"Lo terlalu peduli sama orang-orang af"
Setelah berkata seperti itu, gue pun berhenti melangkah sambil nyerna kata-kata itu.Dalam diam itu gue masih belum bisa nyerna kata-kata itu, tanyain aja deh apa maksudnya.
Gue pun berjalan cepat menuju Tama yang tadi jalan mendahului gue didepan.
"Tam maksud lo apa si tadi?"
Kata gue setelah berhasil mensejajarkan posisi gue sama dia.Dia mendengus kesal "Dasar nya keong si ya, apa-apa lemot!"
Kata dia yang masih sambil berjalan tanpa menengok ke arah gue.Apa dia bilang? Keong lagi? Yaampun ini ketiga kalinya dia ngatain gue keong.
"Eh tengil sembarangan aja kalo ngomong! Gue tuh ga lemot dan gue bukan keong!"
"Terus apa dong? Siput?"
Tanya dia santai.Sebelum gue buka mulut buat ngatain dia balik, dia langsung nutup mulut gue pake tangannya yang besar itu.
"Sttt! Udah perangnya"
kata dia lalu menurunkan tangannya yang tadi nutup mulut gue, beralih ke saku celananya dan mengeluarkan kunci motor."Oiya af jalan yuk"
kata dia sambil natap gue."Hah?! Hahaha"
reflek gue pun langsung mengerutkan kening gue, dan tertawa lepas."Kenapa?" tanya dia bingung.
"Lo salah obat ya tadi malem tam? Tiba-tiba ngajak jalan"
kata gue sambil mencoba menahan tawa gue. "Oiya lo ga ikut yang lain makan-makan?""lagi males rame-rame"
"Lah? Bukannya lo ikut main tadi, kocak deh malah ga ikut ngerayain"
"Iya gue lagi mau jalan sama lo"
Kata dia sambil menunjukkan senyuman jahilnya dan satu alis yang diangkat-angkat."Haha apaan si"
Kata gue sambil ketawa garing.Tama beralih ke bagasi motornya dan diujung parkiran sana gue melihat ka Gama yang udah lengkap dengan tas dipunggungnya.
Dia menatap ke arah gue dan Tama dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.
Tidak lama kemudian ka Bunga datang menuju ka Gama dengan tas nya yang sudah dibawanya.
Lalu ka Gama pun mengalihkan arah pandangnya ke ka Bunga. Sepersekian detik dia dengan santainya ngerangkul ka Bunga dan berjalan ke parkiran mobil.
Ngeliat kejadian itu hati gue pun remuk untuk yang kedua kalinya pada hari ini.
"Yaudah tam ayo jalan"
Kata gue dengan muka datar yang beralih ke Tama."Hah? Apa?"
Kata dia yang tadinya sedang sibuk dengan gadgetnya langsung beralih ke gue bingung."Iya udah ayo jalan"
Kata gue dengan penuh penegasan."Tumben mau, biasanya pulang bareng aja lo ga mau"
Kata dia lalu menyalakan motornya."Iya udah buruan sebelum gue berubah pikiran"
Kata gue sambil meminta helm.Tama hanya manggut-manggut lalu ngasih satu helm lain yang ada di motornya ke gue, gue pun memakai helm itu.
"Jaket gue mana?"
Tanya dia."Oh iya jaket lo nih, sorry ya gue belom balikin dari kemaren-kemaren"
"Yaudah gausah dibalikin buat lo aja, pake deh"
"Buat gue? Gausah deh gue punya jaket ko dirumah"
"Jadi lo nolak pemberian gue?"
"E..engga tam maksudnya tuh--"
"Yaudah pake sekarang"
Potong dia dan gue pun memakai jaket itu dengan malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
Teen Fiction"Cinta Itu Butuh Perjuangan" Itu yang orang-orang bilang. Tapi, aku hanya memiliki kata depan dari kalimat tadi yaitu, "Cinta". Yap,memang aku tidak mempunyai nyali untuk melakukan kata terakhir itu atau berjuang. Karena bagiku, hanya mengagumi nya...