[6] Date?

20.2K 954 32
                                    


"M..mas Dito"

Gugup, itulah yang di rasakan Audisa sekarang. Kepergok melakukan hal yang tak senonoh oleh orang yang ia sukai sejak lama, membuat gadis itu menjadi mati kutu dan keringat dingin menghiasi wajahnya.

"Iya Disa.." lelaki itu merespon dengan salah satu alis terangkat, memperhatikan wajah cantik nan rupawan wanita di hadapan nya yang sekarang terlihat tegang

"Kejadian barusan itu murni ketidaksengajaan. Mas tolong jangan salah paham sama Disa yaa"

"Mas ngerti kok" ujar Dito menenangkan. Lelaki itu bahkan mengelus kepala Audisa dengan lembut dan tersenyum

"Yaudah Mas pamit dulu. Maaf gak bisa lama-lama karena masih ada sedikit urusan" sambung Dito, sembari jalan berdampingan dengan Audisa di sisi kanan nya, menuju mobil yang terparkir

"Mas hati-hati di jalan, dan maaf.." pinta Audisa lagi dengan raut wajah bersalah

"Iya Dis. Semoga suka sama oleh-olehnya yaa"

"Pasti suka dong. Kan dari Mas Dito hehe" memamerkan senyuman manisnya, Disa mengangkat paper bag coklat yang tadi di berikan Dito

"Hehe baguslah" ujar Dito tersenyum malu dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, "Kalau nanti Mas chat kamu, boleh?"

"Ya ampun Mas, masa mau chat aja nanya dulu sih? Disa paling nunggu chatnya Mas loh.." gadis itu pun tertawa kecil, lalu memukul pelan lengan Dito berlagak sok akrab

"Hehe yaudah Mas pamit. Selamat malam Audisa" segara masuk ke dalam mobil, Dito menurunkan kaca jendela untuk kembali melihat wajah manis Disa yang tersenyum melihatnya

"Selamat Malam kembali Mas Dito.."

Setelahnya, mobil Dito pun pergi menjauh meninggalkan pekarangan rumah. Disa yang diam di tempat seperti patung, masih tersenyum-senyum sendiri persis orang gila dengan mata yang masih saja menatap kepergian Dito.

Dari kejauhan, terlihat 2 orang yang bersembunyi di balik salah satu pilar raksasa di rumah itu, memperhatikan setiap gerak gerik Audisa dari gadis itu masih bersama dengan Dito, sampai Dito masuk ke dalam mobil dan pergi.

"Dia siapa Kek?" tanya seorang pemuda, pada seseorang di sebelah kanannya yang saat ini sedang memegang secangkir teh

"Namanya Aldito Fardiansyah, lagi dekat sama cucuku sekitaran 1 tahun yang lalu" jawab pria yang di panggil 'Kek' itu setelah menyeruput teh yang berada di dalam cangkir

Seusai insiden tadi, Audisa langsung mengampiri Dito yang terlihat terkejut di depan pintu utama. Gadis itu bahkan tidak memperdulikan pelototan kaget Kakeknya dan malah sibuk mengurusi dan memberi penjelasan pada orang lain yaitu si Dito

Sempat berbincang sedikit dengan Kakek dan Jevin, Dito tiba-tiba mendapat panggilan telepon yang membuatnya harus pergi saat itu juga. Berat hati, Audisa pun mengantarkan kepergian lelaki itu. Tentunya bukan hanya Audisa sebenarnya, 2 pria lain juga ikut mengantarkan Dito tetapi secara diam-diam dan tak terlihat.

"Aku membiarkanmu mendekati cucuku untuk sebuah hubungan yang serius bukan main-main seperti tadi. Dasar kau bocah tengik!" ucap Yusuf kesal pada Jevin yang berada di sebelahnya. Sangking gemasnya, Yusuf sampai memukul kuat pantat Jevin akibat mengingat kejadiaan memalukan di sofa tadi.

My Arrogant Young BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang