"Ini!.. Tempat rahasia itu!" kata Steve. "GRAAA!!" makhluk itu lalu berada di belakang. "Mereka tidak pantang menyerah rupanya" kata Frank yang langsung mengeluarkan pistol. "Cepat tutup pintunya!" kata ketua sembari kami semua masuk ke dalam nya. 'Gruung' pintu ditutup, 'Cting!' "Graaaaa!" kami mendengar suara makhluk itu dari dalam, sepertinya ia menabrak pintu itu.
"Dia sudah menyerah rupanya" kata Steve yang langsung melepas telinganya dari pintu itu. "Baik mari kita lanjutkan perjalanan ini" kata Ketua. Dalam perjalanan Ketua lalu teringat sesuatu "Tunggu" katanya dengan mengarahkan 5 jari nya ke kami, seperti orang sedang menyetop."Hana, apakah kau sudah membaca halaman berikutnya dari buku itu?."
Hana langsung membuka buku itu dan membacanya "Aku belum membacanya, ini dia '8 KALIMAT DI ATAS TAK BERGUNA , HANYA BUTUH ANGKA UNTUK MEMBUKA , MAKANAN ADALAH KUNCINYA'" "Ooh, jadi sebenarnya tempat rahasia ini tersambung dengan ruang makanan" kataku "Dan makanan adalah kuncinya itu ruang makanan" Steve melanjutkan.
"Coba kalau dari awal kau membaca nya, pasti sudah terbang kita" kata Frank. "Sudah, yang lalu adalah yang lalu, kita harus mengahdapi yang di depan" kata Ketua. Lalu kami tepat berada di dalam pesawat yang besar. "Wauw, ini besar sekali" kata Steve. "Apakah kita akan membawa semua orang dengan pesawat ini?" tanya Hana pada Ketua. "Hmm, mungkin makhluk-makhluk itu sudah menghancurkan semuanya diatas, yang kita harus lakukan adalah keluar dari sini secepatnya" Ketua menjawab.
Aku menyandarkan Smith di kursi "Kau tak apa?" tanya ku untuk kesekian kalinya. Ia hanya mengangguk lemas sambil menunujuk lututnya. Dan kulihat sepertinya lukanya semakin parah. "Hei Hana kemarilah" kataku pada Hana yang berada di sebelah kursi pilot atau di sebelah Ketua.
"Baiklah" kata Hana, "Tunggu. Aku pinjam buku itu" kata Ketua yang mencegah Hana. Dan ia pun mengeluarkan bukunya dari tas kecil nya dan memberikannya pada Ketua dan langsung berlari menuju arahku. "Bisa kau sembuhkan lututnya, agaknya semakin parah" kataku "Hmm, akan kucoba" kata Hana.
Aku pun berkeliling di pesawat besar itu. "Wauw, toiletnya eksklusif sekali" kata Frank padaku setelah ia keluar dari toilet di pesawat. Setelah berkeliling aku keluar sebentar, disana ada Steve, ia memandangi pesawat itu. Aku pun mendekatinya. "Akhirnya, setelah 10 hari kita akan keluar dari kubah ini" katanya. "Dan aku segera ingin tahu siapa yang menaruh kita disini" kataku padanya. Steve lalu tersenyum.
"Hei anak-anak, aku tahu caranya mengemudikan pesawat ini dan pesawat kecil itu" kata Ketua yang tiba-tiba keluar dari jendela pesawat dan menunjuk pesawat kecil di belakang kami. Kami pun masuk dan mendekati Ketua. "Baiklah, kita akan segera keluar dari sini" kata Ketua. "Kalian carilah tempat duduk, dan kencangkan sabuk pengaman. Panggil Hana, ia akan jadi ko-pilot ku" lanjutnya.
Kami pun berjalan kedalam memanggil Hana dan mencari tempat duduk, aku duduk disebelah Smith, Frank duduk bersama Steve, sedang Hana berada di sebelah Ketua. Dan kulihat kaki Smith sudah diperban. "Sudah enakan sekarang?" tanyaku padanya. "Ya, sudah luamayan" jawabnya dengan tersenyum. "Bersiaplah, mungkin kita akan dapat serangan" kata Ketua seperti seorang kapten kapan bajak laut.
'Grrrrrnnggg' lalu mesin pesawat menyala 'Gruuuung' lalu diikuti membukanya bagian atas tempat rahasia itu yang kulihat dari jendela. Cahaya pun masuk, dan kulihat di luar kubah cuaca buruk, ada petir, hujan, dan banyak sekali lubang-lubang kecil berwarna biru. "GRAAAAA!" serta diikuti suara-suara dari makhluk-makhluk itu, mereka berjejer banyak sekali dan sepertinya siap menyerang kami.
Pesawat kami pun terangkat, baru terangkat 1 meter, para clerk itu turun dan menyerang kami "GRAAAA" "GRAAAA!" mereka berada di atap pesawat kami, sangat banyak sekali, hingga akhirnya pesawat kami jatuh turun dan mesinnya mati, karena salah satu dari mereka masuk ke baling-baling pesawat. "Cepat keluar dari sini!!" ketua berteriak pada kami.
CONTINUE TO PART 14....
DON'T FORGET TO VOTE & COMMENT :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Dome
Fiksyen SainsDi sinilah tempat hidupku, di kota yang di kenal dengan sebutan "Isolated", dengan kubah yang menutupi seluruh kota kami dan jurang di sekeliling kota yang membuat kami kebingungan untuk keluar dari situ. Apakah kami bisa? Don't forget to Comment...