Gio membawaku kesebuah pasar malam yang sangat ramai, pasar malam yang sangat sederhana menurutku, berbeda jauh sekali dengan mall-mall yang sering aku datangi dengan mama.
Aku dan gio menyusuri jalanan pasar ini, "kamu mau apa?" tanya gio.
Aku hanya menggeleng. Entahlah, aku seperti tidak menginginkan apa-apa.
"Oh, ayolah gissell ananda rimbawan! Aku membawa kamu kesini buat senang-senang. Kenapa kamu masih sedih?" ucapnya terlihat kesal.
"Ioo, kita masuk kewahana permainan aja yookk" ajakku.
Apa? Wahana permainan? Oh gissel-_- menyusahkan saja. Masa sudah SMA masih mau masuk wahana permainan. Pikir gio
"Yaudah kalo ga mau" ucapku menunduk
"Siapa bilang aku gak mau? Ayookk" gio menarik tanganku untuk masuk kewahana itu.
Banyak sekali wahana permainannya disini, walaupun terkesan dengan sangat tradisional.
"Mau naik yang mana?" tanya gio
"Naik naga itu yoook" kataku sambil nenunjuk sebuah permainan yg menurutku cukup menarik.
"Yasudah" katanya, lalu membelikan tiket untuk masuk permainan itu. Setelah itu kamipun menaiki permainan naga itu.
Awal-awal naga itu hanya berayun pelan, tapi lama-kelamaan naga itu berayun sangat kencang. Membuat aku menjerit-jerit ketakutan.
"Aaaaaa iooo aku takutt" teriakku sambil menutup mata
Gio pun demikian, tapi tidak ikutan berteriak.Gio menggenggam tanganku, sepertinya tangan kami sama-sama dingin akibat permainan naga ini.
Beberapa saat kemudian akhirnya permainan ini pun selesai. aku dan gio turun dari naga itu, tangan kami masih saling menggenggam. Mungkin masih belum sadar, akibat ketakutan tadi.
"Sekarang kita ngapain?" tanyaku.
Gio terlihat sedang berfikir.
"Kesana aja ayooo" ajaknya
sambil menunjuk kearah penjual asesoris seperti kacamata, topi, dll.~~~
Gio memilih-milih sebuah topi. Aku pun demikian, setelah mendapat topi yang kami inginkan, ternyata kami serempak membeli topi berwarna putih, kacamata putih, serta gelang jam putih. Hohoho=D semua putih."Kok pilihan kita diwarna yang sama yah?" tanya gio
"Haha, Entah! Aku sangat suka dengan warna putih" jawabku
Kami pun langsung memakai asesoris yang kami beli. Karna asesoris ini serasi dengan pakaian yang kami pakai.
"Ioo, fotoin aku dipasar ini dong" kataku.
"Baiklah"
Aku pun bergaya dengan bermacam-macam pose andalanku.
"Yeyy, sekarang kita foto berdua yoo" kataku
"Gimana caranya? Siapa yang memfoto dong? " tanya gio
"Ehh mba, boleh tolong fotoin kita gak?" kataku pada seorang mba-mba.
"Boleh-boleh"
Aku pun menyerahkan Hp ku dan kami berdua bergaya.
Setelah itu kami mengucap terimakasih pada mba-mba tadi.Aku membuka foto-foto tadi, sambil tertawa aku melihat itu. Lucu banget! Hahaha=D
"Ehm, gissell. Kamu tunggu disini ya. Aku pengen ketoilet bentar" kata gio
"Oke, jangan lama yaa"
Gio pun mengangguk, setelah itu menghilang.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Keep Vote And Comment=))
Happy Reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memory
Romance"Karna kebahagiaanku adalah dirimu, dan semua kenangan yang pernah kita ukir bersama takkan mampu terhapus sed&ikitpun dari memori ingatanku" --Gissell "Kenanglah aku sebagai seseorang yang berarti dihidupmu, tapi jangan tutup hatimu untuk oranglain...