Please Don't - 2[Sekuel You Wouldn't Answer My Call]

5.5K 539 67
                                    

Note: First Published on 7 December 2012 on FB Group

_Part Two_

Yunho mengepalkan jemarinya kuat kemudian memutuskan untuk kembali ke ruang keluarga.

"Yunho, apa semuanya baik-baik saja? Joongie tidak melakukan apapun padamu bukan?" Tanya Mrs. Kim. Ia khawatir saat melihat Jaejoong berjalan cepat menuju kamarnya dengan wajah geram sambil membanting keras pintu kamarnya.

"Tidak, kami hanya berbincang." jawab Yunho.

"Apapun yang di katanyannya, jangan di pikirkan. Kami sengaja membiarkannya. Ingatannya mengenai peristiwa lalu sudah kembali, dia mengalami trauma."

Yunho mengerutkan keningnya.
"Trauma?"

Mrs. Kim mengangguk.

"Joongie mengalami amnesia sebagian setelah peristiwa itu."

*

Suasana nampak terlihat sangat meriah, bertempat di sebuah kawasan hotel elit sebuah pesta sedang berjalan dengan mewah. Pesta pertunangan itu berjalan dengan sangat lancar tanpa sebuah hambatan. Para tamu pun ikut larut dalam kebahagiaan sangat tuan rumah.

Dapat dilihat dari pancaran mata lelaki tampan yang kini tengah menyapa para tamu. Senyumannya terus saja mengembang sedari tadi, menggambarkan kebahagiaan yang sangat, begitu juga dengan pasangannya. Cincin yang menyemat jemari manis kedua insan itu seakan menjadi saksi pancaran sinar kebahagiaan di dalam matanya.

"Joongie, sebaiknya kau pulang. Lihat wajahmu pucat."

"Tidak Aku harus memberikan ini pada pria itu!" kukuh Jaejoong.

"Jaejoong..."

"Jika tidak anak bebek itu akan mengatakanku pengecut eomma!"

"Ya! Jangan menyebutku seperti itu!!"

Jaejoong tidak membalas. Pagi tadi ia sudah berdebat dengan adiknya itu. Kepalanya hanya akan bertambah sakit jika ia meladeni sang adik. Semalam ia sama sekali tidak bisa tertidur. Bahkan ia sudah menambah dosis pada obat tidurnya, tapi itu sama sekali tidak membuahkan hasil. Dan akibatnya sekarang ia harus menahan denyutan ringan di Kepalanya.

Sejatinya ia enggan untuk datang ke pesta pertunangan ini. Rasanya sangat sesak jika ia melihat Yunho bersanding dengan orang lain selain dirinya. Ia sadar ia memang sudah sangat terlambat. Tapi ia sama sekali tidak bisa mengelak dengan perasaan yang ia alami.

"Jangan dengarkan adikmu, dia hanya bercanda." ujar Mrs. Kim yang tidak menyerah.

"Aku akan menghampirinya." Kata Jaejoong mengabaikan apa yang dikatakan oleh ibunya, membuat wanita cantik itu menghela nafas berat.

"Su-ie, apa kau tidak kasihan melihat kakakmu?"

Junsu hanya mengedikkan bahunya. "Aku akan memastikan dia menyerahkan sendiri hadiah itu." Lagi-lagi wanita itu hanya bisa menghela nafas berat melihat Junsu berjalan menyusul Jaejoong.
"Pastikan jika hadiah itu kau yang memberikannya, Jae." ujar Junsu berbisik di samping Jaejoong.
"Tch!"

Jaejoong mempercepat langkahnya. Junsu benar-benar menguji kesabarannya saat ini.
"Hyung! Setelah aku ingat-ingat bukankah Kim Jaejoong pria yang di bandara itu?"

Yunho mengerutkan keningnya. "Pria yang menangis memanggil namamu itu!" lanjut Changmin mantap.
"Aku tidak mengingatnya." Balas Yunho.
"Siapa Kim Jaejoong itu oppa?"
"Bukan siapa-siapa. Dia hanya anak sulung keluarga Kim."
Wanita itu mengangguk. "Aku akan mengunjungi temanku di sana,"
Yunho mengiyakan.
"Congratulations, Jung Yunho."
"Kau sangat panjang umur hyung! Kami baru saja membicarakanmu!" seru Changmin membuat Yunho mendelik. Sementara Jaejoong hanya menatap aneh kearah Changmin.
"Apa yang kalian bicarakan?" celetuk Junsu.
"Hal yang tidak penting." Jawab Yunho cepat.
"Ambillah." Kata Jaejoong menyerahkan sebuah kota berwarna putih.
Yunho menatap Jaejoong ringan. "Hadiah pertunanganmu." lanjutnya lirih.
"..."

[YunJae] Short Stories CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang