Reno terburu-buru, dia menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Untung gerbang sekolah belum ditutup, karena jika terlambat semenit saja, Pak Joko—satpam sekolah yang sangat disiplin itu tidak akan mengizinkannya masuk.
Setelah memarkirkan motor, Reno berjalan menuju ke kelasnya. Beberapa meter di depannya, dia melihat seorang siswi memakai jaket putih dengan bordiran warna pink yang bertuliskan Princess. Reno sangat yakin kalau cewek itu adalah orang yang tempo hari menolongnya. Lantas Reno mempercepat langkahnya, selain ingin melihat wajah Princess, dia juga ingin mengucapkan terima kasih atas bantuannya waktu itu. Sayang, Reno tidak berhasil mengejarnya karena cewek itu berlari, dia sedikit menyesal karena barusan tidak berlari saja. Tapi untunglah dia melihat cewek itu masuk ke kelasnya.
Cewek itu masuk ke dalam kelas Celin, Reno pun merasa sedikit ngeri, lantara dia membayangkan kalau dia adalah Celin. Tapi sesaat kemudian Reno kembali lega, Reno berpikir orang itu bukan Celin, toh, kalau dia Celin, dia pasti akan langsung menunjukkan wajahnya tanpa peduli dengan alerginya terhadap debu atau apapun. Dia juga pasti dengan senang hati mengantar Reno sampai ke rumahnya, bahkan Celin akan menawarkan diri menjadi perawat Reno.
Di dekat kelas Celin, Reno berhenti sejenak, memikirkan harus mencari tahu siapa orang itu, ataukah langsung masuk ke kelasnya. Reno tidak pernah sekalipun melirik kelas Celin, tapi karena rasa penasarannya yang terlampau besar akan sosok malaikat penolongnya, Reno memutuskan untuk mengintip dari jendela. Dilihatnya sekeliling kelas, dan voila, dia menemukannya. Jaket putih itu sudah disampirkan di sebuah kursi kosong, Reno tidak menemukan pemiliknya, dia melihat lagi sekeliling kelas itu, dan tiba-tiba, "Reno!" pekik Celin berdiri di depan jendela, Reno kaget sampai dia mundur dua langkah. Untung saja ada kaca yang memisahkan jarak mereka, jadi Reno bisa segera berlari ke kelasnya dan menyuruh teman-temannya untuk berjaga di depan pintu, supaya Celin tidak bisa masuk dan mengganggunya.
"Lo kenapa? Kayak lagi dikejar setan aja?" tanya Fiko ketika Reno datang.
"Gila, ini lebih serem dari setan," jawab Reno sambil bergidik lalu duduk di bangkunya.
"Siapa?"
"Si Celin lah, siapa lagi?"
"Alay, lo! Gue kira ada razia wajah ganteng, yang akan membuat kita kita nggak bisa lolos dari razia itu," ucap Fiko sangat dramatis.
Reno berdecak lalu menoyor kepala Fiko, kemudian dia berkata, "Elu yang alay, bukan gue, tapi," Reno tersenyum penuh arti, "bener yang lo bilang, kita nggak akan lolos kalau ada razia wajah ganteng."
"Ini baru temen gue." Fiko dan Reno tertawa sampai teman-temannya melihat ke arah mereka.
"Tapi, Fik, gue tadi liat Princess. Ternyata dia sekolah di sini juga," ujar Reno serius.
"Iya? Gue ngerasa banyak banget kebetulan yang terjadi kalau Princess beneran sekolah di sini, kayak di FTV yang sering ditonton adik gue,"
"Fik, nanti siang tolong cari tahu siapa Princess yang sebenarnya," pinta Reno tanpa menghiraukan ucapan Fiko sebelumnya.
"Lah, kok gue sih?" protes Fiko.
"Kan lo tahu sendiri, di sana ada Celin. Gue bukan takut sama dia, cuma gue males sama reaksinya yang berlebihan. Lo tahu sendiri, gue itu jauh dari kata sempurna, tapi dia bersikap seolah-olah gue adalah cowok yang pantas dipuja."
Fiko terbahak mendengar ucapan sahabatnya itu. "Elah, bahasa lu, Nyet. Iyaaa, nanti gue coba cari tahu, tapi lo nggak usah sok bijak kayak gitu, gue geli dengernya," ucap Fiko ketika menyadari bahwa Reno memandangnya heran sambil mengernyit.
***
Bel sudah terdengar di antero SMA Pertiwi, Reno menyuruh Fiko untuk cepat-cepat membereskan barang-barangnya, lalu pergi mencari tahu siapa Princess yang sebenarnya. Saat jam istirahat, Reno dan Fiko tidak pergi ke kantin seperti biasa, melainkan sibuk mengerjakan tugas yang luar biasa sulit dan harus dikumpulkan hari itu juga.
Fiko segera melesat keluar kelas dan melihat murid-murid yang baru saja keluar dari kelas Celin, sementara Reno tetap menunggu di kelasnya.
Fiko memerhatikan murid yang keluar dari kelas Celin, tapi dia tidak melihat cewek yang memakai jaket putih. Fiko merasa penasaran, apakah masih ada murid di dalam kelas itu, atau malah barusan Princess tidak memakai jaketnya. Ketika Fiko hendak melongok ke kelas itu, ada seseorang yang menabraknya sampai topi yang Fiko pegang terjatuh. Cowok itu langsung mengambil topi miliknya tanpa melihat orang yang telah bertabrakan dengannya. Ketika berjongkok, hal pertama yang dia lihat selain topinya adalah sepasang kaki jenjang menggunakan flatshoes berwarna abu. Fiko hampir bersorak ketika melihat cewek di hadapannya mengenakan jaket putih, lebih tepatnya menalikan jaket putih di pinggangnya.
Cewek itu terbengong melihat Fiko, dia tidak bergerak barang sedikit pun, sampai Fiko berkata, "Maaf, gue nggak sengaja," cewek itu hanya mengangguk dan Fiko pun kembali ke kelasnya untuk menemui Reno.
"Gimana, Fik? Lo udah tau siapa Princess?" tanya Reno antusias setelah Fiko kembali.
Fiko tersenyum sambil menaik-turunkan alisnya. "Gue udah tahu siapa Princess."
Hayooo... menurut teman-teman, yang pakai jaket putih itu siapa, sih? :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Feelings
Teen FictionSekarang kita bisa saja mengatakan kalau kita menyukainya. Besok, bisa jadi kita mengatakan kalau kita sudah tidak lagi menyukainya. Tidak ada yang tahu seberapa lama kita akan menyukai seseorang. Namun, seiring berjalannya waktu, kita pasti mengeta...