Bab 7

9.9K 787 17
                                    

A/N : Part ini mengandung unsur eksplisit. Adegan dewasa yang digambarkan secara gamblang. Harap pembaca bijak dalam menanggapinya.

Adara begitu sempurna. Gadis itu seakan tidak memiliki cacat di tubuhnya sedikitpun. Kulitnya sehalus pualam ketika jemari Kyran turun menyentuhnya. Apa yang Kyran rasakan sebelumnya, apa yang kini terpampang di matanya, sesuai dengan bayangannya.

Jika Kyran membuat gadis itu disentuh oleh tangan kotor pengawalnya, mungkin dia bukan sekadar membunuhnya sekaligus, tapi Kyran akan mencabut satu per satu jemarinya kemudian menyiksa mereka hingga kehabisan darah. Gadis sialan itu adalah isterinya. Dia melemparkan Adara kepada mereka hanya karena ini...

Karena Adara harus meloloskan pakaiannya sekarang juga. Bagaimanapun caranya. Hasrat Kyran memaksa untuk dituntaskan. Adara telah berhasil membuat Kyran tersiksa semenjak apa yang dia lakukan. Gadis itu membuatnya bergairah. Di samping dia menyandang nama Ayahnya dan Kyran hanya membutuhkan gadis itu sebagai jalan baginya, namun gadis itu terlalu sayang untuk dilewatkan.

"Aku tak akan mengikatmu jika kau diam." Kyran melepaskan kancing kemejanya satu per satu. Ia melemparkan sembarang pakaiannya.

Ketika pandangan mereka bertemu, Adara memalingkan wajahnya dengan cepat, semburat merah di pipinya menyebar begitu banyak.

"Kau akan menyukainya, Adara." Kyran menunduk. Menarik dagu Adara dengan satu jemarinya lalu mencium bibir gadis itu perlahan.

Bibir itu terasa lebih manis ketika Adara tak memberontak. Kelembutannya membuai Kyran untuk terus mencecap lebih dalam. Kemudian menggigitnya perlahan hingga Adara membukanya. Kyran memanfaatkan kesempatan itu untuk memasukan lidahnya. Memaksa Adara bergumul meskipun gadis itu tampak kesulitan.

Napas Adara terdengar memburu. Kyran menurunkan ciumannya pada leher gadis itu. Sedangkan sebelah tangannya mulai bergerak mengusap dada Adara. Dirasakannya Adara tersentak. Ia menahan pergelangan tangan Kyran dan memprotes.

"Tidak," bisiknya parau. "Jangan..."

Kyran mengabaikannya. Ia memilin, mencubit dan menarik puncak payudaranya dengan pelan. Ciumannya mulai turun. Adara kian tersentak dan memprotes memberikan gelengan. Namun hal itu dibantah Kyran dengan sentuhannya yang lebih intens.

Kyran menenggelamkan puncak payudara Adara ke dalam mulutnya. Ia setengah menengadah dan membiarkan matanya bersitatap dengan Adara. Dengan tempo pelan, lidah pria itu bergerak memutarinya. Sesekali, Kyran kembali meremasnya secara bergantian dan kembali mencecapnya.

"Apa yang kaulakukan?"

Adara menahan kepalanya ketika Kyran melebarkan kedua kaki Adara. "Tidak, kau tak boleh melakukannya," bisik Adara tercekat. Napasnya kian memberat.

Kyran meraih jemari Adara. Ia kembali menahannya di sisi tubuhnya. Tanpa memperdulikan protes gadis itu, Kyran mulai mencecap apa yang dia inginkan. Dia meninggalkan jejaknya dan memberikan sesuatu yang belum pernah Adara rasakan.

Adara menggigit bibir bawahnya. Upaya gadis itu menunjukan penolakan selalu berakhir dengan godaan kuat dengan perasaan terlena di bawah sana. Kyran membuatnya kesakitan setengah mati sebelumnya. Tapi kali ini, Adara justeru menginginkan lebih banyak lagi.

"Ehmm." Adara menarik jemarinya. Menutup bibirnya dan tersentak merasakan jemari pria itu memaksa untuk memenuhinya. Ia merapatkan kakinya dan Kyran kembali membuka lebar. "Tidak," ujarnya tersendat.

Kyran mempercepat temponya. Hanya seperkian detik, Kyran menarik jemarinya dan tersenyum miring mendapati Adara nyaris mencapai puncaknya. Ia menunduk. Melumat bibir Adara untuk mengalihkan perhatian gadis itu.

Sinful EnfireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang