♛#Chapter19♛

2.8K 202 18
                                    

♛Eri's Pov♛

Aku terus menangis di kamarku tanpa henti-hentinya selama empat jam penuh. Dan alhasil, mataku bengkak dan menghitam dibuatnya.

Rasanya sakit sekali saat  Kyouya berci-ah. Sudah lah. Aku bahkan tidak ingin membahasnya lagi. Aku ingin menghilangkan memori tentang kejadian tadi di pikiranku dan berusaha agar aku tetap tenang seperti biasanya.

Tapi tetap saja tidak bisa!

Bahkan si iblis itu tidak menghubungiku!

Apa benar jika dia hanya bermain-main denganku?
Jadi apa maksud ciuman dan pernyataan cintanya?

Aku melempar bantal ku dengan asal.

"Ah! Aku bingung!" Ucapku kesal.

Tapi bukan berarti aku akan menyerah begitu saja dengan iblis itu, jujur. Aku bukan tipe orang yang mudah menyerah. Sebelum si iblis itu yang menendangku, aku tidak akan berpaling.

Aku akan mencari tahu dan bertanya apa maksud perbuatannya kemarin.

Tiba-tiba ponselku berdering. Aku menatap layar ponselku dengan malas dan mengangkatnya.

"Hallo." Ucapku malas.

"Eri-chan. Kau tidak apa?" Ucap Usui cemas.

"Yah, um, baik. Aku baik."

Hening.

"Jangan pikirkan. Lebih baik kau jangan dekat-dekat lagi dengannya. Dia mempermainkan mu."

"Ya. Tentu saja."

"...."

"Bagus lah. Kalau begitu jangan menangis lagi. Sampai jumpa besok."

Tuut.

Dia memutuskan sambungannya.

Aku membuas nafasku dan meletakkan ponselku dengan asal.

Mataku terasa berat, mungkin karena efek menangis, aku jadi mengantuk.
Aku menguap pelan dan menarik selimutku.
Fisik dan mental ku capek.

Hari pertama festival, aku sudah di lecehkan.
Hari kedua, aku menyadari jika aku menyukai pria yang kubenci. Dan parahnya, pria yang kusuka ini berciuman dengan wanita lain.
Besok akan ada apa lagi?

Aku memejamkan mataku dan berusaha mengosongkan pikiranku.

Dalam beberapa menit, aku tertidur pulas.

♛♚♛♚

Aku berjalan menyusuri koridor sekolahku sambil mencari-cari sosok pria berambut pirang disekitarnya.

Tidak ada. Dimana dia?

Ini sudah hampir jam belajar tapi iblis itu belum datang juga.
Karena penasaran, akhirnya aku memasuki kelasnya dan melihat Emi yang sedang duduk sambil menopang dagunya dengan malas dan rambutnya yang acak-acakan seperti biasanya.

"Eri? Sedang apa kau ke kelasku?" Ucap Emi datar.

"E..to.., aku.., tentu saja mencarimu! He he he..!" Aku terkekeh pelan.

Dia memutar matanya. "Sata belum datang kalau kau mencarinya."

Glek!

Aku menelan ludahku dan terkekeh pelan.

"Ketahuan.., ya?"

"Jelas sekali." Ucapnya datar.

"Apa dia bercerita sesuatu padamu?"

"Contohnya?"

"Yah., apa pun."

"Kami tidak pernah bicara kecuali hal-hal penting menyangkut kelas."

♚The 'Black' Prince And The 'Drama' Queen♚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang