Tittle : You don't Know love
Cast : Aku, Kai
Genre : Sad Romance
Author : Miss APernahkah kau merasa sangat ingin memeluk seseorang?
Itu yang aku rasakan saat ini, dia tepat berada didepan ku. Wajahnya penuh luka, aku ingin menyentuhnya namun aku tak berani. Wajahnya yang putih pucat, darah mengalir dari sudut bibirnya. Aku sungguh tak tahan melihatnya, ingin rasanya aku saja yang menjadi dia.
Aku benar-benar menyayanginya. Tuhan tolong aku, apa yang harus ku lakukan? Air mata ku dengan sendirinya mengalir, aku menangis sejadi-jadinya melihat dia kesakitan dengan semua luka disekujur tubuhnya.
Ku beranikan diri untuk menyentuh wajahnya.
"Kaaa...i-ah.. apakah kau baik-baik saja?"
Kai hanya terdiam kesakitan.
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?" Ujar ku didalam hati.
Lorong yang sepi itu tiada satupun orang yang bisa aku minta pertolongan.
"Jebal!! Jebal!! Ku mohon... seseorang tolonglah aku!!!"
Dengan suara yang hampir putus asa, aku terus menangis.
Aku sudah tidak tahan lagi, ku peluk Kai dengan sangat erat. Air mata ku jatuh mengenai wajah Kai.
"Kai-ah.. ku mohon bertahanlah sebentar, seseorang pasti akan menolong kita"
Kai terlihat sudah tak sadarkan diri dan membuatku tambah khawatir. Hatiku hancur melihat Kai. Ini semua terjadi karena aku tidak mempercayai ucapan Kai, ia telah memberitahuku bahwa pacar ku itu sebenarnya seorang gangster.
"Maafkan aku Kai.. maafkan aku. Demi menolongku, kau harus mengalami hal ini. Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?"
Tiba-tiba tangan Kai menyentuh pipiku, mengusap air mataku.
"Berhentilah menangis.. aku tidak apa-apa. Kau tahu? Hal yang paling aku benci didunia ini adalah melihat kau menangis dan tersakiti"
Kata-kata Kai membuatku merasa sangat bersalah. Aku yang selalu mengabaikannya walaupun ia selalu berada disisiku apapun keadaanku. Aku sangat menyayanginya, namun hanya sebagai sahabat.
"Diamlah Kai, jangan berbicara lagi"
Tiba-tiba dari kejauhan terlihat sinar lampu. Aku segera berdiri, aku berusaha untuk menghentikan sebuah mobil yang akan melintasi lorong tersebut. Mobil itu pun berhenti dan kemudian membawa kami ke rumah sakit. Aku memegang erat tangan Kai, air mataku tanpa henti terus mengalir melihat Kai tidak sadarkan diri.
Sesampainya di rumah sakit, dengan cepat Kai diberikan pertolongan dan perawatan. Keadaan Kai kritis, Kai harus segera dioperasi. Aku sangat cemas mendengar hal itu. Orang tua Kai sedang berada diluar negeri dan aku tidak bisa menghubungi mereka. Kepalaku seperti akan pecah rasanya.
Kai pun dibawa ke ruang operasi. Dengan hati yang sangat cemas aku menunggu didepan ruang operasi. Aku terus menangis tanpa henti, menyesali perbuatanku yang tidak memperdulikankan perkataan Kai bahwa pacarku orang yang jahat dan seorang pemain wanita.
Dokter keluar dari ruang operasi.
"Operasinya berjalan lancar. Tetapi mungkin Kai akan kehilangan beberapa memori dalam hidupnya, kepalanya terbentur benda yang sangat keras. Untuk beberapa waktu Kai harus tetap menerima perawatan"
Aku tak percaya mendengar hal itu, aku terus menyalahkan diriku sendiri. Semua ini karena pacarku memukul kepala Kai dengan sangat keras.
Kai masih tak sadarkan diri