*Tania kini berada di sudah di dalam kelas pagi karena ada mata kuliah. Biasanya dia akan merasa semangat jika ada kelas. Tapi kali ini rasanya sangat berbeda. Alasannya karena Tania benar-benar memiliki mood yang buruk untuk pergi ke kampus. Kalian tau kenapa? Karena pagi tadi adalah keberangkatan Farel ke New York. Hah! Pria itu ternyata benar-benar meninggalkannya.
"Kenapa lo?" tanya suara perempuan berasal dari samping kanan yang membuat Tania menoleh ke sumber suara. Ketika pandangan keduanya bertemu, Tania menatap gadis berwajah manis yang memakai baju fanel, dan celana jin sobek-sobek. Gadis manis itu tengah menatap dirinya dengan posisi menopangkan kepalanya dengan kedua tangan. Tania mengerutkan dahinya bingung. Ia seperti kenal wajah itu. Aduh siapa ya dia? kok rasanya ngerasa gak asing sih!
"Wah parah lo ngelupain gue!" pekik perempuan itu menatap Tania dengan pandangan tak percaya. Sepertinya dia menyadari kebingungan Tania. Tania masih mengerutkan dahinya bingung, dia masih berfikir keras untuk mengingat siapa gadis di depannya ini.
"Ini gue, Fesya! Orang yang bantuin lo nyari kelas waktu lo baru pertama kali ke kampus," lanjut perempuan yang mengaku dirinya bernama Fesya dengan ekspesi tersakiti yang terlihat sangat lebay.
Tania menatap menatap gadis yang sekarang memiliki nama Fesya tersebut dengan lekat. kemudian matanya melotot ke Fesya karena ia mengingatnya sekarang. Tania langsung menjentikan jarinya tanda sudah ingat. "Ya Ampun, lo Fesyaaa... ! Sorry banget gue lupa! Gue gak bermaksud ngelupain elo! Maaf ya maaf! Gue emang punya ingatan yang buruk banget... " ujar Tania panik dan memandang tak enak kepada Fesya. Uh! Dia ingat sekarang siapa Fesya itu, dia itu adalah perempuan yang menolongnya pertama kali ketika ia datang di kampus. Gadis yang berbaik hati pergi mengantarnya ke kelas saat itu, gadis yang berbaik hati juga menawarkan pertemanan kepadanya di saat semua mahasiswa/i menatap mencela melihat keadaan fisiknya yang-cacat.
"Elah... tega lo sumpah, sakit hati gueee... !" Jerit Fesya alay. Tuyul! Temen gue gini amat ya?
"Tapi bukan salah lo juga sih bisa lupa sama gue, kita kan emang jarang ketemu. Terakhir lo ketemu gue aja sebelum lo pingsan di kelas," lanjut Fesya sambil nyengir-namun tetap cantik, lesung pipinya yang tampak dalam membuatnya semakin manis dan enak dilihat. Cantik banget.
Membuat Tania iri sekali.
Membuatnya ingin membecinya saja.
Kidding.
"Hehehe, sekali lagi gue minta maaf ya" ucap Tania tak enak.
"Btw, kenapa muka lo suntuk banget?"
Mendengar itu, Tania kembali memasang wajah merungut kesal. Baru sebentar ia bisa melupakan Farel karena kehadiran Fesya, kini gadis itu harus sudah mengingatkannya lagi tentang Farel. Huaaa... ! Miss him! Bete! Bete!
"Gue ditinggal sama tunangan gue!" jawab Tania jutek.
Hening. Sebentar, sangat sebentar.
"WHAT?! LO PUNYA TUNANGAN?!!" pekik Fesya kaget dengan keras membuat para mahasiswa/i di sekeliling mereka menoleh kesal dan menatap dengan mimik terganggu. Tania langsung melotot ke arah Fesya dengan pandangan apaan-sih-lo.
Buset dah tuh mulut ternyata ngalahin suara to'ak."Siapa yang punya tunangan?" tiba-tiba suara dingin khas kaum Adam terdengar bersamaan dengan derap langkah kaki yang baru memasuki kelas, semuanya langsung terdiam. Hell, Tania merinding seketika dibuatnya. Tanpa diberitahu ia sudah yakin jika itu suara milik dosen yang akan memberi mata kuliah di kelas Tania.
"Bukan siapa-siapa, Sir." jawab Fesya dengan tatapan bersalah kepada dosen kami.
Tania yang sedari tadi memperhatikan Fesya kini menolehkan pandangannya ke arah dosen yang berada di depan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eighteen Again
RomanceTania. Suka sama sahabat sendiri itu emang bego banget. Udah tau begitu, tapi dia masih saja jatuh secara perlahan dengan Brian. Ditolak berkali-kali, sakit ribuan kali, rasa di hati Tania masih sama saja. Harapan ia hanya satu, ia bisa lupa dengan...