Malam memang telah larut, namun hal itu tak membuat penghuni sebuah rumah besar dengan tiga lantai itu beranjak ke tempat tidur. Dua orang itu malah duduk tenang di ruang tengah lantai dua yang sangat luas. Ryuu dan Adler." Kenapa kamu menyuruhku berpakaian seperti Dragon?" tanya Adler tajam sembari melempar jaket yang tadi dikenakannya ke sembarang arah.
Ryuu tak menjawab, dia malah sibuk membaca berkas di tangannya.
" Kamu tahu kalau kamu bisa saja berada dalam bahaya karena ulahmu tadi?" cecar Adler, yang dibalas anggukan oleh Ryuu.
" Ryuuzaki..!" Adler mengerang, menyadari bocah itu tak peduli dengan perkataannya.
" Apa tujuanmu?"
Ryuu mendesah, sebelah tangannya mengacak rambutnya yang sedari tadi tersisir rapi.
" Kamu tahu? Mayat yang kugunakan untuk mengelabui anak buah Takahashi Jirou saat ledakan di Osaka, postur tubuhnya sama denganmu, ingat?"
Adler mengangguk, tentu saja dia ingat. Ryuu membawa mayat itu dan menyuruhnya agar mendandaninya seperti Dragon. Dan anehnya, saat Ryuu menyerahkan mayat itu, sudah ada tattoo yang mirip dengan milik Ryuu di tempat yang sama.
" Aku menggunakanmu untuk memancing kepanikan mereka. Kalau aku keluar dengan pakaianku yang biasanya, mereka akan menyangka kalau akulah yang meniru mata-mata itu, karena mereka tidak tahu ciri-cirinya yang asli. Kalau kamu yang keluar, mereka akan langsung percaya kalau kamu adalah yang asli dengan dugaan bahwa ada pihak yang menyembunyikan keberadaanmu." Ryuu menerangkan.
" Karena aku tidak mau repot-repot berkelahi hanya untuk beberapa lembar kertas, jadi aku menyuruhmu untuk mencari jalan aman. Mereka akan langsung ketakutan dan bergegas pergi, tanpa mau repot mengurusimu, dan kepanikan itulah yang kugunakan untuk menyelinap," lanjutnya.
" Dan kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan tanpa ketahuan dengan menjadi bodyguard mereka," simpul Adler.
" Tepat sekali, Senior." Ryuu menjentikkan jarinya, membuat Adler meloloskan dengusan sebal.
" Tapi, aku penasaran bagaimana kamu mendapatkan mayat saat di Osaka," ujar Adler tiba-tiba.
" Mayat itu tak punya keluarga, dan tanpa identitas. Aku mendapatkannya dari seorang temanku yang bekerja sebagai dokter bedah di daerah Kyoto." Ryuu menjelaskan, sebelah tangannya melonggarkan dasi yang dipakainya.
" Teman?"
" Ya. Dia murid kelas A di Bright Squad, namanya Yamada Hitomi. Dia juga yang membuatkan tattoo itu."
" Hei, kamu kan murid kelas khusus, bagaimana bisa kamu berkenalan dengan murid kelas A?" Adler mengerutkan kening, setahunya, murid kelas khusus sangat diawasi ketat dan tidak diizinkan untuk bergaul dengan kelas lain, karena identitas mereka dirahasiakan. Dan Ryuu termasuk salah satu dari mereka. Dulu, Adler pun juga seperti itu, karena dia juga menempati kelas khusus saat masuk akademi.
" Kamu tahu kalau aku berbeda dengan yang lain. Penyamaranku sangat sempurna, meskipun berada di lingkungan organisasi. Saat itu, Mr. Smith menyuruhku berlatih ilmu bela diri dengannya, aku masih di tahun pertama masuk akademi. Aku bilang padanya kalau aku adalah anak kerabat jauh Mr. Smith yang tengah berkunjung."
Adler menyimak cerita Ryuu.
" Dan dia percaya saja. Namun akhirnya dia tahu kalau aku murid kelas khusus, saat aku ikut rapat besar di squad. Aku mewakili Black Squad waktu itu, bersamamu dan Raymond, dan dia ada di perwakilan Squad 5."
Adler mengangguk-angguk paham. Ia mendongak menatap jam yang menggantung di dinding. Pukul 1 dini hari.
" Tidurlah, besok berangkat sekolah kan? Bukankah kamu mau jadi remaja normal seperti yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragon
ActionAku telah tersesat jauh dari jalan yang seharusnya. Dan aku putuskan untuk kembali. Mencoba mencari tujuan awal dan alasan mengapa aku ada di sini. Aku bukan lagi iblis seperti yang mereka katakan, namun aku hanyalah setan kecil yang mencoba mencapa...