E

2.1K 140 4
                                    

Setelah Afra selesai ia keluar dari toilet menuju ke kelasnya.

Namun ia melihat Gama yang berjalan menuju arahnya.

Ka Gama gumamnya.

Lalu seketika itu juga Afra berhenti berjalan saat Gama melihatnya.

Mata mereka bertemu, entah mengapa tubuh Afra tidak bisa digerakkan.

Dan ia hanya terpaku di tempat.

Gama yang melihatnya pun tersenyum ke arah gadis itu.

"Hei" sapa Gama setelah berada tepat di depan Afra, tetapi Afra hanya terdiam memandang laki-laki itu.

"Lo kan yang waktu mos dihukum itu kan? Akhirnya kita ketemu lagi ya"
tanya Gama, tetapi tetap tidak ada respon dari Afra, ia tetap mematung sambil menatap Gama.

"Hello gue lagi ngomong disini"
Tanya Gama lagi sambil menjentikkan jarinya ke depan muka Afra.

"Lo sakit ya?"
lalu punggung tangannya menyentuh kening Afra untuk memastikan apakah ia baik-baik saja.

Saat itulah Afra terkejut lalu mengerjap-ngerjapkan matanya karena keningnya di sentuh oleh Gama.

"Eee.. Gue eh aku gapapa ko ka"
Jawab Afra gugup.

"Oh gue kira lo kenapa-kenapa soalnya lo diem gitu pas gue ajak ngomong tadi, btw ngomongnya gue lo aja biar enak"

"Oh i-iya ka"
Jawab Afra yang masih gugup.

"Nama lo siapa deh?"

"G-gue Afra ka"

"Oh Afra, yaudah deh gue balik duluan ya bye"

Kedua sudut bibir Afra pun terangkat dan ia terpaku di tempatnya sampai Gama menjauh.

××××

Ya ampun gue mimpi apa semalem, sampe-sampe gue ngomong sama ka Gama.

Aduh-aduh jantung gue masih ga karuan gini, ayo dong jantung kan orangnya udah pergi, kembali normal lagi dong.

Seketika lamunan gue buyar saat seseorang menjitak kening gue, sakit.

Reflek gue memegang kening gue itu dan nengok ke arah orang yang tadi jitak gue.

Ternyata itu Tama yang udah pake sweaternya, terus bawa tasnya dipunggung dan megang tas gue di tangannya.

"Ke toilet lama banget si lo, gue lumutan tau ga nungguin lo dikelas!"

"Eh sakit tau"

"Lagian ke toilet aja lama banget, gue jamuran nungguin lo!?"

"Iya maap maap"

"Yaudah ayo ah, mendung nih"
Kata Tama sambil ngasih tas gue yang tadi dia pegang.

Tama berjalan lebih dulu ke parkiran, meninggalkan gue yang kesusahan untuk bisa sejajar sama dia.

Tuh cowok cepet banget deh jalannya.

Sesampainya di parkiran dia berhenti.

Dan dia nengok ke belakang ngeliat ke arah gue, yang berada lumayan jauh dari tempatnya berdiri.

"Cepetan dong, kaya keong banget deh jalannya!"
Kata dia sambil sedikit berteriak.

"Aduh iya bentar dong, daritadi ngomel mulu lo, PMS?"

"Ih lucu banget" kata dia sambil tertawa garing, "Yang mana motornya?"
Tanya dia pas gue udah sejajar sama dia.

"Itutuh yang putih"
Gue menunjuk ke salah satu motor
Yang berwarna putih.

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang