MGA 9: Rich Corporation

2.4K 83 1
                                    

*Last edited*

18 Januari 2017



Karin sedang berdiri di depan sebuah toko kue, bertuliskan Cherryl Pettiserie. Matanya melongok sedikit ke dalam, sebelum dia mendorong pintu kaca itu. Alih-alih bunyi lonceng yang dia dapatkan justru suara

Wellcome to Cherryl – mirip suara yang biasa dia dengar ketika ada pannggilan dari car call.

Dia berdiri mematung di depan etalase, di mana seorang wanita memandanginya dengan tatapan ramah. "Hallo, apa anda membutuhkan sesuatu?"

"Maaf, apa anda membutuhkan karyawan? Saya sering membuat kue dengan ibu saya dulu. Saya bisa membantu, seandainya anda butuh."tanya Karin.

"Sayang sekali, kami baru mempekerjakan karyawan baru minggu kemarin."jawab wanita itu tampak menyesal.

"Oh, Ok... terima kasih."

Keluar dari toko itu, Karin melihat-lihat deretan pertokoan di sekeliling. Memikirkan dimana lagi dia bisa mendapatkan pekerjaan. Matanya menangkap Porche kuning berplat aneh yang di lihatnya di bandara kemarin, parkir tak jauh dari deretan pertokoan ini.

Plat nomer mengkilat GB K4R1N terbaca olehnya, membuat gadis itu mendekat, dia melirik ke dalam mobil, tidak ada siapapun di sana. Karin akhirnya menuju ke sebuah kedai kopi outdoor yang terletak tak jauh dari mobil itu di parkir. Bukan apa-apa, dia cuma ingin tahu siapa pemilik mobil aneh ini. Well... bukan mobilnya yang aneh, hanya plat nya saja... yang kebetulan mirip dengan namanya. Dia mengeluarkan ponsel, berniat membagi kelucuan itu dengan Jessica di rumah.

Karin : Jess... coba tebak!!!

Sent, tak perlu menunggu lama sebelum pesan itu terkirim.

Jessica : Loe ketemu bule, jatuh cinta trus dia pengen main ke rumah.

Karin tergelak sendirian membaca balasan Jessica, dasar bule hunter!!!

Karin : Bukan dodol!! Gue nemu mobil yang kemarin kita liat di heathrow. Ni lagi gue tongkrongin.

Gadis itu mengedarkan pandangan ke sekeliling, sebelum mencuri satu jepretan gambar dengan hpnya. Dan mengirimkan pada Jessica.

Jessica : Whoaaa... Kok tu mobil di mana-mana, kemarin pas gue nganterin loe stasiun kereta, tu mobil juga nangkring di depannya.

Membaca pesan itu sontak Karin menegakkan tubuhnya,

Karin : Demi apa loe!!!

Jessica : Suer deh! Eh bukan gue udah cerita sama loe.

Jadi mobil itu juga di stasiun. Karin seperti menemukan benang merah tentang siapa yang mengiriminya kertas tempo hari. Ponselnya berdenting lagi, tapi Karin mengabaikannya. Matanya menatap lekat pada mobil porche kuning itu.

Saat seorang gadis mendekati mobil itu, Karin langsung berdiri mendekat. Menatap gadis itu lekat, rambutnya coklat kemerahan. Dress selutut berwarna kuning gading membalut tubuhnya.

Kaca mata hitam membingkai wajahnya yang tirus. Mencoba mengingat di mana dia melihat gadis itu, tapi Karin menyerah bahkan sebelum berusaha. Dia tak pernah punya kenalan foreigner. Belum pernah berurusan juga dengan mereka.

Mungkin saja, kebetulan mobil itu waktu itu ada di stasiun kereta.

****

"Loe ketemu yang punya mobil?"tanya Jessica. Saat dia kembali ke rumah.

Karin mengangguk, dia melemparkan tubuhnya di sofa."Tapi gue belum pernah liat tu cewek, ga kenal juga. Mungkin cuma kebetulan kali."

"Mungkin juga sih, tapi masih aneh aja tu mobil muncul di mana-mana."Jessica tertegun,"oh iya... loe dapet kerjaannya?"

"Kagak, gue pikir gampang cari kerjaan di toko, ternyata susyah ye..."

"Lagian loe ngapain pakai kerja segala. Hidup loe kan di tanggung sama itu foundation"kata Jessica.

"Gue bosen di rumah."

"Bosen kan bisa jalan-jalan, jangan rumah-kampus, rumah-kampus kayak cewek nerd aja. Eh... ini tadi ada yang anter surat buat loe."

Karin mengangkat kepalanya, meraih amplop coklat yang di berikan Jessica. Tertulis pengirimnya Rich Foundation." "Dari yayasan yang kasih gue beasiswa."

"Kok mereka tahu alamat sini?"

"Gue yang kasih,"Karin nyengir, lupa bilang pada Jessica."Ga pa-pa kan? Abis mereka minta di cantumin alamat tinggal selama di London."

"Ga apa-apalah, itu Rich perusahaan terkenal di sini, ga di sini doang sih, di banyak negara juga. Jaringan hotelnya banyak, ini perumahan kan juga mereka pengembangnya."cerocos Jessica.

Karin ternganga, bukan karena cerocosan gadis itu tentang Rich Corporation,"Wah, kok gue dapet undangan interview."

Dalam sekejab, surat itu berpindah tangan ke Jessica,"Wow!! kok mereka tahu. Loe lagi cari kerja. Loe emang punya kenalan orang di sana."

"Kagak, tau apa itu Rich aja, waktu gue udah terima pemberitahuan gue dapet beasiswa."

"Apa mereka mata-matain loe?"

Kening Karin mengkerut mendengar ucapan Jessica. Mata-matain buat apa, dia bukan criminal. Bukan pula potential agent.

"Tapi mata-matain loe buat apa ya?"tanya Jessica seolah baru sadar, kalau teman baiknya itu hanya seorang penulis amatiran.

"Gue datengan aja kali,"

"Besok gue anter,"

"Loe kan harus ke sekolah Sharon, dia bukannya mo tampil."

Bahu Jessica luruh,"Oh iya, lupa gue. Lha trus loe sama siapa dong?"

"Jess gue bisa sendiri kali, udah lama juga kan gue di sini. udah hafal jalan pulang."

"Well... oke deh! Tapi kalo ada apa-apa langsung telfon gue oke."

"Siap nyonya!!!"

My Guardian Angel - RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang