Dua Puluh Empat

574 49 0
                                    


Miika menarik napas gusar sekali lagi. Matanya tak lepas memandangi halaman depan koran yang ada di genggamannya. Sedang bibirnya sejak tadi sudah bergumam menggerutu tak henti-henti.

" Siapa yang mengambil fotoku ini? Berani sekali dia."

Ia masih saja mengomel seraya membaca berita tentang kemunculan seseorang yang diduga sebagai Dragon, lengkap dengan foto dirinya yang bersimbah darah. Wajahnya dalam foto itu tidak terlihat karena tertutupi topi yang ia jadikan penutup saat ia tertidur. Yang terlihat jelas malah tattoo naga yang ada di leher kanannya. Itu pakaian yang ia kenakan kemarin. Dan ia yakin kalau orang yang mengambil gambar dirinya itu adalah salah seorang di antara empat pemuda yang menghampirinya.

" kamu juga tidak bisa lagi memakai motormu. Motormu itu juga masuk laman pencarian internet."

Suara Adler membuatnya menurunkan koran yang tengah dibacanya, lalu melemparkannya dengan kasar ke meja di depannya. Daniel hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saat melihat tingkah sepupunya itu.

" Ayolah Miika, uangmu kan banyak. Kamu bisa beli lagi yang lain kalau kamu tidak mau naik mobil."

Daniel mencoba menghibur Miika yang sekarang sudah memasang wajah betenya. Ia terkikik sesaat, ternyata sepupunya itu bisa kekanakan juga.

" Ya, sepertinya memang harus begitu."

Adler menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa dan menyelonjorkan kakinya.

" Tidak perlu memikirkan itu. Biar aku yang mengurus berita itu. Kamu pikirkan saja bagaimana caranya kamu menghadapai Jeanny."

Mendengar ucapan Adler, Miika tersenyum lebar. Membuat dua pria yang duduk bersamanya di ruang tamu rumahnya itu menatap gadis itu heran.

" Kamu sudah punya rencana?" tebak Daniel melihat raut muka Miika.

" Ya. Dia masih mengirimkan anak buahnya untuk mengikutiku. Mungkin aku bisa membuat perjanjian melalui dia."

" Hati-hati." Adler memperingatkan. Miika hanya mengangguk sebagai jawaban.

-_-_-_-_-

Miika menutup gerbang rumahnya dengan pelan. Berharap seseorang yang tengah mengawasi rumahnya dari jarak jauh mengetahui gerak-geriknya. Dia merapikan rambut palsu cokelat kemerahannya dan menghampiri Gean yang tengah bersandar di sisi mobil. Ya, dia berpura-pura pergi kencan dengan Gean untuk memancing penguntit itu agar mengikutinya. Awalnya Miika ragu saat akan meminta bantuan dari Gean, mengingat pemuda itu mengutarakan perasaannya pada Miika beberapa hari yang lalu. Tapi akhirnya keraguan itu hilang saat melihat sikap Gean yang masih seperti biasanya, seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara keduanya. Tapi, bukankah memang tidak ada apapun yang terjadi?

" Sudah menunggu lama?" sapa Miika pada laki-laki di depannya. Gean tersenyum lembut dan menggeleng. Dia berakting sebagai pacar yang manis sesuai permintaan temannya itu.

" Belum kok, ayo masuk." Gean membukakan pintu mobil untuk Miika, Mempersilahkan masuk.

" Kamu yakin melakukan ini? Bagaimana kalau dia menyerangmu? Lalu lukamu, apa sudah sembuh?" tanya Gean beruntun saat ia mulai melajukan mobil, raut wajahnya cemas menatap Miika.

" Tenang saja, nanti kita kan berada di tempat ramai, dia tidak mungkin menyerangku. Dan, lukaku sudah baik-baik saja kok." Mika tersenyum menenangkan.

" Dia mengikuti kita," ujar Gean mengalihkan pembicaraan, ia mengawasi mobil di belakang mereka lewat spion tengah. Miika menoleh ke belakang sekilas untuk memastikan. Ia tersenyum tipis.

" Kita ke mall ya, Ge?"

" Oke." Gean menyahut pendek, ia sibuk menatap jalanan di depannya.

" Sebenarnya apa yang kamu rencanakan?" tanya Gean beberapa saat kemudian.

DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang