6

80 13 0
                                    

Sekejab, kami sudah berada di tempat penyimpanan senjata, "Dimana ketua?" tanya Smith pada kami, "Mungkin sebentar lagi akan datang" jawab Hana santai. 'Sreek' lalu pintu rahasia terbuka, "Hai, anak-anak, sudah menungguku? Maaf aku terlambat" kata ketua dengan senyum khas nya, "Aku harus menyiapkan ini terlebih dahulu" katanya sambil menunjukkan mantelnya yang berwarna biru tua, "Wauw, apakah ini sama dengan mantel kita?" tanya Steve, "Ya ini sama, bedanya warna nya lebih tua miliiku, aku membuatnya sendiri, dan ini tidak berhubungan dengan mantel lain seperti milik kalian," "Kau membuatnya sendiri?" tanya Frank sedikit heran "Kuliah di Tekno-elektrik membuat ku bisa membuat ini, bahan mantel ini pun sama dengan milik kalian" jawabnya dengan mengambil botol-botol semprot. "Baik lah tidak usah berlama-lama mari kita bahas strateginya" jawabnya sambil berjalan menuju meja bundar yang disekelilingnya terdapat 6 kursi.

Lalu sebentar saja kami sudah duduk melingkar, di meja sudah terdapat hologram hologram tentang monster itu, "Hari ini kita akan memburu mosnter tersebut, menurut buku ini 1 hari hanya akan muncul 12 Clerk, aku pun tidak tahu mengapa" kata Ketua, "Mungkin mereka kehabisan stok monster di pasar," kata Smith yang langsung membuat kami tertawa kecil. "Bagaimana cara agar monster itu keluar?" tanya Steve yang membuyarkan suasana. "Begini, setiap hari akan ada monster yang berjaga disini satu, lalu ketika mereka mati akan ada 2 datang, mati datang 3, mati datang 4, yang terakhir datang 2, mereka ibarat boss disetiap level game. Salah satu dari kalian harus memancing agar monster itu mendekati kita" jawab Ketua tegas.

"Bagaimana cara membunuh mereka? Apakah yang dibuku sama dengan mimpi Scar?" tanya Hana. "Oh, di buku tidak ada. Jelaskan bagaimana caramu membunuh mereka di mimpi Scar?" tanya Ketua dengan penasaran. "Begini, di mimpi, aku menembak kedua mata dan nomor di perutnya, lalu, 'Bum', dia meledak dengan diiringi kedua temannya yang langsung membunuhku dari belakang" jawabku. "Hmm, cara itu sama dengan yang dibuku, mari kita coba" jawab ketua sambil mengedipkan mata.

"Oke, aku yang akan jadi umpan" kata Smith sambil mengangkat tangan. "Apakah kau tidak apa-apa Smith?" tanya Hana "Tenang mereka hanyalah makhluk yang lemah, dan aku percaya temanku akan datang menyelamatkanku" jawab Smith "Baiklah kawan" kata Steve yang tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak kiri Smith.

"Baiiik, jadi semua dengarkan" kata Ketua sambil sedikit berteriak. "Jadi nanti Smith akan menjadi umpan, aku akan berada di sisi utara, menunggu makhluk itu datang lalu menembaki nya" katanya sambil menunjuk daerah di hologram pada meja. Lalu Hana dan Scar berada di Barat Daya, Frank dan Steve di Tenggara, apakah kalian paham?!" "Siap pak!" kata kami bersamaan. "Baik, pakai mantel kalian, ambil senjata secukupnya, dan kita siap berperang, nasib penduduk kota ini berada di tangan kita!. Dan ingat kita harus berusaha agar monster-monster itu tidak mendekati tenda penduduk!" kami pun bergegas memakai mantel kami dan kami mengambil 2 botol semprot untuk jaga-jaga.

Lalu ketua mendekati Smith, "Nanti saat disana lepas mantelmu, dan ke posisi yang sudah kuatur tadi" "Baik ketua" jawab Smith sambil agak tersenyum "Apakah kau gugup?" tanya Ketua lagi "Tidak ketua" jawab Smith lagi "Tenang saja, kau mempunyai teman-teman yang hebat" kata Ketua sambil mengacungkan jempolnya. "Baiik semuanya, apakah kalian sudah selesai?" tanyanya dengan suara sedikit kencang. "Kita selalu siap" jawab Steve dengan tersenyum. "Baik mari kita keluar" kata Ketua sambil berjalan menuju pintu keluar di rumah itu.

Saat aku keluar dari pintu, aku merasakan ada sensasi ketegangan disitu, seperti pemain sepak bola yang akan melakukan pertandingan final. Wauw, ini sangat luar biasa. "Ingat, tembak mata kanan, tembak mata kiri, tembak nomor, maka dia akan hancur dan tetap siaga karena temannya akan datang" kata Ketua pada kami. "Oh iya, aku lupa menyampaikan satu hal yang sangat penting" kata Ketua, "Apa itu?" kataku, "Walaupun dia tidak melihat kita, tapi suara kita bisa didengar" katanya "Baiklah" kata kami bersamaan. Kemudian, kami sudah siap di posisi kami.

CONTINUE TO PART 7....

DON'T FORGET TO COMMENT & VOTE :)



DomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang