Pertemuan Kembali

9.1K 764 164
                                    

CSN-26, Kamar Ginan

"Mbu bangun woe, jangan ngebo mulu lu" teriak Mahesa di telinga kiri Ginan. Bukannya bangun, si lembu malah kembali menarik selimut dan menenggelamkan kepalanya di bawah bantal.

"Oke, gue hitung sampai 3 kalau lu nggak bangun juga, gue bakal seret lu ke kamar mandi"

"Jangan..." pekik Ginan. Ia terduduk dengan mata masih mengerjap perih dan otak masih setengah sadar. Di tepi ranjang, Mahesa sudah terpingkal-pingkal melihat kondisi Ginan yang masih acak-acakan itu.

"Good morning honey" sapa Mahesa sambil mencium kening Ginan.

"Nyet, ini jam berapa?"

"Masih jam 5 pagi" jawab Mahesa dengan tampang innocent-nya.

"Anjrit, lu bangunin gue jam 5 pagi? Pantesan gue masih ngerasa kurang tidur" protes Ginan yang kini telah kembali terbaring dengan nyaman di ranjangnya.

"Ginanjar Yogaswara, hari ini lu ada janji sama direktur Soedirapradja Group buat diskusiin projek desain interior kantor aliansi HS Corporation" decak Mahesa dengan nada tegas.

"Matilah gue lupa banget kalau hari ini bakal ada meeting sama tuh GM barengan sama lu juga. Nyet, gue lupa belum rapiin semua dokumennya" jawab Ginan kalang kabut.

"Sudah gue tata rapi di tas kerja lu. Dasar kebiasaan banget ya, kalau keasikan lembur sampai ketiduran di ruang kerja" cibir Mahesa. Mendengar cibiran Mahesa, pemuda yang masih terbalut selimut itu hanya menghela nafas lega sambil lanjut nyengir kuda.

"Makasih monyet gue tercinta" sahut Ginan sambil mencium pipi kanan Mahesa. Namun orang yang dicium malah mendesah malas.

"Sebagai imbalannya, lu harus bikinin gue sarapan yang enak" ujar Mahesa dengan tangan bersidekap di depan dada bidangnya.

"Siap 86..."

Itulah kegiatan Mahesa dan Ginan selama dua minggu ini. Mereka tinggal bertiga di CSN-26. Bertiga? Ya di apartemen itu ada Ginan, Mahesa dan si kucing syar'i 'Sakinah'.

Adalah Mahesa, sahabat yang setia untuk membangunkan Ginan agar tidak terlambat kerja. Kedua pemuda itu memang mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Mahesa adalah seorang eksekutif muda di perusahaan milik keluarga Hadiwidjaja. Dia sudah dilatih sejak remaja untuk menjadi penerus Ayahnya. Perusahaan Hadiwidjaja, bergerak di bidang eksportir tekstil. Dan sebentar lagi, perusahaan berkembang itu akan beraliansi dengan Soedirapradja Group untuk menguatkan daya saingnya di dunia.

Ginan sedang sibuk menyiapkan kantor barunya yang bergerak di bidang konsultan desain interior dan juga arsitektur landscape. Walaupun cukup sibuk, ia bersedia menerima tawaran Mahesa untuk mendesain kantor aliansinya.

Saat Ginan keluar dari kamar mandi, bibirnya menyunggingkan senyuman tipis melihat baju kerja yang sudah disiapkan Mahesa di atas tempat tidurnya.

"Coba dari awal gue cintanya sama lu nyet, hidup gue nggak bakalan seberantakan ini" batin Ginan sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

Setelah rapi, Ginan bergegas menuju dapur dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Mahesa. Untuk menghemat waktu, Ginan hanya membuat 2 porsi sandwitch isi telur mata sapi, segelas susu hangat untuknya serta segelas teh moca untuk Mahesa.

"Nyet, sarapannya sudah gue siapin nih. Ayo makan dulu" teriak Ginan sambil melepas apron motif kotak-kotak warna biru kesayangannya.

Meskipun Ginan punya jadwal kesibukan yang padat, dia tetap menyempatkan waktu untuk mengasah hobbi memasaknya. Dan bisa dipastikan Mahesa adalah orang yang selalu menjadi target pertama untuk menjadi cicipator - julukan dari Ginan untuk orang yang mencicipi masakannya.

Promise Me, I am the Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang