Setelah bel pergantian pelajaran terdengar, Reno, selaku ketua murid bertugas untuk menyimpan buku matematika di ruang guru. Karena Pak Bambang sakit, maka beliau tidak bisa datang ke sekolah untuk mengajar, tetapi masih memberikan tugas. Reno juga harus memberi tahu kelas lain mengenai hal itu. Tapi, sayangnya kelas yang harus dia datangi adalah kelas Celin. Tadinya Reno ingin menyuruh Fiko saja yang menyampaikannya, tapi, Fiko yang tadi mengantarnya ke ruang guru malah lebih dulu kembali ke kelas. Fiko bilang kalau dia ingin memastikan bahwa buku kimia miliknya tidak tertinggal di rumah, karena sekarang mereka harus mengumpulkan tugas yang diberikan minggu lalu.
Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada Reno, ketika cowok itu ingin melangkah menuju kelas Celin, dia melihat Rena keluar dari kelas itu, lantas Reno pun memanggilnya
"Hei, tunggu!" panggil Reno, setelah Rena melihat ke arahnya, dia bertanya, "Sekarang pelajaran Pak Bambang?"
"Iya, tapi Pak Bambang belum masuk, ini gue baru mau nyusulin ke ruang guru," jawab Rena.
"Gak usah," cegah Reno. "Pak Bambang sakit, tapi beliau tetap memberikan tugas dengan menyuruh kita untuk mengerjakan latihan soal halaman tujuh puluh dua, harus langsung dikumpulkan hari ini, simpan saja di meja Pak Bambang."
"Kelas lo udah semua?" tanya Rena.
"Udah, barusan gue sama Fiko dari ruang guru," jawab Reno.
Tak lama kemudian, Ibu Ros, guru kimia yang akan mengajar di kelas Reno lewat. Rena dan Reno memberikan salam kepada Ibu Ros. "Reno, kenapa kamu ada di sini?" tanya Ibu Ros.
"Saya sedang memberitahukan tugas dari Pak Bambang, Bu," jawab Reno sopan. "Barang-barangnya biar saya yang bawakan, Bu."
Ibu Ros menyerahkan beberapa buah buku yang dibawanya kepada Reno. Sebelum pergi, Reno tersenyum dan mengangguk kepada Rena. Rena membalas senyuman Reno, kemudian masuk ke kelasnya dan memberi tahu teman-temannya mengenai tugas matematika yang diberikan Pak Bambang itu.
Setelah Rena duduk di kursinya, Celin menghampiri Rena. "Reno yang kasih tau tugas ini, kan?" tanya Celin secara tiba-tiba.
Rena balik bertanya kepada Celin, "Reno siapa?"
"Gue lupa, lo anak baru, ya," jawab Celin sambil melipat kedua tangannya. "Sekadar info aja, Reno itu cowok most wanted di sekolah, dan dia adalah pacar gue." Setelah mengaku-ngaku pacar Reno, Celin kembali ke tempat duduknya. Sedangkan Rena merasa sedikit Ragu tentang apa yang baru saja Celin katakan.
***
Jam istirahat kedua, Rena dan Sally hanya membeli makan ringan di kantin, karena biasanya mereka selalu makan siang di rumah masing-masing. Ketika mereka akan pergi menuju kantin, Rena menyuruh Sally untuk pergi duluan saja, karena dirinya ingin ke toilet.
"Lo yakin gak mau gue temenin?" tanya Sally.
"Yakin, princess," jawab Rena. "Kalau misalkan lo udah selesai beli makanan, lo ke kelas duluan aja, gak usah tungguin gue." Sally mengangguk, kemudian dia pergi ke kantin.
Sesampainya di kantin, Sally bingung ingin membeli apa. Karena merasa sedikit lapar, akhirnya dia memutuskan untuk membeli roti cokelat. Sebuah tangan terulur ketika Sally ingin mengambil roti yang hanya tersisa satu buah itu, orang itu juga tampaknya ingin mengambil roti tersebut.
Sally dan orang itu saling bertatapan. "Ini buat lo aja, Ren," ujar Sally sambil menyodorkan roti yang ternyata lebih dulu dia ambil.
"Eh, gak apa-apa buat lo aja," jawab Reno.
"Beneran ... lo aja yang ambil, gue beli yang lain aja," ujar Sally lagi.
"Ini buat lo aja, biar gue yang beli makanan lain,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Feelings
Teen FictionSekarang kita bisa saja mengatakan kalau kita menyukainya. Besok, bisa jadi kita mengatakan kalau kita sudah tidak lagi menyukainya. Tidak ada yang tahu seberapa lama kita akan menyukai seseorang. Namun, seiring berjalannya waktu, kita pasti mengeta...