Chapter 6

1.2K 130 19
                                    



Laki-laki itu duduk di ayunan, sesekali kakinya mendorong kebelakang untuk mempercepat laju-nya. Wajahnya menampakkan kelelahan. Seharusnya laki-laki itu berada di tempat tidur, bukan disini.

Ada apa dengan Dustin? Batin ku.

"Kau menyedihkan Dustin..." Aku mendekatinya dan duduk di ayunan sebelahnya.

Dia mendongak lalu mendekatkan bibirnya ke bibirku, mengecupnya sekilas.
"Maafkan perlakuan ku tadi Megan." Sesalnya.

"Jujur saja aku kecewa padamu, Dove juga begitu." Desah ku.

"Aku tak bermaksud begitu tapi Dove sudah keterlaluan." Jadi dia masih tak terima di salahkan? Hmm.

"Kau sudah tau Dove tak menyukainya, apa kau tak bertanya kenapa Dove begitu benci pada Morly?" Tanya ku ketus.

"Aku tak mau menyelidiki orang yang aku percaya, biarlah seperti ini." Lagi-lagi jawaban itu.

Aku mendengus,"Kau bodoh Dustin! Dan bisa kau jelaskan mengapa aku harus menemanimu disini?"

Dustin menoleh padaku, matanya mengerling nakal.
"Entahlah, aku hanya ingin main ayunan saja. Sudikah Megan ku yang imut ini mendorong ayunan ku?" Mendengarnya menyebut diriku Imut sontak pipi ku memerah, ini bukan pertama kalinya Dustin menggodaku tapi sejak hamil aku memang suka memuji diriku di depan cermin, aku semakin cantik dari hari ke hari. Hihihi

"Lihaaattttt, pipi mu terbakar. Wajahmu lucu sekaliiiii." Dustin memekik girang, telunjuknya menekan-nekan pipi ku.

"Dustin hentikan! Kita seperti remaja saja." Kata ku tersipu malu.
Lalu aku berdiri di belakangnya sambil memegang tali kanan-kiri ayunan dan mendorongnya pelan.

"Huh, itu yang dari tadi ku mau."

Dustin cekikikan seperti anak kecil.
Aku hanya tersenyum geli, dia sedang melewati proses ngidam untuk anak kami.

Dustin yang lucu!


***

"Megaaaannnn, kau mendengarkan tidak?" Tanya nya sebal.

Aku memutar bola mata ku kesal.
" Astaga, aku mendengarnya Dustin! Habis ngemil petasan ya? Cerewet sekali!"

Kami sudah 30 menit seperti ini dia bercerita tak jelas dan aku diwajibkan untuk menjawabnya.

"Aku hanya ingin kau mendengarnya dengan baik, siapa tau kau ada saran!" Lihat! Dia sekarang memanyunkan bibirnya.

Dustin yang menyebalkan!

"Kalau kau ingin curhat mu di dengar , hubungi operator sana!"
Aku sudah mengantuk dan ingin mengakhiri pembicaraan Absurd kami, tak lupa aku menendang bokongnya juga sebagai ucapan selamat malam sebelum aku pergi.

Aku tertawa melihatnya terjungkal kebawah, sekejap aku melihat ia tersenyum licik dan bulu kuduk ku meremang. Benar saja, ia langsung berlari mengejar ku sekarang.

"Kyaaaaaaaaaaa." Aku menjerit saat Dustin menangkap ku dan menggendong ala bridal style lalu membawa tubuh kami berputar.
Tawa-nya seperti anak kecil mengingatkan ku masa-masa bodoh kami saat masih kuliah.

"Aku merindukan kita seperti ini, Megan." Bisik nya.
Ya, aku pun merindukan masa dimana tak ada perasaan terkutuk ini diantara kita.

Aku melumat bibirnya sebentar,"Tempat mu atau tempat ku?" Desah ku sengaja menggoda libido Dustin.

My Sugarplum  (Shimmer & Glitter)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz