10. Gosip

29 5 0
                                    

Pagi-pagi sekali mood Rena sudah rusak, gosip mengenai dirinya dan Reno telah tersebar seantero SMA Pertiwi. Rena ingin sekali mencari tahu siapa orang yang telah menyebarkan gosip itu lalu mencabuti rambutnya satu persatu sampai botak. Rena takut berita itu sampai ke telinga kakaknya, atau bahkan orang tuanya. Tapi dibalik itu semua, ada rasa senang yang muncul di hatinya saat teman-temannya berpikir kalau ia dan Reno berpacaran.

Yang bisa Rena lakukan sekarang hanyalah merutuk dalam hati, meskipun dalam hati ia senang diberitakan berpacaran dengan Reno, tapi gosip yang beredar mengenai mereka sangat negatif. Emangnya gue cewek apaan, yang dengan senang hati mau dicium cowok. Pikirnya.

"Pagi adik-adik!" sapa Pak Alvin.

"Pagi, Paaak!" jawab murid-murid berbarengan. Kemudian ketua kelas memimpin mereka untuk berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.

"Jadi, BAB apa saja yang sudah Pak Bambang jelaskan kepada kalian?" tanya Pak Alvin seusai mereka berdoa. Murid-murid saling berlomba meyebutkan judul BAB yang sudah dibahas oleh Pak Bambang, kebanyakan murid perempuan yang sangat antusias bahkan ada yang sampai berteriak-teriak. Siswi-siswi itu ingin dicap sebagai murid teladan yang selalu memerhatikan materi dari gurunya.

Pak Alvin terkekeh melihat reaksi anak didiknya. "Wah, kalian semangat sekali, ya? Tapi saya tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang kalian sebutkan. Begini saja, salah satu dari kalian bisa kemari sebentar?"

Sebagian besar murid perempuan berdiri untuk menghampiri Pak Alvin dalam waktu bersamaan, lagi-lagi Pak Alvin terkekeh dibuatnya. "Kalau gitu Rena saja yang maju, sekalian bawa catatan matematikanya," ujarnya sambil melirik Rena.

Rena maju ke depan membuat teman-temannya iri. "Harusnya materi pelajaran udah disiapin sejak semalam!" bisik Rena. "Kakak bisa kan tanya aku di rumah?"

"Gue sebenernya udah siapin materi buat hari ini, Dek. Tanpa lo suruh juga gue udah lihat-lihat buku matematika punya lo pas lo tidur," jawab Alvin.

Pak Alvin adalah kakak kandung Rena. Oleh karena itu, saat mengetahui Alvin mengajar di sekolahnya, Rena sangat senang. Tetapi ketika hari pertama Alvin resmi bekerja di sekolahnya, kakanya itu bercanda dan mengatakan kalau dirinya tidak ingin orang lain tahu kalau mereka adalah kakak-beradik. Oleh karena itu, saat perkenalan kemarin Rena kesal bukan main.

"Terus ngapain dong Kakak panggil aku?"

"Sebenarnya gue mau konfirmasi sesuatu sama lo," ujar Alvin sambil membolak-balik buku matematika milih Rena. "Tadi pagi, waktu gue lagi jalan ke ruang guru, gue sempet denger anak-anak bilang lo dicium cowo yang namanya ... siapa ya, gue lupa? Kalau gak salah namanya Rano, deh."

"Itu gosip!" Tanpa sadar Rena memekik sampai teman-temannya mengerutkan dahi. "Lagian ngapain sih, Kakak bahas gosip itu? Sekarang waktunya Kakak ngajar, bukan ngegosip nggak jelas!"

"Gue kan penasaran, Dek. Yaudah, kalau gitu nanti pulang sekolah lo bareng gue. Tunggu gue di parkiran, oke?"

"Katanya nggak mau ada yang tau kalau aku ini adiknya Kakak!"

"Elah baperan banget sih lo, gue kan cuma bercanda, Dek!"

Rena langsung berbalik dan pergi ke bangkunya tanpa mengacuhkan Alvin. "Ren, tadi di depan Pak Alvin bicara apa sampai lo bilang kalau itu gosip, jadi apanya yang gosip?" tanya Tito yang duduk di sebelah Rena.

"Katanya kita seneng kalau dikasih banyak PR, kan itu hoax. Mana mungkin kita seneng dikasih PR banyak!" jawab Rena.

"Iya, untung aja lo jawab gitu. Tapi kenapa lo berani banget sama Pak Alvin? Pake teriak segala," bisik Tito lagi.

"Tolong kalian jangan mengobrol, kita akan mulai pelajarannya!"

***

Rena mengajak Sally pergi ke restoran cepat saji yang letaknya tak jauh dari sekolah. Rena pusing dengan semua gosip yang beredar tentang dirinya, nanti ia akan menemui Reno dan membereskan semuanya, lagipula ia sekarang mencurigai seseorang yang mungkin menyebarkannya.

Sebenarnya, saat jam istirahat semua murid tidak boleh pergi keluar area sekolah, itu dilakukan untuk meminimalkan siswa yang kabur. Walaupun sesungguhnya masih ada murid nakal yang nekat kabur melompati benteng sekolah. Tadi Rena dan Sally bilang kepada Pak Satpam kalau mereka ingin keluar untuk membeli pulpen, karena stok pulpen di koperasi sekolah sudah habis. Tentu saja ia membawa pulpen di saku rok seragamnya, untuk jaga-jaga jika nanti Pak Satpam meminta bukti.

"Ren, sekarang gue tau siapa orang yang udah nyebarin gosip tentang lo dan Reno," ujar Sally berapi-api.

"Siapa?"

"Celin. Barusan Tito kirim pesan, katanya dia denger Celin bicara sama temen-temennya kalau dia yang sebar gosip itu supaya akhirnya Reno menjauh dari elo, Ren."

Rena sudah bisa menebak kalau Celin pelakunya, tapi kenapa Celin sampai melakukan hal itu untuk menjauhkannya dengan Reno? Padahal seingat Rena, dirinya tidak begitu dekat dengan Reno.

"Ren, buruan makannya, sebentar lagi bel bunyi, nanti Pak Satpam curiga. Nanti kita bahas ini di kelas kalau waktu istirahat masih ada."

***

Sepulang sekolah, Reno sengaja buru-buru pergi ke parkiran dan menunggu Rena di sana. Rencananya hari ini ia akan mengajak cewek iti pulang bersama untuk mengorek informasi tentang Sally, Reno ingin mendekati Sally dan menanyakan kenapa dia berpura-pura tidak mengenal Reno.

Tapi, setibanya di parkiran, Reno melihat Rena dan Alvin. Yang membuat kening Reno berkerut dalam adalah, Rena merajuk kepada Alvi, dan Alvin malah terlihat cengengesan, berbeda saat sedang mengajar di kelas. Bahkan Alvin tertawa saat Rena memukul lengannya. Apa mereka sudah kenal lama? pikir Reno.

Tak lama kemudian Rena terlihat masuk ke dalam mobil Alvin, malah guru matematika itu membuka pintu untuk Rena. Reno terus memerhatikan mereka sampai mobil Alvin sudah tidak terlihat dari jangkauan matanya. Cowok itu merasa seperti ada yang mengganjal ketika melihat kedekatan mereka. Kenapa perasaan gue nggak keruan gini, sih? Padahal kan yang gue suka itu Sally, malaikat penolong gue. Bukannya Rena.




Pagiii, maaf yaa, kawan, aku baru update sekarang :') semoga kalian suka ceritanya :)


Our FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang