"Kane meninggalkanku, Avram."
Tangis Dahlia Sylvester pecah di pelukan Avram. Avram membalas pelukannya tanpa ekspresi. Di samping itu, Adara memerhatikan keduanya. Adara menelisik gerak-gerik Ayahnya yang tampak tenang.
Sedangkan perasaan Adara sendiri berkecamuk. Kabar kematian Kane Sylvester berhembus ke telinganya tadi pagi. Kane meninggal ditembak orang tak dikenal di kediamannya. Keadaannya cukup mengenaskan. Tidak ada sosok yang tertangkap di rekaman CCTV; Tidak ada ancaman kepada anak buah Kane yang berjaga dan tidak ada satupun dari mereka yang terluka.
"Adara sayang," Dahlia mendekatinya. Adara nyaris memundurkan langkahnya andai dia tidak memiliki kesadaran.
Menatap air mata Dahlia yang terus berurai. Menusuk dada Adara berkali-kali. Adara tak bisa menghilangkan rasa bersalahnya. Rasa marahnya pada dirinya sendiri karena sekarang dia dan Ayahnya, Adara tidak jauh berbeda dengan pria itu. Adara adalah pembunuh. Dia yang membuat awal kekacauan ini terjadi.
Kane Sylvester tidak berdosa. Tapi Adara memanipulasi semuanya hingga pria itu harus menanggung kepahitannya. Adara menghalau kehancurannya sendiri dan menumpahkannya pada keluarga Sylvester.
Ketika tatapan bersahabat Dahlia masih ditujukan padanya. Adara tak pantas menerima semua itu. Air matanya menggenang di pelupuk mata. Dahlia mungkin berpikir Adara merasa kehilangan Kane. Namun, rasa kehilangannya terhadap Kane diimbangi oleh penyesalan yang menggerogotinya. Adara tak bisa berkata. Maka air matanya terjatuh menangisi kebodohannya.
"Maafkan Kane, karena dia meninggalkanmu sedangkan kalian akan bertunangan." Dahlia terisak. Ia menggelengkan kepalanya. "Aku juga tak bisa mencegahnya. Kane memilih bersama Ayahnya sekarang. Aku... aku sendirian, Adara. Aku..."
Adara meraih jemari Dahlia. "Kane bahagia sekarang. Anda tidak perlu bersedih. Kane akan bersedih jika Anda bersedih," lirihnya pahit.
"Adara." Suara Avram mengintrupsi. "Ms. Sylvester harus beristirahat. Sebaiknya kita pulang."
Rengkuhan Dahlia terabaikan. Adara meninggalkan senyumannya bagi wanita itu. "Aku turut berduka cita atas kehilanganmu, Ms. Sylvester."
Dahlia mengangguk. Pandangannya tertuju pada Avram. "Pertunangan Adara ... bagaimana?"
Avram menghembuskan napasnya. "Aku tak bermaksud menyakitimu, Dahlia. Adara memiliki pilihannya sendiri."
"....jika kau tak keberatan, acara Kane dan Adara akan digantikan."
Adara mendengar percakapan itu samar-samar sebelum langkah kakinya meninggalkan kediaman Kane. Ia mematung di depan. Memandang beberapa wartawan yang mengerubungi pekarangan mansion. Beberapa di antara mereka ada yang menatapnya, namun tampak tidak begitu peduli.
Berita tentang Kane Sylvester selalu diliput. Apa pun yang pria itu lakukan semasa hidupnya. Termasuk kisah percintaan pria itu dengan berbagai wanita. Kecuali Adara. Kane diberitakan akan bertunangan dengan anak seorang konglomerat. Tapi nama Adara tidak terseret dan dia tidak terlalu dikenal. Mengingat Ayahnya begitu melindungi Adara dari sorotan manapun. Bahkan mereka mungkin tak tahu bahwa Avram Hamit Tarhan memiliki anak perempuan dari simpanannya, Kataleya Ivanovich.
Adara memundurkan langkahnya ketika sebuah ferrrari berwarna merah berhenti. Ia mengusap lengannya melihat Kyran turun. Ketakutannya kembali menghampiri.
"Masuk," perintah Kyran setengah menggeram.
Adara menggeleng. Ia tak berani menatap pria itu. "Aku akan pulang bersama Ayahku."
Kyran meraih lengan Adara. Kemudian menunduk dan berbisik tepat di telinganya. "Masuk, Adara."
Adara meringis. Walaupun terkesan biasa. Adara tahu Kyran bak berniat meremukan pergelangan tangannya. Setengah berat hati, gadis itu melangkah masuk ke dalam mobil. Bunyi kunci terdengar setelah Kyran masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinful Enfire
RomanceDILARANG KERAS MENJIPLAK KARYA TILLY D; MENGUTIP SEBAGIAN, MENYALIN, MENGAMBIL INSPIRASI PENUH, MENGGANTI JUDUL; NAMA TOKOH, ALUR. BAIK DISENGAJA MAUPUN TIDAK DISENGAJA. CERITA INI MEMILIKI HAK CIPTA. **** Peristiwa bertahun-tahun lalu membuat Kyran...