This chapter is belong to all my beloved readers and followers! Anyway, ini udah hampir sebulan Clara tinggal di Jerman. Jadi kita langsung aja yapps!
Happy reading and Enjoy this chapter!
Hope you all like it, okay just give it a shot!
------------------------------------------------------------------
~ Author's POV~
Clara semakin betah tinggal di Jerman. Dia sudah memiliki banyak teman dan seorang sahabat, namanya Julie. Banyak yang terjadi anatara hampir sebulan ini. Clara juga merasakan suka, love at first sight pada Devon. Clara selama ini hanya menangkis perasaan itu. Dia ngga mau fall in love ke Devon Ashcrewz yang berandal (tapi baik). Tapi keadaan dan kondisi yang dirasakannya lambat laun membuatnya pelan-pelan menerima rasa sukanya kepada Devon tanpa menghindar lagi. Beberapa kali Clara mau menyatakan perasaan sukanya ke Devon, cuma dia selalu merasa ngga ada waktu yang pas sehingga tiap kali mau ngomong ftf (face to face) selalu gagal terus. Sampai Clara sadar bahwa semua telah terlambat. It's too late.
Devon mulai merubah kebiasaan kasarnya sejak dia ketemu Clara. Menurutnya, Clara menarik. Clara juga bukan tipe cewek penggosip yang suka bocorin rahasia orang. Entah kesambet apa, Devon merasa nyaman di samping Clara. Awalnya Devon menghindar dari rasa sukanya kepada Clara. Devon ngga mau suka sama cewek yang berantem dengannya di hari pertama Clara masuk Billboard High. Tapi keadaan dan kondisi yang dirasakannya lambat laun membuatnya menerima rasa sukannya kepada Clara tanpa menghindar lagi. Beberapa kali Devon mau menyatakan perasaan sukanya ke Clara, cuma dia selalu merasa ngga ada waktu yang pas jadi setiap kali mau ngomong ke Clara, Devon selalu gagal. Sampai Devon sadar bahwa semua telah terlambat. Tuntutan serta bully-an kejam yang diprovokasikan oleh Alicia dan didukung oleh teman sekelasnya terus mengganggunya. Devon sadar bahwa semua sudah terlambat dan waktu ngga bisa diputar balik lagi. It's too late.
Sayangnya, hingga saat ini, Clara & Devon ngga ada yang tau perasaan satu sama lain. Tuhan berkehendak lain.
~Clara's POV~
[ 3 WEEKS LATER ]
Ngggh...apa iya pagi ini gue mesti pergi sekolah hari ini? Gue gak tau kenapa ada rasa males yang nyelimutin gue. Dan 1 lagi, ada feeling gak enak dari gue melek pagi ini. Biasanya feeling gue itu pertanda kalo bakalan sial. Biasanya sih gitu. Nyawa gue gak bisa kekumpul even gue udah usaha mengumpulkannya (?). Yah, pokoknya gue lagi males. Just that! Oh iya, belakangan ini gue jadi sering berantem sama Alicia. Dan diwaktu yang bersamaan hubungan pertemanan gue sama Devon makin renggang. Gue gak tau ada apa. Surely, ada yang gue bingungin sampe saat ini. Sebenernya, gue heran... kenapa Devon di kelas kayak semacam di-bully gitu ya? Pokoknya kalo gak salah sehari abis Devon cerita tentang orang yang dia suka atau gebetan dia lah itu, besoknya dia di-bully. Baik sama temen yang cewek ataupun temen yang cowok. Gue emang gak ikut-ikutan nge-bully dia, tapi Alicia kerap kali nyuruh gue buat ikut nge-bully Devon. Ini yang gue bingungin. Sempet juga gue tanya alasan Alicia nyuruh gue ikutan nge-bully buat apa tapi dia cuman jawab "buat seru-seruan aja! Jarang loh, Clar ada anak cowok yang di-bully!" . Well, gue yakin itu bukan alesan sebenernya. Uurgh! my life isn't go well as i imagine.
Piip..Piip..one text message receive!
Siapa sih pagi-pagi sms orang?
From : Julie Hills
Morning Clara Aschrewz! Ready to go to school?
Hemm, Julie. Oh ya, lo lo pada pasti belom kenal Julie kan? Jadi dia itu sahabat gue di Jerman. Dan guess what?! Rumahnya cuma 2 blok dari rumah gue dan kita sering berangkat sekolah bareng. Julie anaknya baik. Rambutnya coklat dan suka di kepang. Selera humornya juga gede. Dia seneng banget benda-benda lucu semacam aksesori dan gaun. Kulitnya putih dan matanya biru. Dia satu-satunya temen yang baik banget. Dia gak pernah ngomporin gue buat ikut-ikutan nge-bully Devon (meski kadang dia ikutan nge-bully Devon sih). At all, dia temen gue yang paling gue senengin dan bakal jadi sahabat gue the one and only.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Say Goodbye
Genç KurguClara Jenkins, gadis SMA yang jago main gitar, cantik, tinggi, jenius tapi telmi, harus pindah ke Jerman meninggalkan kehidupan lamanya di Indonesia. Di Jerman dia kenal dengan Alicia yang 2 faces, Julie sahabat yang sangat baik pada Clara, dan Devo...