[15] Deg!

483 29 3
                                    

"Aku mencintaimu.." gumam Audisa tiba-tiba sampai Jevin tersenyum senang ketika mendengarnya

"Aku lebih mencintaimu..."

Tak ada lagi yang berbicara setelahnya, karena bibir mereka berdua sudah sibuk saling bertautan satu sama lain sekarang. Audisa bahkan sampai mengalungkan tangannya di leher Jevin yang membuat ciuman mereka semakin intens namun tetap tak tergesa-gesa. Terlalu fokus transfer perasaan dan cinta, tak membuat Audisa sadar dengan keadaan sekitar yang ternyata dari tadi sudah dipantau bebas.

4 Lelaki dengan setelan jas serta kacamata hitam terlihat berdiri berpencar dari lantai 3 rumah mewah itu. Keempatnya sekarang sedang sibuk merekam adegan tiap adegan target yang sedang bercumbu di lantai dasar memakai kamera ponsel. Dari arah utara, barat, timur, hingga selatan. Lengkap dengan hasil rekaman berbagai angle untuk laporan pada boss mereka nantinya.

***

Pagi datang menyerbu, menggantikan sang malam setelah menjaga tidur dua anak manusia yang masih tetap terlelap dalam mabuk asmara.

Tak beberapa lama kemudian, Audisa tiba-tiba merasa pegal dan tidak bisa bergerak saat ini. Tak seperti biasanya saat ia bangun tidur yang bisa berguling kesana dan kemari lalu meregangkan seluruh tubuhnya.

"Kenapa ini?" batinnya tapi masih tetap enggan juga tuk membuka mata

Bugh!!!

Setelah dipaksa, akhirnya Disa bisa juga meregangkan tubuhnya walau tangannya seperti telah meninju sesuatu

"Aww sayang..."

Jevin yang wajahnya habis terkena pukulan tangan Audisa langsung merintih kesakitan. Lantas gadis itu pun segera membuka kedua matanya serta berbalik untuk melihat dan sadar dengan apa yang ia lakukan barusan

"Kok aku dipukul sih Dis?" tanya Jevin dengan suara beratnya, khas orang bangun tidur pada Audisa yang sekarang sedang menatapnya tak percaya

"Kok kamu bisa di sini?" bukannya menjawab, gadis itu malah memberi pertanyaan baru yang membuat lawan bicaranya tersenyum

Gemas, Jevin pun memeluk Audisa lalu menenggelamkan wajah gadis itu di dadanya. Menciumi kepala gadis itu berkali-kali serta mengelus punggung rapuh itu

"Masa lupa sih Ay? Kita kan udah nikah"

"HAHH???" histeris Audisa dan segera melepaskan pelukan Jevin. Ia pun bangkit untuk berdiri dan pindah ke sofa lain untuk menjauhi lelaki itu. Gadis itu benar-benar oleng pagi ini. Pertama, badannya sakit semua karena tidur di sofa kecil berduaan dengan Jevin dan yang kedua... Nikah?

"Ya Tuhan, aku bercanda Dis. Semalam baru uwu-uwuan, pagi ini aku udah kena tabok. Kamu kenapa sayang?" ujar Jevin santai yang bangkit juga dari tidurnya untuk duduk serta meregangkan tubuhnya.

Disa terdiam, ia bingung sekarang. Mencoba memutar balik ingatannya tentang kejadian semalam.

Blush

Gadis itu lantas tertunduk malu setelah berhasil mengingatnya. Membiarkan helai rambutnya jatuh menutupi seluruh wajahnya yang tiba-tiba terasa panas.

"Aa.aaku mau siap-siap dulu. Bye!" dengan sedikit berlari dan tergesa-gesa, Audisa meninggalkan Jevin untuk berlari ke tangga menuju kamarnya di lantai 2. Sama sekali tak menoleh lagi ke belakang tuk sekedar melirik lelaki itu yang masih duduk manis di sofa

"Dasar Audisa..."

***

Seperti hari-hari biasa, Audisa sibuk sendiri di depan komputernya dengan setumpuk berkas di atas meja kerjanya.
Namun saat ini ia tengah menahan ekspresinya agar tetap datar karena dari tadi Jeni terus memperhatikan. Gadis itu tahu pasti, mulut Jeni sudah gatal dengan segudang pertanyaan untuk dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Arrogant Young BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang