Beby ya? Kan kamu tau serangan beberapa hari yang lalu?" ucap Ve sambil mengusap puncak kepala Shania.

Shania mendesah. "Ma, kan Shania bilang. Shania gak suka ada yang kawal gitu. Shania bisa sendiri ma."

"Shania! Kamu tidak paham juga? Keselamatan kamu lebih penting. Oke? Ikuti semua perintah Beby. Jangan membantah!" ucap Devan tegas. Mau tidak mau Shania mengangguk.

"Ngapain juga gue harus ikutin itu anak? Siapa gue? Penting banget gitu?" gerutu Shania saat di perjalanan keluar rumahnya.

Beby membukakan pintu untuk Shania dan berlari mengitari mobil lalu masuk kedalam mobil.

Hening....

Karena Shania membeci keheningan, ia memasang radio.

You've got that smile

That only Heaven can make

I pray to God everyday

That you keep that Smile

Shania menoleh saat Beby mengikuti alunan lagu sambil mengerutkan keningnya. Karena merasa di perhatikan Beby melirik Shania sebentar, karena tertangkap Shania sedang memandangi Beby, ia kembali menatap ke luar jendela. Tanpa sadar Beby tersenyum kecil melihat kelakuan Nona mudanya.

And Baby everything that i have is yours

You will never go cold or hungry

I'll be there when you insecure

Let you know that you'll always lovely

Girl, cause you are the only thing that i got right now!

"Stop! Jangan nyanyi. Dikira suara lo bagus gitu?" ucap Shania membuat Beby menghentikan senandungnya.

"Kalau begitu, Nona saya yang nyanyi."

Shania melotot. "Siapa suruh jawab?"

"Nanti kalau saya tidak jawab, Nona akan marah. Betul begitu?"

"Gak ada yang nyuruh lo jawab! Lo bertugas buat jagain gue, bukan buat ngobrol sama gue. Paham?" jawab Shania. Beby mengangguk lesu.

"Kenapa susah sekali meluluhkan hati dia?" pikir Beby.

Sesampainya di sekolah, Beby turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Shania, tidak lupa membawakan tas ransel milik Shania.

"Shaniaaa!!!" teriak Nabilah.

Shania melambai lalu mendekat ke arah Nabilah. "Hai!" sapa Shania.

"Eh, lo gak apa-apa kan? Semalem lo gak kena tembak atau serpihan kaca kan?" tanya Nabilah panik.

Shania tersenyum lalu menggeleng. "Nggak Nabilah, gue gak apa-apa kok. Eh, Jeje sama Gaby kemana?" tanya Shania menggandeng tangan Nabilah untuk menuju kelasnya. Sedangkan Beby, ia mengekor di belakang Shania.

"Pst!"

Beby menoleh kebelakang saat merasa ada yang memanggil dirinya, namun tidak ada seorang pun disana. Beby melanjutkan langkahnya mengikuti Shania dari belakang.

"Pst!"

Pluk.

Satu timpukan mengenai kepala Beby, ia menoleh ke arah semak-semak dan memincingkan matanya saat melihat seseorang di balik semak-semak itu. Ia mendekat ke arah semak-semak itu.

Your Protector [Completed]Where stories live. Discover now