8

79 10 0
                                    

'Crakkk!!', "Tangan selesai" kata Hana. Aku kemudian membidik mata kiri makhluk itu, Smith menembak nomor. 'DHUARR!!' makhluk itu meledak berkeping-keping, nomornya hancur. "Yeaaahhh!!" kata kami bersorak gembira bersama. "Kerja bagus kalian, besok akan ada lagi, kita harus tetap siap" kata Ketua sambil mengepalkan tangannya ke atas. "Siap pak!" kata kami serempak. "Baik, saatnya pulang, sudah pukul 15.00" kataku.

Lalu kami pun pulang ke rumah, dan Ketua langsung ke rumah 'Ketua' nya. Akhirnya kami pun sampai di rumah, lalu Frank langsung mengambil bantal di kamarnya dan tidur tiduran di ruang tengah "Aahh, capeknya"keluhnya sambil mengusap keringat di dahinya yang menetes ke bawah. Hana ke dapur untuk membuat minuman.

Steve dan Smith membaca buku pemberian dari Ketua untuk dipecahkan sandinya "Jika 'Batang adalah keyboard' maka dimana mouse-nya?" tanya Smith kepada Steve sambil sedikit melucu. "Entahlah, tapi aku masih bingung dimana speaker nya". Aku pun teringat sesuatu, lalu kubuka pintu rahasia. "Hey, mau kemana kau?" tanya Hana yang sedang mengaduk minuman di cangkir "Oh, aku mau ke tempat ketua, aku ingat sesuatu" "Baiklah, hati-hati"

Ketika aku sampai, aku kebingungan "Kenapa sepi sekali" tanyaku pada diriku yang malamun. Lalu aku berpindah dari ruang tengah ke atas, ke atap. Disana sudah ada Ketua yang memandang langit-langit kubah yang mulai berlubang. "Fuuh, udara segar. Akhirnya dapat kurasakan kembali" katanya. "Ya, aku terakhir merasakannya 23 jam yang lalu" kataku.

"Ngomong-ngomong, apa yang membuatmu kemari?" tanyanya, "Emm, apakah kau tahu dimana orang tua ku?" tanya ku sambil sedikit tertunduk dan malu-malu. "Hmm, sebenarnya, mereka dibawa oleh 'mereka', ya, orang-orang yang menembaki kita dulu, dan aku tak tahu apa maksud dan tujuan mereka membawa kedua orang tua mu" jawabnya "Iya, aku pun masih tak mengerti apa tujuan mereka" jawabku singkat.

"Lalu apakah teman-temanmu sudah memecahkan sandinya, karena mungkin saat lubang itu berdiameter 10 m kita sudah bisa keluar, tapi mungkin" katanya sambil menunjuk lubang di langit dengan tangannya. "Aku tidak tahu" tanyaku sambil mengangkat bahu. "Baiklah aku akan pergi dulu, masih ada sesuatu yang belum kuselesaikan" katanya sambil meninggalkan ku "Berhati-hatilah" jawabku. "Jangan lupa besok temui aku pukul 8 di ruang senjata" katanya lagi.

Aku pun berdiri menepi, mengamati suasana dari tinggi. Melihat sekeliling membuatku teringat pada salah satu game bergenre open-world yang kumainkan saat sma dulu. Ah, masa-masa itu sungguh indah. Lalu bumi berguncang, "Oh turun lagi rupanya" kataku pada diriku sendiri. Lalu aku kembali ke rumahku. "Ada apa kau kesana?" tanya Frank yang berada dekat saat aku kembali "Umm, hanya sedikit pertanyaan" kataku sambil kukedipkan mata kananku.

Hari berlalu dengan cepat dan ini sudah malam. Ya, begitulah yang kami lakukan, selama 6 hari secara terus menerus, yaitu melawan makhluk-makhluk itu, membunuh, mengalahkan, dan membuka jalan sedikit sedikit bagi kita untuk membuka bagian atas kubah, sekarang sudah berdiameter 6 meter, dan kami pun masih sedikit kebingungan dengan sandi di buku itu. Kami pun terus berusaha.

Hari ke 7 datang, kubah sudah berdiameter 7,2 meter, kami tetap berusaha memecahkan sandi itu, kali ini dibantu oleh semua. Akhirnya kami pun tahu apa maksud dari 'MATAHARI TERBANGUN , 7 ADALAH KEPALA , 12 ADALAH TANGAN' maksudnya adalah saat pagi hari pukul 7 tepat, karena 7 adalah jarum pendek dan 12 adalah jarum panjang, dan itu menunjukkan pukul 7.00 di jam. Saatnya untuk kode selanjutnya.

CONTINUE TO PART 9....

DON'T FORGET TO COMMENT & VOTE :)


DomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang