"Aku sama sekali gak bisa ngelacak kemana perginya keluarga Farish. Terakhir aku liat seminggu yang lalu. Dan itu aku cuma liat bu Melody aja." jelas Gracia pada Hamids. Hamids mengangguk paham lalu menelefon Vino untuk memberika laporan tentang ini.
"Dan, aku liat pak Farish ngerekrut pengawal baru, dan asal kamu tau, Naomi kakak kelas Shania juga jadi bagian dari pak Farish dan belum lagi anggota-anggota osis yang lain yang udah di bujuk buat masuk ke teamnya." jelas Gracia lagi.
"Kamu masih ada kontak Okta, sama yang lain kan Gre?" tanya Hamids. Gracia mengangguk. "Bilang ke mereka, di tunggu kedatangannya sesegera mungkin. Bilang ke aku kalo udah ada kabar tentang mereka." Gracia mengangguk paham.
Hamids melirik ke keadaan sekitar. "Gre, lebih baik kamu pergi sekarang. Aku rasa ada orang yang ikutin kita." bisik Hamids.
Gracia membekap mulut Hamids lalu bersembunyi di balik pohon besar dan sesekali ia mengintip ke arah seseorang yang ia anggap mencurigakan. "Kenapa?" bisik Hamids.
Gracia mendesis lalu menyembulkan kepalanya di balik pohon. "Astaga, mereka orang yang biasa di sebut Devil's Attack." Hamids merasa tertarik dengan orang yang ada di depannya. Tiga wanita dengan pakaian serba hitam dan sepatu boot tinggi. Mereka sedang mengamati rumah dari keluarga Farish. Hamids mencolek punggung Gracia. "Kenapa?"
"Kayanya, mereka bisa kita rekrut juga deh Gre." gumam Hamids.
"Apa?! Hey!" Gracia belum sempat menahan Hamids, Hamids sudah berjalan mendekat ke arah tiga wanita itu. "Habislah sudah." gumam Gracia pelan memandang Hamids takut-takut di balik pohon.
"Hey, sedang apa?" sapa Hamids kepada tiga wanita tersebut. Mereka memandang Hamids dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Mereka mengangkat senjatanya ke arah Hamids. Hamids mengangkat tangannya. "Tenang, saya bukan bagian dari mereka."
Ketiga wanita itu memandang Hamids penuh selidik. "Demi Tuhan, bukan." satu gadis paling pendek mulai menurunkan senjatanya di ikuti dua gadis yang lainnya.
Hamids menarik napasnya lalu tersenyum tipis. "Saya Hamids. Saya sama seperti kalian. Saya mengabdi kepada perusahaan Keenan's Corporation."
"Oh, musuh besar dari Farish Grup?" tebak wanita berponi.
Hamids mengangguk sambil tersenyum. "Sebelumnya biar saya panggil teman saya dulu. Dia ketakutan pada kalian. Gracia!" Hamids memanggil Gracia. Secara perlahan, Gracia keluar dari persembunyiannya. Ketiga gadis itu langsung mengarahkan senjatanya ke arah Gracia.
"Angkat tangan Anda sekarang!" ancam gadis tinggi tanpa poni.
"Hey, tunggu. Dia orang baik." cegah Hamids.
"Kami mulai curiga dengan kalian, kalian bersekongkol? Kalian bagian dari Farish Grup bukan?!" bentak gadis pendek sambil mengarahkan senjatanya ke arah Hamids.
Hamids menggeleng. "Tidak, hey dengar. Dengar dulu penjelasan kami."
Ketiga gadis itu tidak peduli, mereka mulai mengisi pistolnya dengan peluru lalu hendak menembakkannya ke arah Gracia dan Hamids.
"Berhenti!!!" teriak seseorang yang rupanya adalah Vino. "Ada apa ini?"
"Anda siapa lagi? Anda bagian dari Farish Grup? Astaga, banyak sekali pengawal-pengawalnya." gumam gadis pendek sambil tersenyum sinis.
"Tunggu, kau Vino bukan?" tanya gadis tinggi berponi.
"Della?" tebak Vino. Gadis berponi yang ternyata bernama Della mengangguk lalu memeluk Vino. "Kemana aja lo? Gila lo gue cariin ke ujung dunia kagak ketemu-ketemu!"
YOU ARE READING
Your Protector [Completed]
FanfictionDari awal dia tidak menerima kehadirannya di sini. Menurutnya, kehadiran seseorang yang sering disebut ayahnya Bodyguard itu membuat dirinya risih karena tidak nyaman, kemanapun ia pergi, sang bodyguard itu pun juga akan di belakang gadis itu. 29/12...