"Dasar bocah, baru segini udah nafsuan! Pembalasan dendamku masih panjang wahai Jevin Julian! Setelah pergi dengan seenak jidat, sekarang bilang kangen? Ewh!" batin Audisa lalu tersenyum penuh arti***
Tin tin
Baik Audisa maupun Jevin, yang saat ini saling bertatapan satu sama lain harus terkejut saat mendengar suara klakson mobil yang tiba-tiba melintas di sebelah mereka. Reflek, Jevin pun menjauhkan tubuhnya dari Audisa karena menyadari bahwa bunyi klakson itu ditujukan untuk mereka berdua.
"JANGAN MESUM WOY!"
Setelah meneriakan kalimat tersebut, mobil berwarna merah itu pun melaju kencang meninggalkan kedua sejoli ini di tepi jalan yang sepi.
"Udah ndak usah cemas begitu, tadi yang mobil merah itu si Jeni" ucap Audisa yang sok menebak isi pikiran Jevin. Lalu gadis itu pun merapatkan jas yang ia pakai tadi untuk menghalau angin malam nakal yang serasa menusuk kulitnya. Ia bahkan langsung melupakan apa yang terjadi antara ia dan Jevin tadi sebelum mobil Jeni datang menganggu
Pria itu pun memperhatikan Audisa secara seksama, heran juga mengapa gadis ini sifatnya sangat cepat sekali berubah-ubah dari yang tadi super agresif menjadi sangat acuh tak acuh sekarang.
"Ekhem, tapi tadi kita sudah sampai dimana ya?" Jevin mengerling nakal namun sama sekali tidak di gubris Audisa, bahkan saat tangan Jevin ingin menyentuh bahunya, gadis itu sudah menghalau terlebih dahulu dengan memukul sadis tangan Jevin.
"Cepat jalan! kalau ndak aku pulang aja lagi!"
"Galak banget sih nih cewek!" sembari menahan senyumnya, Jevin kembali menjalankan mobil sesuai perintah Audisa
"Untungnya aku sayang banget sama kamu, iya kamu Kak..." lanjutnya lalu terkekeh geli
"Yang sopan dong, aku ini lebih tua dari pada kamu tau!"
"Iya deh, seneng banget sih yang jadi lebih tua daripada aku. Cuma beda 3 tahun juga" ujar Jevin yang tak henti-hentinya tebar pesona, berharap agar Audisa segera terperangkap di dalamnya. Lagipula, menggoda Audisa merupakan hal yang sangat menyenangkan baginya, dan ia bertekad untuk terus menggoda gadis itu seumur hidupnya
"Delapan tahun, D-E-L-A-P-A-N!" koreksi Audisa yang sudah sebal dengan tingkah pria disebelahnya
"28 tahun? Tapi wajah Kakak kok awet muda? Kayak masih 17 tahunan" gombal Jevin yang menurut Audisa gak banget namun ia sendiri malah berusaha mati-matian agar tidak tersipu
"Cepetan dong nyetirnya, aku ndak mau telat nih!" perintah gadis itu berusaha mengalihkan pembicaraan yang sudah sangat ngaur kemana-mana
"Walau masih 20 tahun, tapi banyak orang yang ngira kalo aku udah 25 tahun ke atas. Wajah aku boros, Kak Audisa awet muda. Kita serasi banget kan kak?" tanya Jevin dan ia berharap Audisa akan segera meledak karena dirinya telah mengabaikan perintahnya tadi. Ia akan sangat senang apabila hal itu terjadi
"Kamu cari mati ya?"
"Aku cari perhatian Kak Audisa tau!" jawab Jevin dengan nada yang sengaja dibuat-buat imut
"Wah beneran mau mati" murka Disa
"Sabar Dis, dia masih bocah" bisik gadis itu untuk dirinya, mencoba tenang, namun masih bisa didengar jelas oleh si tengil Jevin.
"Yaudah ayo check in, biar aku buktiin kalo Jevin udah gak bocah lagi hahaha!"
"Ya tuhan.." batin Audisa lemas, lalu segera mengalihkan pandangannya pada suasana malam yang terlihat ramai dari kaca mobil
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Young Boy
RandomDia muda dan masih berusia 20 tahun. Famous, tampan, kaya, pintar, dan cerdas. Semua kesempurnaan itu ada di dalam dirinya. Kecuali 1 kekurangan nya, yaitu jadi sangat mesum terutama kepadaku! Perempuan yang diambang batas telat nikah berusia 28 t...