......

4.9K 156 44
                                    


"Tidak mungkin luna,aku tidak bisa!"

"Dia akan membahayakan jiwa mu dan manusia yg lainnya"

Ucapnya datar..
Aku tidak habis fikir kenapa dia tega berkata seperti itu padaku..

"Aku tau apa yg ada dipikiranmu, lihatlah ini!"
Ucapnya sambil mendekati tubuh kaka ku..

Lalu dia memiringkan kepala renna..

"Disini lihatlah..!"
Ucapnya menunjuk kebagian tengkuk leher renna..

Lalu luna menyentuh tengkuk renna dengan cepat..
Hanya dengan menyentuh, titik yg luna tunjukan padaku langsung berwarna hijau tua dengan bintik merah..

"Ya tuhan..!!"

"Kau harus percaya,"
Ucapnya dengan datar

Aku menatap renna dengan rasa sedih dan menyesal.
Jika saja aku tidak se bodoh ini..aku tidak akan kehilangan renna untuk kedua kalinya..

Aku menitikkan air mata dan memeluk renna

Aku percaya pada mu,suatu saat nanti kita pasti akan di pertemu kan kembali..

Aku menghapus air mataku.. dengan berat hati aku menatap luna dan tersenyum.

"Aku percaya"

Ucapku

"Semoga saja begitu."
Ucapnya menunduk sesal

Lalu aku dan luna keluar dari kamar dan melihat randy dan alex sedang berada di sofa.

Aku berjalan melewati mereka dan langsung pergi ke kamarku..

Rasanya berat untuk menerima semua kenyataan ini.

Randy POV's

"Aku tau renna memiliki luka itu.. aku sudah bisa menebaknya saat dia terjatuh dan aku melihat titik itu begitu nyata"

Ucapku pada alex

"Kita tidak boleh membiarkan ini terjadi"
Ucapnya datar

"Aku tau, tapi anna pasti akan sangat berat untuk melepasnya"

"Semuanya pasti berjalan dengan baik, luna pasti menjelaskan apa yg harus dijelaskannya."
Ucap alex

Aku pun hanya berdiam diri dan menunggu mereka keluar dari kamar..

Klikkk..

Aku langsung melihat ke arah mereka berdua yg keluar dari kamar..

Tapi tampaknya anna tidak begitu baik..
Dia berjalan dengan cepat menuju kamarnya tanpa melihat ke arah kami.

Dan aku tau dia masih berat untuk melepasnya.

"Dia akan baik"
Ucap luna

"aku akan melihatnya"

Ucapku beranjak dari sofa..

"Buat dia percaya!"
Ucap alex

Aku mengangguk dan langsung menaiki tangga..

Aku membuka kamarnya perlahan.

sengaja aku tak mengetuk pintunya agar aku tau bagaimana perasaan dia sekarang..

"Anna.."
Ucapku pelan

Tapi dia tidak terusik..
Dia hanya menutup tubuhnya dengan selimut dan menenggelamkan wajahnya ke bantal.

"Kau bisa kehabisan udara disana"

Ucapku sambil mengelus rambutnya..
Tapi tetap dia tak terusik sedikit pun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Miss You, Please Keep Me Here!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang