Audisa menopang dagunya dengan malas, saat dirinya merasa hanya menjadi kambing ompong sebab tak bersuara, dan harus terjebak di tengah Jevin dan Michelle yang malah asyik terlibat perbincangan seru sementara dirinya hanya diam saja di meja ini sembari memandang sekitar.
Ia sebenarnya sudah bosan dan entah kenapa mulai mengantuk. Mereka bertiga sudah duduk di meja restoran ini selama hampir 1 jam, dan hanya pesanan Audisa yang habis, licin, dan kinclong. Sementara itu Jevin yang memesan segelas kopi dan Michelle hanya mengaduk-aduk makanan nya saja tanpa niat untuk dimakan.
"Jev.." bisik Audisa pelan, bergerak sedikit mendekati tubuh lelaki itu
"Ya?"
"Pulang yuk, aku ngantuk" ujar gadis itu dengan wajah memelas, ia bahkan sengaja menguap lebar-lebar di hadapan lelaki tampan itu, agar merasa iba dan mereka bisa segera pulang
"Masih jam setengah sepuluh Dis, masa udah ngantuk?"
"Ya kan..."
"Apa?" tanya Jevin gemas, dan dengan sengaja ia memajukan wajahnya ke hadapan Audisa, menatap kedua bola mata coklat itu lekat hingga membuat pipi Audisa bersemu kemerahan
"Intinya aku ngantuk. Mau pulangggg!!!!!" rengek Audisa spontan saat sudah berhasil mengendalikan dirinya dari pesona wajah tampan Jevin. Dengan kasar, ia menguncang-guncang lengan berotot Jevin dan menarik pria itu agar segera pergi mengikutinya sekarang juga
Dengan langkah panjang, Audisa terus menyeret Jevin menuju pintu keluar pusat perbelanjaan ini. Audisa sadar banyak pasang mata yang menyaksikan adegan over lebay yang sedang ia lakoni dengan Jevin sekarang. Namun, ia sudah tidak peduli lagi. Bahkan suara teriakan Michelle yang berlari di belakang dan menyusul mereka, sudah dianggap masa bodo oleh Audisa.
"Kak, Michelle minta tungguin tuh!" pinta Jevin yang masih setia mengikuti setiap langkah kemana Audisa akan membawanya. Bahkan ia menyeringai kesenangan, karena sampai saat ini gadisnya itu tidak melepaskan pegangan tangannya dari lengan yang ia tarik sedari tadi. Itu adalah lengannya, lengan seorang Jevin Julian yang mendamba di sentuh bidadari imut-imut seperti Audisa
"Masa bodo! Cepetan antar aku pulang! Kalian berdua pikir, aku ini kambing ompong tadi hah? Di ajak ngomong juga ndak!" seru Audisa murka. Saat ini mereka sudah berada di luar, area tempat parkir. Dan gadis itu masih tetap terus menyeret Jevin untuk mengikuti kemana ia pergi
"Kamu cemburu?"
Deg!
Langkah Audisa tiba-tiba terhenti, begitu pula dengan Jevin. Pegangan tangan nya dari lengan Jevin pun terlepas.
Jeda beberapa saat, Audisa membalikkan tubuhnya. Memberanikan diri untuk menghadap lelaki itu
"Cemburu? Sama kamu? Kayak ndak ada hal yang lebih ndak penting aja!" cerocos gadis cantik itu, menunjuk wajah Jevin dengan jari telunjuknya
Senyuman di wajah Jevin pun hilang, tergantikan dengan wajah datarnya yang terlihat sungguh menakutkan.Tak ingin memperkeruh suasana, Audisa pun berbalik badan lagi dan berseru "Ayo pergi!" dengan bahu yang sedikit bergetar karena ketakutan ditatap seperti itu.
Baru satu langkah, tangannya tiba-tiba di tarik lagi hingga tubuhnya pun berbalik dan berhadapan lagi dengan wajah Jevin.
"Mau ap.."
Cup!
Ucapan Audisa terpotong, saat Jevin mencium tangan kanan Audisa, yang tadi gadis itu gunakan untuk menunjuk-nunjuk dirinya. Akibat perbuatan romantis yang Jevin lakukan secara tiba-tiba, jantung Audisa pun menjadi bertalu kencang dan ketar-ketir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Young Boy
RandomDia muda dan masih berusia 20 tahun. Famous, tampan, kaya, pintar, dan cerdas. Semua kesempurnaan itu ada di dalam dirinya. Kecuali 1 kekurangan nya, yaitu jadi sangat mesum terutama kepadaku! Perempuan yang diambang batas telat nikah berusia 28 t...