Bagian 13 : Kenapa Kau Begitu Mirip Dengannya?

1.7K 129 0
                                    

"Cinta itu tentang hati. Maka biarkanlah hati yang merasakan tanpa membiarkan otak ikut campur di dalamnya."

Rofiq Hudawiy.

****

Bagian 13 : Kenapa Kau Begitu Mirip Dengannya?

Tania menatap sejenak ke arah Brian yang tengah terbaring tak sadarkan diri di sofa tamunya. Di detik berikutnya ia segera menyelimuti tubuh Brian hingga ke leher dengan selimut miliknya.

Tania mengambil kain kompresan yang menempel di dahi Brian, setelah kain itu ada di tangannya, ia segera mencelupkannya ke dalam baskom berisi air panas, memerasnya, lalu menempelkannya kembali ke dahi Brian.

Tadi, sekitar tiga puluh menitan yang lalu, Tania begitu syok saat mendapati Brian yang mendadak pingsan di saat memeluknya karena kedinginan akibat kehujanan.

Pikiran Tania saat itu langsung buntu. Kosong. Dia mengalami yang namanya nge-blank. Damn!

Astaga apa yang harus dilakukannya?

Panik. Tania langsung panik. Dia langsung membaringkan saja tubuh Brian saat itu ke sofa tempat mereka duduk. Mau di bawa ke kamar? Bad idea. Ya sudah jelas dia bukanlah sosok wonder woman yang akan kuat mengangkat beban Brian. Kalau dia nekat, yang ada dirinya malah limbung ke lantai.

Tanpa pikir panjang, di tengah kondisinya yang panik Tania langsung mengambil ponselnya dan berseluncur cepat ke dunia Google. Saat itu Tania berharap bahwa Google 'sang serba tau' dapat membantunya menghadapi orang pingsan. Kalau tidak, bisa-bisa ia mati khawatir melihat wajah cakep dosennya yang benar-benar pucat. Jarang-jarang lho ada dosen yang gantengnya parah kayak gini. Ini mah langka, limited. Harus di jaga dan dibudidayakan nih eksistensi orang seperti Brian, gak boleh punah. Eh? Ngomong apa sih? Kok jadi ngelindur? Back to the topic. 

Tania mengetik: Cara menghadapi orang pingsan setelah kehujanan.

Dan tra la la la... Tidak sampai dua detik, kini mbah Google sudah menampilkan banyak artikel-artikel di hasil pencariannya. Thanks God! Beruntunglah dirinya karena sinyal 4G yang ditemukan oleh orang Indonesia sangat membantunya menemukan solusi tentang cara menghadapi kondisi Brian dengan cepat. Thanks!

Intinya dari artikel itu sih begini:

1) Apabila seseorang yang baru saja kehujanan itu memiliki kekebalan tubuhnya lemah, maka orang itu bisa langsung terkena demam.

Saat membaca itu, Tania langsung dengan cepat menyentuh dahi Brian dengan telapak tangannya. And guess what? Dahi Brian benar-benar panas! Dia demam! Tania lagi-lagi panik. 

2) Segera kompres dahi orang demam tersebut dengan air panas untuk meredakan suhu demamnya.

Saat itu Tania langsung pergi ke dapur secepat kilat untuk mempersiapkan air kompresan bagi Brian. Dan berakhirlah dirinya dengan mengompres dahi Brian dengan telaten.

Dan sampai di sinilah ia berada, menunggu Brian yang masih pingsan dengan pulasnya selama satu jam sambil duduk di tepian sofa.

Tick tock... Sudah jam 7 malam.

Well, harus ia akui menunggu orang sakit itu ternyata tidak asik. Rasanya begitu membosankan, bikin suntuk, juga membuat mata mendadak ngantuk.

"Hei! Cepatlah sadar, aku benci melihat orang sakit," ucap Tania dengan kesal sambil menatap Brian yang masih memejamkan mata di sofa. Astaga, kenapa dia tidak bangun-bangun juga sih?

Huh! Tania mengebuskan nafasnya secara pendek.

"Jangan... Ja-jangan ti-ti-tinggalkan Aku lagi! Ku ku-mohon... " tiba-tiba suara Brian mendadak terdengar di telinga Tania. Suara tersebut terdengar gusar, ritme nafasnya juga tampak terengah-engah layaknya tengah dikejar malaikat maut. Dia ketakutan.

Eighteen AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang