Lalu masuk lah cowok bertubuh tinggi, paras yang bisa dibilang tampan dengan rambut yang agak berantakan, memakai seragam sekolah yang sama, dan pastinya Afra mengenal paras itu.Cowok yang tadi masuk pun sedikit terkejut melihat Afra yang berada diruangan itu.
Afra juga sama terkejutnya melihat cowok itu lagi dihadapannya, membuat dirinya malas.
Dia lagi. gumam Afra.
Karena cowok bertubuh tinggi itu adalah seseorang yang memperebutkan ojek dengannya beberapa hari yang lalu.
"Ibu manggil saya bu?"
Tanya cowok itu ke bu Lela."Iya tante manggil kamu tadi, duduk dulu sini ram"
Jawab bu Lela dan mempersilahkan cowok itu untuk duduk."Ini orang yang bakal ngajar kamu Fisika nak"
Seketika Afra pun melongo.Afra bertanya-tanya dengan siapa cowok yang duduk di kursi sofa sebrangnya itu, mengapa cowok itu yang disuruh bu Lela untuk mengajarkannya.
Sedangkan cowok itu bagi Afra tidak lebih dari sekedar cowok nyebelin yang menyuruhnya untuk mengembalikan motor pada tukang ojek walaupun ia tidak bisa naik motor.
"Kalian kenalan dulu dong"
Setelah itu Afra dan Rama pun memperkenalkan dirinya masing-masing."Kamu mau kan bantu tante ram?"
Tanya bu Lela ke cowok itu dan cowok itu pun mengangguk."Makasih ya Rama"
Kata bu Lela balas anggukan cowo itu dan senyumnya yang bisa membuat cewek-cewek luluh dengan senyumannya tapi tidak bagi Afra."Eh.. ibu kayanya saya cari guru private diluar aja deh"
Kata Afra."Tidak Afra ibu mau bantu kamu dengan mendatangkan Rama, Rama ini jadi runner-up olimpiade Fisika tahun lalu lho, jadi Rama ini bakal bisa banget bantu kamu Fisika, ibu yakin"
"Oh gitu bu"
Kata Afra."Iyaudah ibu percaya sama kamu ya Rama"
Lalu cowok itu mengangguk dan tak lupa senyumannya yang Afra benci, menurut Afra itu hanya pencitraan semata yang ia buat.××××
Setelah mereka sudah berada di luar ruangan, Afra segera buru-buru ingin bergegas menuju ke kelasnya tapi terhenti oleh tarikan tangan.
"Heh jangan geer ya gue setujuin ngajarin lo demi Tante Lela"
Kata cowok itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Rama, tapi belum sempat Afra membuka mulut sudah di dului sama cowok itu."Oh iya karena lo malah nolak gue tadi buat ngajarin lo, kita mulai belajarnya lusa di kafe aluna deket sekolah jam 4 sore jangan ngaret(lama) dan lo yang bayarin semua makanan yang gue pesen"
Lalu ia pun berjalan meninggalkan Afra yang mematung mendengar perkataannya.Lalu Afra berteriak "gue gabakalan dateng!"
Yang membuat langkah cowok itu terhenti selang lima detik ia melanjutkannya lagi.Apaan si tuh cowok, oke berarti fix gue gabakalan dateng. gumam Afra.
Karena masih waktunya istirahat langkah Afra selanjutnya menuju ke ruang perpustakaan tempat paling ia suka selain kantin.
Biasanya Afra ke perpustakaan itu untuk membaca novel-novel yang ada disana.
Tapi kali ini tidak, ia terlalu lelah untuk baca novel, ia ingin tidur disana.
Selain tempat yang nyaman untuk membaca buku, perpustakaan juga temapat yang nyaman untuk tidur dikala istirahat.
Saat di perjalanan, ia melihat Gama yang sedang berjalan di sebrang, lebih tepatnya lagi dilantai yang sama tapi dia berada di gedung sebrang.
Afra pun menghentikan jalannya dan memicingkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
Teen Fiction"Cinta Itu Butuh Perjuangan" Itu yang orang-orang bilang. Tapi, aku hanya memiliki kata depan dari kalimat tadi yaitu, "Cinta". Yap,memang aku tidak mempunyai nyali untuk melakukan kata terakhir itu atau berjuang. Karena bagiku, hanya mengagumi nya...