"GRAAAAAA!" dia lalu menyemburkan cairannya, tidak ke kami tapi ke atas. 'Sraaaash' suara dari cairan itu saat memencar di angkasa, seperti hampir seperti air mancur yang diarahkan ke atas. Cairan itu menutupi kubah, seluruh kubah tertutup lagi, seperti saat pertama aku bangun, tapi kali ini berbeda. Dengan tanah kami yang sudah turun 50 cm dan kali ini lebih gelap sedikit karena terkena cairan makhluk tersebut.
'GRUUUUUUUNG' tanah kami bergemuruh, seperti gempa yang akan mengahancurkan pulau. "Lari" kata Steve padaku. "Aaaaaaaaaa!" teriak kami bersamaan saat makhluk itu bermaksud menginjak kami tapi tak kena. "Cepat, masuk ke dalam rumah!" kata Frank kencang saat menyalip kami, Hana dan Ketua mengikuti Frank berlari, kami pun ikut. "Cepat cepat, masuk!" kata Ketua didepan pintu menunggu aku yang berada di belakang sendiri.
"Akhirnya" katanya sambil menutup pintu saat aku masuk ke dalam. 'Cklek' Ketua mengunci pintu. "Scar, bantu aku" kata Steve sambil mendorong lemari besi. "Uuugh!" lemari besi itu kami dorong dan 'Blam!' jatuh didepan pintu. "Cepat, ke ruang rahasia!" kata Ketua. Kami berlari dan pintu sudah dibuka. "Sebentar!" teriakku. Aku berlari ke kamar dan menggendong Smith di pundakku.
"Ayo Smith kita akan pergi lagi" kataku padanya. Ia hanya mengangguk lemas. 'BLAAARR!!' "GRAAAA!!" rupanya makhluk itu berhasil mengancurkan tembok bagian depan rumah kami. "Grrrrr!" ia menggeram dan melihatku. Aku berlari lagi, dia mengikuti ku di belakang. "Cepat Scar!" teriak Steve padaku. Akhirnya aku berhasil masuk ke bawah, ke jalan rahasia. Ketua menutup dengan kencang. "Graaaa!" sayup-sayup masih terdengar suara makhluk itu dari dalam tanah.
Lalu suara itu hilang. "Haaah" kata Frank menghela nafas. "Baiklah anak-anak, kita harus ke ruang senjata untuk merancang strategi agar kita bisa ke ruang rahasia itu lagi" kata Ketua. Lalu kami lanjut berjalan. "Kau tak apa Smith?" kata Hana bertanya pada Smith yang ku gendong. Ia mengangguk pelan lagi.
Saat kami berada di tengah jalan yang membagi 4, tiba-tiba sesuatu terjadi. "GRAAAA!" 'BLAR!' makhluk itu menghancurkan pintu ke jalan rahasia itu dari belakang. Tapi makhluk ini lebih kecil dari yang tadi, sehingga ia cukup untuk masuk ke sini. "Apakah mereka berkembang biak?" tanya Frank "Mungkin" jawabku.
Lalu datang lagi, kali ini jalan dari ruang senjata "GRAAA!" "Apa? Ia berhasil masuk ke ruang senjata?" kata Ketua. 'BLAR' datang lagi dari rumah ketua. "Hmm, kurasa itu wajar, rumahmu tadi sudah hancur" kata Steve pada Ketua. Otomatis hanya ada 1 jalan "Cepat, ke ruang makanan!" kata Ketua.
Kami berlari lagi, makhluk itu mengejar di belakang kami. "Cepatlah, cepatlah" kata Hana sambil cepat cepat memasukkan sandi di dekat jalan itu, sementara ketiga clerk itu makin dekat. 'Ting' akhirnya terbuka. Kami cepat-cepat berlari lagi. "Hey apakah ini tidak aneh?" tanya Hana padaku saat berlari. "Lihatlah tempat ini hanya lorong lurus" "Tunggu saja sampai ujung sana, aku tak pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya" jawabku.
Lalu kami sampai di ujung, disitu ada pintu seperti brankas dan ada sandi nya. Lalu Hana memasukkan sandi lagi. "Hah?, Hah?" katanya kebingungan. "Kenapa Hana?" tanya Ketua. "Passwordnya tidak bisa" katanya sambil terus kebingungan.
Lalu aku mendekati pintu yangseperti brankas itu, "Jangan-jangan.." kataku yang langsung memasukkan passwordlain ke brankas itu. 'Tling!' "Wauw, password nya benar" kata Steve. Lalu akumembuka pintu itu "Seperti yang sudah keduga..."
CONTINUE TO PART 13....
DON'T FORGET TO COMMENT & VOTE :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dome
Fiksi IlmiahDi sinilah tempat hidupku, di kota yang di kenal dengan sebutan "Isolated", dengan kubah yang menutupi seluruh kota kami dan jurang di sekeliling kota yang membuat kami kebingungan untuk keluar dari situ. Apakah kami bisa? Don't forget to Comment...