hilang

2.7K 311 16
                                    

Chapter 8



>>>> kelas


"..al..."

"………"

"Gio..., sepertinya dia memulainya dengan kekasihmu.. "

"Ada apa? "
Al tak ingin basa-basi

"Tadi aku melihatnya di rest__  hey aku belum menyelesaikan kata-kataku... "

"Walaupun aku sudah berlari mendengar kabar tak menyenangkan itu , aku masih bisa mendengar samar-samar suara jeje yang sedikit kesal karna ku tinggalkan " batinku

*****Ini kebiasaan buruk al,  jika sudah menyangkut yuki.. belum juga lawan bicaranya menyelesaikan kata-katanya yang berbau kekhawatiran pasti al lebih memilih memastikannya sendiri.****






Flasback on al

"Ntah apa yang terjadi padamu kalau saja tadi jeje tidak memberi kabar padaku"
Ucap al dalam hati dan mengingat bagaimana ia bisa sampai ke resto tempat yuki bekerja karna baru 2jam dia meninggalkan yuki disana


Semenjak kejadian tadi al langsung membawa yuki pulang..
Pulang ke apartement al sendiri dengan paksaan tentunya
Bukannya al tak mau kembali tinggal di apartement kecil milik yuki melainkan al tau kalau gio pasti sudah tau tempat tinggal yuki dan pasti itu bukan hal baik untuk kekasihnya ini
Yuki sedang tertidur di sofa depan tivi dengan kepala di pangkuan al,
Al dari tadi terus mengelus rambut hitam yuki sesekali mencium pelilpisnya.. dengan pikiran berkecamuk al menatap sendu kekasihnya itu...
Yuki mengerjapkan matanya.. perlahan bangkit dari tidurnya di pangkuan al,

"Tidurlah lagi..aku mengganggumu ya" al berucap seraya mengusap lembut kepala yuki

"Tidak al, aku tidak mengantuk.. aku ingin tau ceritamu yang waktu itu.."
Yuki menjawab ucapan al memantabkan duduknya tapi tetap menyenderkan tubuhnya pada tubuh al

Al menghembuskan nafasnya seakan butuh oksigen yang lebih sebelum bercerita sesuatu pada yuki

"Al, pinjam tanganmu.."

"Tanpa dipintapun aku yang akan menawarkannya..."

Yuki menerima tangan al yang diulurkannya melingkari pinggang sebelah kirinya lalu menggenggamnya erat..

"Kenapa dear? "

"Hanya ingin memberi kekuatan padamu dan agar kau lebih rileks bercerita padaku, sepertinya ceritamu akan membuatmu tegang.. "

"Thanks dear. "

"Sebenarnya jika saja gio mau mendengarkan penjelasanku dulu tentu saja salah pahamnya tak akan berlanjut seperti ini.."

"Teruskan " yuki mengeratkan genggamannya pada tangan al walaupun 2 tangannya sklipun tak akan mampu menutupi satu telapak tangan al yang besar.

"Dulu aku, gio, gibran, jeje, reno, edo dan ranggaz satu genk semua kami lakukan bersama dari hal buruk hingga yang paling buruk,,  sampai sekarangpun kami terkadang masih melakukannya tanpa gio.. yah tanpa gio karna sesuatu hal...

Gio memiliki seorang adik perempuan namanya sena, aku tidak tau persis seperti apa perasaannya padaku tapi menurut teman-temanku sena menyukaiku tapi aku tak pernah tertarik padanya karna memang aku hanya menganggapnya adik..
Sampai satu waktu saat kami berada dalam sebuah pesta seperti yang sering kami lakukan.. sena datang ke pesta itu dengan menggunakan pakaian yang sama sekali bukan gayanya.. pakaian yang terbuka disana sini menghampiri kami lebih tepatnya menghampiriku, 
Mungkin gio tau kenapa adiknya itu menghampiriku karna dia tidak kaget seperti aku yang kaget akan kedatangannya malam itu .. aku risih sekali dengan kehadirannya dia terus saja menempelkan tubuhnya padaku aku yakin yang lain ingin memberikan ku ruang agar lebih leluasa dengan sena karna mereka sudah menghilang termasuk gio yang mengikuti yang lain ke tengah-tengah pesta dimana orang melepaskan rasa penat..
Aku mengatakan pada sena agar pulang, ini bukan tempat untuk perempuan seperti sena dia lebih pantas bergumul dengan buku-bukunya karna memang begitulah gaya kesehariannya yang selalu memeluk buku dan kacamatanya..
Tapi sena tak mendengarku dia masih betah menggelayut di tanganku, dan aku mulai gerah dengannya ku hempaskan tangannya sedikit membentaknya dan meninggalkannya.. dan bergabung dengan yang lain.. ku lihat gio menghampirinya lalu tatapannya berubah dingin padaku..
Dan ku lihat sena menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya kurasa dia menangis.. dan ku lihat lagi sena berlari keluar dan di kejar gio aku memberi intrupsi pada yang lain agar berhenti dan mengikuti pandanganku ke arah gio dan sena,  aku mengajak yang lain mengejar gio yang juga mengejar adiknya..
Sampai di luar orang-orang sudah sangat ramai mengerumuni sesuatu aku mendekati sekumpulan orang itu aku sangat terkejut melihat sosok yang terkulai lemah bersimpah darah di bagian kepala.... itu adalah sena perempuan yang baru saja bergelayut manja di tanganku dan adalah seorang adik dari giorgino abraham,
Ku simpulkan sena habis tertabrak melihat kondisinya yang tak berdaya dan ada sebuah mobil yang di kelilingi masa karna pengemudinya melarikan diri..
Reno, edo dan jeje mengejar si penabrak tinggal aku ,gibran dan ranggaz yang berjaga-jaga di tempat
Tapi...
Tiba-tiba
Sebuah pukulan menghampiri pinggir bibirku itu pemberian dari gio, aku terhuyung ke belakang hampir saja tersungkur kalau saja gibran tak menahanku,  gio kembali ingin menghajarku tapi tubuhnya di tahan oleh ranggaz tapi tak bertahan lama karna ranggaz sudah roboh waktu gio mendorongnya,  gio menghadiahiku lagi sebuah pukulan kali ini lebih banyak.. ku biarkan dia melakukannya karna ku pikir akulah orang terakhir yang bersama adiknya pasti dia mendengar sesuatu tentangku dari adiknya..  ku pastikan wajahku sangat hancur waktu itu..aku berdiri karna gio sedang di peluk gibran dan ranggaz sambil berucap jasad sena masih disini yang berarti adiknya itu telah tiada dan gio harus mengenyampingkan masalahnya denganku dan mengurus jasad sena.

"Dari sanalah kesalah pahaman itu dear, dia tak ingin mendengar penjelasanku dulu, sejak malam itu aku tak lagi melihatnya ..besok, lusa.. aku tak juga bertemu dengannya semua kontak yang bisa tersambung padanya terputus begitu saja.. ku ceritakan apa yang malam itu terjadi antara aku dan sena dengan teman-temanku yah mereka mengerti apa yang sebenarnya terjadi tapi tidak dengan gio dia malah menghilang di telan bumi dengan membawa sebuah kesalah pahaman yang akan dan terus bersarang di kepala dan hatinya menjadi sebuah kesakitan dan akhirnya dia ingin membalas semua yang terjadi pada adiknya...
Dan sekarang..."

Al menatap yuki sangat lembut tapi bisa dilihat matanya penuh ketakutan akan sesuatu yang buruk menimpa kekasihnya itu..
Yuki tatap mata al, sungguh baru ini dia melihat laki-laki dengan tatapan mata selembut ini.. yuki peluk tubuh al menyalurkan apa saja yang berbentuk kekuatan pada al agar lebih kuat lagi menghadapi masalah ini..

"Jangan biarkan dia terus berada dalam kesalah pahaman ini al,  kita harus bicara baik-baik padanya... "

"Bukan kita dear, hanya aku..aku yang akan bicara dengannya__ jika masih bisa "

"Hmmm.. "

Al menatap yuki seakan lelah dengan ini,

"Tinggallah disini agar aku tenang "

"Hm..iya aku akan tinggal disini tapi setelah semua ini selesai aku akan kembali ke apartement ku "

"Sekarang tidurlah lagi disini "
Ucap al sambil menarik lembut kepala yuki,  mengusap lembut rambut yuki, memainkan jemari yuki yang lentik itu terkadang menciumi sang pemilik jari..  tapi pikirannya masih memikirkan cara agar yukinya terjauhi dari segala bentuk bahaya terutama dari gio






>>>>>>
Al ghazali kohler.... yuki anggraini kato...
Kini ada 2 nama itu di bawah photo yang di tempelkan di dinding..

"Al, kau akan merasakan rasanya kehilangan itu seperti apa...
Gio mengatakannya sambil menancapkan sebuah pisau di tengah-tengah photo al membuat setengah wajah al tergores walau hanya di photo

Bener-bener nih si gio, ngerasa kesaingi loe ama kegantengan al yang melelehkan author ini.. walaupun photo kan tetep gak tega

Abaikan author seperti biasa kumat akut√


"Dan kau nona yuki.. kau juga harus merasakannya karna aku tidak mau orang yang dicintai orang yang aku benci hidup tenang "

Kali ini gio tidak menancapkan pisau di photo yuki dia hanya mengelus photo itu,
Lalu gio menelpon seseorang ..

"Malam ini dia tidak pulang"

"......"

"Iya, lakukan besok "

"......"

"Ok."


Gio menyeringai sambil menarik paksa photo yuki yang terpajang manis di dinding.. mencium photo yuki dan memandanginya lama

"Besok, jangan lagi menolakku cantik.. karna aku bisa sangat marah melihatnya "

Gio sedikit menarik ujung bibirnya .









>>>>>

"Al.. banguuuuuuunn aku tidak mau kehilangan lagi,  aku sudah cukup merasakan kehilangan semuanya al... bangun al, banguuuuuunn...
Gio, toloooong lepaskan kami lihatlaah al yang dihadapanmu sudah tak berdaya, tidakkah kau lihat darahnya begitu banyak...dia bisa mati giooo..
Al...banguuunn, bangun al











Waiting next part

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang