Bagian 4 : Wanita Berwajah Dewasa di Cermin.
***
Semenjak kepergian Farel-pria asing yang mengaku tunanganku-bersama dokter, hal yang bisa kulakukan hanyalah menatap kosong ke arah atap langit ruanganku berada saat ini.
Pikiranku terus melayang ke mana-mana, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi saat ini denganku.
Hal terakhir yang kuingat adalah sebuah prom Night.
Terdengar suara pintu terbuka, hal tersebut membuyarkan pikiranku dan mengalihkan pandanganku dari langit-langit ke asal suara.
Di sana aku melihat sosok Farel yang muncul kembali diikuti oleh dokter di belakangnya. Ku lihat kini mereka sedang berjalan menuju ke arahku.
"Bagaimana keadaan anda, Nona?" tanya sang dokter setelah sampai di samping ranjangku. Sedangkan Farel, kini ia berdiri di sebelah kiri dokter. Saat ia hendak memegang tanganku, aku langsung menyembunyikan tanganku di balik selimut. Melihat aksiku, matanya berubah menjadi sedikit tajam menatapku seperti elang, mulutnya membuat garis ekspresi keras. Dia berubah dari wajah penuh perhatian menjadi wajah lain- menjadi dingin.
Karena gugup dan bencampur takut, aku mengalihkan pandanganku dari Farel ke dokter. "Ya, saya tidak apa-apa. Hanya sedikit pusing." Jawabku singkat.
"Hmm.. Baiklah. Kau ingat kan siapa dirimu?" tanya dokter sambil memperhatikan reaksiku. 'Pertanyaan aneh' dua kalimat tersebut yang langsung muncul di kepalaku.
Aku mengerutkan dahiku bingung, dan sialannya! Karena tindakanku tadi, kini kepalaku berdenyut nyeri.
"Tentu saja, saya ingat bahwa nama saya Tania." Jawabku dengan datar.
Pertanyaan macam apa itu.
" Oh, baiklah. Kau ingat tahun berapa ini?" tanya dokter tersebut sabar meskipun mendapat respon tak cukup baik dariku. Lagi-lagi pertanyaan aneh.
Aku memutar kedua mataku kesal, "dok, bisakah anda berhenti menanyakan hal-hal yang aneh? Tentu saja saya ingat, ini kan tahun 2008!" ucapku menatap dokter tersebut jengah.
Untuk beberapa detik, aku melihat kedua orang tersebut-Farel dan dokter-yang berada di sisiku ini menatapku dan tampak tersentak.
"Apa hal atau kejadian terakhir yang anda ingat?" tanya dokter setelah terdiam sesaat.
"Prom Night-" jawabku yakin, "-Prom night yang diadakan untuk merayakan kelulusan angkatan SMA-ku." Lanjutku dengan nada senang. Aku masih ingat bahwa malam itu bisa dikatakan sebagai malam terindah yang ada di hidupku.
Ingatanku kembali menelisik pada bagian di mana pesta dansa di mulai. Aku ingat saat aku dengan beraninya mengajak si culun-laki-laki yang kutaksir-untuk berdansa denganku. Masihku ingat jelas wajah bodoh terkejutnya saat mendengar ajakanku. Masih ku ingat jelas di saat tangannya menyentuh pinggangku ketika kami berdansa. Masih ku ingat jelas nafasnya yang tak sengaja menerpa leherku hingga membuatku meremang. Masih ku ingat jelas sorakan teman-temanku yang mengatakan aku 'gadis bodoh' saat aku mengungkapkan perasaan sukaku pada si culun. Masih kuingat jelas-
"Berhenti tersenyum aneh seperti itu." Ucap suara Farel terdengar dingin yang kemudian menghentikan lamunanku.
Aku menelan ludahku susah payah. Lalu menatapnya dengan sedikit takutan.
Pria dingin ini? Mustahil dia adalah tunanganku ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Eighteen Again
RomanceTania. Suka sama sahabat sendiri itu emang bego banget. Udah tau begitu, tapi dia masih saja jatuh secara perlahan dengan Brian. Ditolak berkali-kali, sakit ribuan kali, rasa di hati Tania masih sama saja. Harapan ia hanya satu, ia bisa lupa dengan...