23

3.4K 291 150
                                    

Dedicated to all my lovely readers. Thank's before for spending your time to read all my Fanfiction. Thank you very much, without you all I am nothing :)

Dan untuk pertama kalinya di dalam hidup Shania merasakan apa yang namanya cemburu. Ya Shania cemburu saat melihat Beby dekat dengan wanita lain. Entah mengapa ia bisa merasakan hal itu mengingat ia belum bisa menaruh hati pada Beby.

Sesekali ia mendengus saat melihat gadis bermata sayu itu bermanja-manja dengan Shania dan sesekali Shania menusuk-nusuk mie ayam yang ada di depannya saat Beby tersenyum manis gadis bermata sayu itu.

Jeje yang melihat itu mendendang kaki Shania dari kolong meja. Shania melotot pada Jeje. "Apa sih Je, apa?"

Nabilah dan Gaby mengerutkan keningnya saat mendengar jawaban ketus dari Shania.

"Ya gue dari tadi ngeliat lo nusuk-nusuk itu mie ayam. Kenapa sih? Apa yang liat?" tanya Jeje kepo.

Shania menggeleng. "Nggak. Nggak apa-apa."

"Beb, nanti pulang sekolah kamu mau nggak anter aku ke perpustakaan? Aku mau cari bahan yang udah di kasih sama Bu Nat." ucap Ayana sambil menyeruput lemon teanya.

Beby diam sejenak. "Mm, nggak bisa Ay. Masalahnya...."

"Ya mau aja kali Beb, sekali-sekali. Biar kita semakin deket juga. Ya Beb?" ucap Ayana lagi.

Beby mengangguk ragu. "Mm, yaudah deh."

"Oke, aku bawa mobil. Jadi nanti pake mobil aku aja ya Beb, sampai ketemu nanti." Ayana tersenyum pada Beby lalu beranjak dari kursinya.

Beby menghela nafasnya. Seolah tersadar, ia langsung menoleh ke arah belakang dimana Shania dan teman-temannya sedang berkumpul. Shania menatap Beby tajam. Perasaan Beby menjadi tidak enak saat mendapatkan tatapan itu. Dengan cepat ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Karena tidak mau terjadi apa-apa, Shania memutuskan untuk kembali ke kelas tanpa pamit pada teman-temannya. Dan pada saat itu juga Beby mengikuti langkah Shania untuk kembali ke kelasnya.

*****

Sepulang sekolah, Beby berdiri takut-takut di depan Shania. Tadi Beby sudah bilang ke Ayana kalau tunggu saja di depan gerbang, biar dia menyusul kesana. Jadi disini lah Beby. Di depan Shania. Tepatnya di parkiran.

Beby menarik napasnya lalu menghembuskannya. "Mm, Nju. Aku, aku gak bisa pulang bareng sama kamu. Ak-aku...aku mau ke perpustakaan dulu." ucap Beby takut-takut. "Eh, atau aku anter kamu pulang dulu, ya? Yaudah. Tunggu disini sebentar."

Beby berlari meninggalkan Shania ke arah pintu pagar. Benar saja, mobil jazz merah milik Ayana sudah terparkir di pinggir jalanan. Beby mengetuk kaca Ayana.

"Eh, yuk jalan sekarang."

"Mm, Ay. Ak-aku harus anter Shania pulang dulu. Nanti aku ceritain ya di jalan? Kamu mau tunggu dimana? Atau kita ketemuan aja? Starbucks GI?"

Ayana berpikir sejenak lalu mengangguk. "Boleh lah, yaudah. Aku langsung kesana deh. Kamu jangan lama-lama ya Beb?"

"Iya. Hati-hati."

Setelah berbicara pada Ayana, Beby langsung kembali ke parkiran dengan langkah tergesa-gesa. Sesampai di depan mobil milik Shania, Beby langsung membukakan pintu untuk Shania. Shania masuk tanpa mengucap sepatah katapun.

Beby melirik wajah Shania yang terus-terusan menampilkan wajah cemberut. Sesekali Shania mendengus. Sesekali melirik ke arah Beby.

"Kamu kenapa sih Nju?"

"Gak papa." jawab Shania singkat.

"Aku mau minta izin, aku mau temenin temen aku ke perpustakaan hari ini. Nggak apa-apa, kan?" tanya Beby pelan yang hanya di jawab dengan deheman.

Your Protector [Completed]Where stories live. Discover now