BLURB

38.4K 1.7K 63
                                    

"Brengsek!"

Avram Hamit Tarhan, melempar berkas di tangannya  pada Abbas Necdet Sezer. Avram tampak tak peduli ketika berkas berharga itu berhamburan di lantai. Bahkan terinjak oleh kakinya sendiri.

Emosinya meledak setelah sekretarisnya, Donna, menyerahkan berkas sialan itu padanya. Avram tak akan berpikir dua kali untuk membakar berkas itu. Dia tak bisa menerima dengan mudah perusahaan itu membatalkan kontrak dengan sepihak dengan perusahaannya.

Semuanya dapat dibicarakan baik-baik. Atau setidaknya, Avram mendapatkan dua puluh persen saham mereka. Avram-lah yang membantu perusahaan itu maju. Bangkit dengan cepat dari keterpurukannya.

Bagaimana mungkin?

"Aku tak bisa menerima semua ini, Abbas," desis Avram dengan telapak tangan terkepal. Kemarahan tercetak jelas di manik matanya.

Abbas menatap Avram datar. "Jadi, apa yang ingin Anda lakukan sekarang?"

Avram mengusap dagunya pelan. Kobaran api di matanya perlahan memudar. Tergantikan oleh kelicikan dengan seribu rencana yang berputar. Senyuman sinisnya seketika terlukis.

"Aku ingin kau melenyapkan mereka."

Abbas tidak terkejut, namun pria itu tetap mengajukan pertanyaan. "Anda yakin?"

"Kenapa tidak?" Avram memperbaiki letak jasnya dengan santai. "Aku ingin kau menghabisi keluarganya. Dan jangan ada satu pun yang tersisa."

Abbas mengangguk paham. "Saya akan melaksanakan perintah Anda--"

"Ayah!" Ucapan Abbas terputus ketika Kyran Necdet Sezer muncul di ambang pintu. Kyran menerobos masuk, tak menggubris kehadiran Avram yang tampak mengerikan. Kyran terbiasa melihat Avram dan itu bukanlah masalah baginya.

Lagi pula, Avram seringkali membelikannya mainan.

Avram mendekati Kyran sebelum Abbas mendekatinya. Avram menunduk, mengusap rambut Kyran dengan senyum di bibirnya. "Hei, Kyran. Kebetulan sekali kau di sini."

"Aku baru saja akan memberikanmu hadiah."

Kedua mata Kyran berkilat. "Wah benarkah?" pekiknya senang.

Avram mengangguk. Ia memerintahkan salah satu pengawalnya--yang bersetelan hitam--agar membawa kotak besar yang telah ia siapkan. Senyuman di bibirnya kian terlukis lebar melihat betapa bahagianya Kyran menerima mainan baru.

"Paman Avram baik sekali." Lengan kecil Kyran bergelanyut di leher Avram. "Terima kasih, Paman."

Avram terkekeh pelan. "Ayahmu baru saja menerima pekerjaan baru, Kyran. Dan hadiah dariku belum seberapa."

A/N : Dulunya ini draft cerita yang nggak saya rampungkan di Wattpad, daripada nganggur, mending diisi lagi sama cerita baru aja.❤

Karena LWM bentar lagi juga ending, dan nggak rela buat ngelepasin karakter cowok nyebelin kaya Romero. Jadi ambil Kyran aja, wkwk😂


Gimana? Kalian siap ketemu Kyran?


Sinful EnfireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang