"ASTAGHFIRULLAH AUDISAA!!! KAMU KIRA INI UDAH JAM BERAPA HAH?! KAMU ENGGAK NGANTOR APA? KAKEK PECAT NANTI KAMU DIS!!!" Suara Kakek yang melengking sangat menggangu syaraf pendengaranku hingga bunyi dengung pun tercipta pagi ini di telingaku. Ugh, padahal aku masih ngantuk."Yaa Allah Kek, ini masih jam 6 pagi udah teriak-teriak aja. Lelah oyy!" Balasku dan dengan amat terpaksa harus membuka mata karena ksatria keluarga Ayantara itu sudah berdiri di depan pintu kamar
"Kamu itu ya, dikasih tahu kok melawan terus Dis? Kakek ini sebenernya pusing loh ngurusin kamu! Untung cucuku cuma satu yaa Gusti Allah" Ujarnya lagi yang bikin aku terkikik geli. Inilah definisi makin tua makin rempong, Tuan Yusuf Ayantara. Jeng..jeng...
"Yaa gimana enggak cuman satu Kek? anaknya Kakek cuma Papa doang!" Balasku sembari mengucek mata pelan. Serius aku masih ngantuk banget sebenernya, ini terpaksa bangun aja.
"Stop debat, sana mandi! Asem banget kamu Dis ternyata. Pantesan belum ada juga laki-laki yang melamar kamu ke Kakek"
Gusti, gimana mau melamar coba, kalau baru sampai depan pintu saja sudah dicegat dan ditanyain berbagai macam jenis pertanyaan oleh kakek. Ya jelas mundur.
"Ih Kakek anggap Disa ndak laku-laku gitu? Disa itu belum mau nikah karena masih mikirin Kakek tau. Nanti kalo Disa nikah, siapa yang ngurus Kakek? Menghibur Kakek? Bikin Kakek pusing 7 keliling? Disa tau kok, pasti bakal kesepian kan kalo Disa tinggal sendirian?" Cerocosku yang membuat Kakek tersenyum hangat dicampur miris. Aku pun dengan segera melompat ke pelukan Kakek yang menyambutku juga.
"Kamu tahu apa harapan terakhir Kakek?"
"Apa Kek? Insyaallah Disa bantu mewujudkannya deh. Asal jangan yang aneh-aneh aja!" Jawabku dengan sedikit sinis karena tahu pasti Kakek akan mengulang pertanyaan 'Kapan nikah Dis?' yang bisa membuatku jengkel seharian.
"Hus! kamu itu ya Dis, negatif thinking terus loh sama Kakek! Harapan terakhir Kakek itu cuma bisa lihat kamu nikah dan hidup bahagia dengan orang yang kamu cintai dan mencintai kamu. Itu saja, Kakek engga minta lebih" Sembari mengelus rambut panjangku dengan lembut, aku mendadak terharu mendengarnya. Sebenernya kasihan juga Kakek, di usianya yang menjelang 80 tahun harus mengurusiku yang terserang syndrom 'malas nikah' ini.
______________________________________
Author Pov
Audisa atau yang akrab di sapa Disa, terlihat begitu tergesa-gesa menuju ruangannya saat ini. Yup seperti biasa, gadis ini terlambat lagi datang ke kantor.
"Jen??!! Jeniiii!!!??? Kamu udah siapin dokumennya kan? Kita telat 5 menit nih! Kamu cepeten dong, mati saya matiiiii!!!!!!" terlihat gadis itu mondar-mandir gajelas saat baru saja sampai di ruangannya sembari membawa beberapa tumpukan berkas. Wajah cantiknya pun tampak berpeluh dengan rambut yang terlihat sedikit acak-acakan.
"Aduhh eyke udah ready dari tadi loh Mbak. Jangan mondar-mandir terus sayy, jadi keringetan gini lho.." ucap jeni kemayu sambil berusaha menghapus bulir bulir keringat yang berada di wajah bossnya tersebut.
"Jen, saya kok jadi deg-degan gini ya? kamu tahu ndak kenapa?" tanya Audisa lalu memberikan beberapa dokumen yang berada di tangannya kepada Jeni. Boss dan Asisten tersebut pun keluar dari ruangan lalu berjalan cepat menuju tempat meeting
"Ya Jeni mana tahu Mbak. Atau mungkin karena lari-larian tadi jadinya jantung mbak dag dig dug ser? Aku mana paham soal gituan"
"Sudahlah lupakan saja!"
Disa dan Jeni pun masuk ke dalam ruangan rapat yang telah di penuhi banyak orang. Dan gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya berulang kali seraya meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Young Boy
RandomDia muda dan masih berusia 20 tahun. Famous, tampan, kaya, pintar, dan cerdas. Semua kesempurnaan itu ada di dalam dirinya. Kecuali 1 kekurangan nya, yaitu jadi sangat mesum terutama kepadaku! Perempuan yang diambang batas telat nikah berusia 28 t...