Pengagum Rahasia

7.6K 617 196
                                    

Motor Ninja berwarna merah berhenti di pelataran parkir JimBARan Outdoor Lounge. Resto yang bernuansa cozy ini terletak di InterContinental Jakarta Midplaza Hotel, Sudirman. Sang pengendara terlihat gagah dengan setelan casual yang dikenakannya. Adam Alfarizi sengaja datang kemari untuk menunggu boneka kesayangannya – Radian Suryantara -- pulang dari meeting.

Baru jam 4 sore, tapi seluruh meja di bagian dalam resto ini telah ludes dipesan. Bahkan untuk sekedar duduk sebentar saja Fariz harus berurusan dengan teguran dari pramusaji. Dengan langkah malas, Fariz berjalan mengekor pramusaji ke arah luar menuju deretan gazebo yang tertata apik dengan hiasan air terjun mini dan juga kolam yang berhasil menambah kesan nyaman di sore ini.

"Bisakah saya pesan gazebo yang dekat dengan air terjun mini itu?" tanya Fariz pada pramusaji dengan seragam rapi di sampingnya.

"Anda dapat memesan seluruh gazebo ini kecuali yang satu itu, Pak." Jawab pramusaji dengan sopan seraya menunjuk gazebo yang diingkan Fariz. Ia tak bisa memesan tempat itu karena sudah ada yang memesannya lebih dulu.

"Yang benar saja. Memangnya sebegitu susahkah hanya untuk menikmati suasana di resto ini hingga kustomer harus memesan tempat yang diinginkan dari jauh-jauh hari." Cibir Fariz sarkastik karena mulai geram dengan aturan di resto ini.

"Maaf Pak, saya hanya menjalankan prosedur yang ada. Jika Bapak berkenan silahkan memilih gazebo yang Bapak inginkan!" Pramusaji itu masih menanggapi Fariz dengan ramah ditambah senyuman yang tak pernah absen dari bibirnya.

"Memangnya siapa yang sudah memesan tempat itu? Bila perlu saya akan membayar dua kali lipat untuk bisa duduk di tempat itu," seloroh Fariz. Belum sempat ia melanjutkan kata-katanya, kedua manik mata coklatnya menangkap sosok yang tak asing baginya. "Mandala Yogaswara..." lirihnya.

"Maaf Pak, anda tetap tidak bisa memesan tempat itu meski anda membayar berkali-kali lipat." Jawab pramusaji yang mulai gerah dengan sikap Fariz. Namun lelaki berdarah Arab itu malah berjalan menuju gazebo tempat Mandala berada.

Pramusaji itu mengikuti langkah Fariz dengan langkah lebar. Ia takut kalau Fariz akan nekat merebut tempat yang telah dipesan itu. Berkali-kali pramusaji itu mencoba memberi penjelasan kepada Fariz, namun lelaki itu tak menggubrisnya barang sedikitpun.

Mata Fariz hanya terfokus pada satu titik proyeksi. Satu titik yang berhasil membuat dadanya bergemuruh riuh. Satu titik yang selalu membuat dirinya merasakan dunianya berbeda. Satu titik yang berhasil membuatnya terlihat seperti orang bodoh. Mandala Yogaswara.

"Bang Mandala." Sapa Fariz saat jaraknya semakin dekat dengan gazebo dengan hiasan air terjun mini.

Mandala mengerutkan kening mencoba untuk mencocokan paras tampan Fariz dengan satu dari ribuan nama yang ada di dalam ingatan otaknya. "Adam..." sahut Mandala yang telah berhasil menemukan nama adik kelasnya waktu kuliah dulu. Fariz tersenyum lega, ternyata Mandala masih mengingatnya.

"Maaf Pak, anda tetap tidak bisa memesan tempat ini." Tegur pramusaji yang dari tadi menginterupsi langkah Fariz. Adik kelas Mandala itu ingin sekali menyumpal mulut pramusaji itu dengan kain bersih yang ada di atas meja gazebo.

"Oh... tidak masalah Mas. Saya mengenal Bapak ini kok. Biar Bapak ini gabung di meja saya." Sahut Mandala sopan kepada pramusaji itu sambil melipat lengan kemeja kerjanya hingga ke siku.

Fariz tersenyum senang. Ia tak menyangka kalau Mandala akan mempersilahkan dirinya untuk bergabung dengan meja yang telah dipesan pria yang kini sedang melepaskan dasi dan melonggarkan kancing kemejanya itu.

"Baiklah kalau begitu, saya kembali ke dalam dulu. Kalau Bapak memerlukan bantuan, silahkan panggil saya lagi." Pamit pramusaji itu.

Saat pramusaji itu pergi, Fariz beranjak duduk di kursi yang berhadapan dengan Mandala. Kakak kandung Ginan itu hanya tersenyum lembut ke arah teman lamanya – adik tingkatnya waktu duduk di bangku kuliah dulu. Fariz adalah teman satu angkatan Dira yang juga merangkap sebagai staff di Divisi Eksternal Himpunan Mahasiswa Relasi Publik yang diketuai Mandala.

Promise Me, I am the Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang