Title : Rambut
Author : puchanli
Cast : Sehun, Lee Renjin (OC) | Kai, Sulli
Length : Oneshoot
Genre : Comedy===
“Ganti warna saja, Hun. Aku bisa jamin, kau akan seperti aku nanti, banyak gadis yang akan mengejarmu,” pesan Jongin yang terus terngiang sejak seminggu yang lalu akhirnya berhasil membuat Sehun membulatkan keputusannya. “Kau itu tampan, Hun. Kau hanya perlu mengubah sedikit warna rambutmu.” Jongin menyapukan jemarinya di sela-sela rambutnya yang dicat merah.
Sehun harus akui bahwa dirinya memang tampan—bahkan dia pernah berpikir untuk mencintai orang yang mirip seperti dirinya jika ia terlahir sebagai perempuan. Tapi ia harus akui juga, bahwa dia selalu kalah bersaing bersama Jongin, temannya, dalam urusan asmara. Dibanding dengan anak itu, Sehun merasa dia menang telak dari segi penampilan. Dia jauh lebih bersinar daripada Jongin yang gelap, dan hidungnya pun tak kurang dari satu senti lebih mencuat dari milik Jongin. Kurang romantis? Tidak, Sehun telah menobatkan dirinya sebagai pria paling romantis di dunia setelah berhasil membuat kakaknya tersipu di sebuah pesta dansa.
Oh Sehun adalah lelaki yang sempurna, tapi masih sendiri sampai sekarang.
Dan pagi ini dia mencoba untuk mengubah nasib buruknya —atau sesuatu yang Sehun anggap sebagai kutukan.
“Sehun, kemarilah!” suara nyaring Mama Oh berhasil membuat Sehun memencet tombol pause pada joystick-nya. “Tolong belikan eomma aspirin di apotik! Kemari dan bawa uangnya!”
Sehun mendengus keras-keras. Hari Minggu adalah satu-satunya hari untuk membebaskan segala belenggu pekerjaan yang mengikat selama seminggu, termasuk pula tugas sehari-hari. “Eomma, aku sedang sibuk! Lagipula ini masih pukul satu siang, cuaca di luar pasti panas—”
“Ambil uangnya atau uang sakumu akan ditahan selama sebulan!”
Akhirnya Sehun bangkit dengan menggerutu, seolah sedang merapal mantra. Dengan langkah kaki malas ia menuruni tangga untuk menuju kamar ibunya.
“Beli dua tablet asp—,” Mama Oh berbalik ketika pintu kamar terbuka. “Sehun, ada apa dengan rambutmu?!” Ia menangkap pemandangan asing dari penampilan anak bungsunya.
“Jangan khawatir, Eomma,” Sehun meraih beberapa lembar uang di atas meja rias ibunya kemudian merapikan kembali jambul-nya di depan cermin. “Sebentar lagi kutukan kesendirian yang mengikatku akan hilang.” Sehun keluar dengan meninggalkan kebingungan di raut muka ibunya.
Sehun melangkahkan kakinya menuju apotik terdekat. Para pejalan kaki yang kebetulan melintas di jalan yang sama dengan Sehun tak segan-segan memutar kepalanya untuk mengamati penampilan remaja itu. Berpasang-pasang mata yang ditemuinya selalu mendaratkan pandangan padanya, membuat seulas seringai terbentang di bibirnya yang mungil. Sehun nyaris bisa merasakan atmosfir ketika ia masuk kelas dan disambut oleh banyak gadis dengan sanjungan, ‘Sehun kau tampan sekali, membuat jantungku berdetak tak karuan.’
Sesampainya di apotik, Sehun menampatkan dirinya di ruang tunggu. Petugas apotik tersebut masih tampak sibuk melayani pengunjung lainnya. Ia meraih handphone-nya hanya untuk memeriksa kembali model dan warna rambutnya pada layarnya. Dia tersenyum puas.
“Yaa!”
Sehun memutar kepalanya ke kiri dan mendapati seorang anak kecil berbadan gemuk bermata sipit duduk di sebelahnya. Anak lelaki yang kira-kira berumur 5 tahun itu mengamati Sehun dari atas sampai bawah dengan curiga.
“Yaa, ada apa?” Sehun menyilangkan lengannya.
“Apa kau pemeran Naruto?” ia membenarkan posisi tas ransel yang menggantung di punggungnya. “Kau pasti pemeran Naruto. Coba tunjukkan jurus Kagebunshin no Jutsu-mu!” (Kagebunshin no Jutsu = jurus seribu bayangan)