"Oy Dev, kenalin. Ini Veranda. Pacar gue." ucap Farish sambil tersenyum manis pada Devan.
Devan menatap Veranda dari atas sampai bawah dengan tatapan kagum. Cantik, pikir Devan. Ya, wanita yang ada di depannya saat inisangat cantik seperti bidadari. Farish memukul kepala Devan sehingga Devan kembali ke dunia nyata.
"Eh, hehe. Sorry. Oh, ini pacar lo?" tanya Devan.
Farish mengangguk dengan bangga. "Kenalan dong."
Veranda menjulurkan tangannya sambil tersenyum manis. "Hai, aku Veranda. Panggil Ve aja."
Perlahan Devan menjulurkan tangannya dan saat tangannya bersentuhan dengan tangan Veranda, Devan merasakan sengatan listrik serta jantungnya berdebar sangat kencang.
"Ng, g-gue. Gue Devan." ucap Devan gugup.
"Jangan lama-lama oy salamannya! Sini Ve." Farish menarik tangan Veranda lalu merangkul bahunya."Gue sama Ve ke kelas dulu ya. Kayanya Ve ada matkul. Bye." Farish melambai serta Veranda memberikan senyuman manis pada Devan yang langsung membuat Devan terbang melayang.
"Astaga...cantik banget...."
Dan semenjak itu Devan mulai memikirkan sesosok Veranda. Dia mulai mencari tau segala sesuatu tentang Veranda dari mulai tanggal lahirnya, barang kesukaannya sampai rumahnya pun Devan mencari tau.Setiap hari, Farish selalu membawa Veranda kemanapun ia akan pergi walaupun dengan Devan. Dan Devan hanya bisa diam karena merasakan hatinya sakit melihat kemesraan antara Veranda dan Farish. Devan sadar, ia sudah jatuh cinta dengan Vepada pandangan pertama.
Ve dan Devan mulai dekat saat Farish ada tugas ke luar kota untuk penelitian materinya. Devan mulai mengisi hari-hari Veranda yang terasa sangat sepi karena Farish meninggalkannya. Devan selalu bisa membuat Ve tertawa dengan leluconnya. Devan selalu ada disisi Vesaat senang maupun sedih. Ve mulai nyaman dengan kehadiran Devan.
Pada saat itu, Devan hendak mengungkapkan perasaannya pada Ve, namun langkah Devan terhenti oleh Farish yang sudah terlebih dahulu datang ke rumah Ve dengan sebuket bunga mawar serta kotak cincin di tangannya. Devan melihat kejadian di depannya dengan mata kepalanya sendiri. Farish mencium Ve dan Ve membalasnya.
Sejak saat itu Devan mulai menyerah. Ia mulai mencari pengganti dari Ve dan bertemulah Devan dengan Melody saat Melody sedang kesusahan membawa tumpukan-tumpukan buku.
"Sini gue bantu." ucap Devan mengambil setengah buku dari tangan Melody sambil tersenyum.
Melody yang mendapat perlakuan itulangsung tersenyum juga. "Makasih. Lo Devan ya?" Devan mengangguk.
"Hehe, gue kira lo bener-bener cuek sama cewek."
"Hmm, dulunya. Tapi sekarang udah nggak kok." jawab Devan sambil mengeluarkan cengirannya.
Dan sejak saat itu Devan mulai menjalin hubungan dengan Melody. Tentunya Ve tau akan hubungan Devan dengan Melody. Ve hancur. Hatinya hancur bekeping-keping karena memang ia menyukai Devan pada pandangan pertama. Matanya hangat. Serta tangannya lembut. Masih terekam jelas bagaimana pertama kalinya Ve menatap mata hitam pekat Devan yang bisa membuat jantungnya berdesir.
Ve sama sekali tidak mengetahui bahwa Devan menjalin hubungan dengan Melody karena hanya melampiaskan sesosok Veranda. Devan sama sekali tidak mencintai Melody. Ia hanya kesepian. Ia tersiksa karena hari-harinya di penuhioleh bayang-bayang Veranda. Devan sangat tersiksa sehingga ia memutuskan untuk mundur.
Namun, suatu hari mereka berdua dipertemukan di sebuah ruangan yangterletak di belakang kampus. Jarang sekali orang berlalu-lalang di ruanganini. Mata mereka saling bertemu. Tiba-tiba Ve langsung berlari kearah Devan dan memeluknya erat.
YOU ARE READING
Your Protector [Completed]
FanfictionDari awal dia tidak menerima kehadirannya di sini. Menurutnya, kehadiran seseorang yang sering disebut ayahnya Bodyguard itu membuat dirinya risih karena tidak nyaman, kemanapun ia pergi, sang bodyguard itu pun juga akan di belakang gadis itu. 29/12...