Chapter 17Yuki masih berdiri di ambang pintu,
Walaupun ayah al telah lebih dulu masuk...."Ku bilang dengan kalian" ulang ayah al, seolah menegur yuki agar tak berdiam diri di pintu.
Mendengar ayah al berucap demikian yuki merasa cukup dengan keterkejutannya dan saatnya menghadapi kenyataan..
Menutup pintu lalu melangkahkan kaki mendekati 2orang ayah dan anak itu ..Al dan yuki duduk berdampingan di salah satu sofa yang di sediakan pihak rumah sakit untuk ruangan VVIP. yang tak lain sedang di tempati oleh al yang sedang di rawat didalamnya.
Dan ayah al..duduk bersebrangan dengan al dan yuki."Baiklah..ku pikir aku kalah..bagaimanapun usahaku memisahkan kalian kurasa itu percuma...karna hasilnya tak seperti keinginanku, dan aku lebih memilih anakku memilih jalan hidupnya sendiri daripada kehilangan anakku satu-satunya ini" ucap ayah al dengan pandangan mata yang lebih tertuju kepada yuki.
Al mengenggam tangan yuki.
"Tapi..." ayah al masih menggantungkan ucapannya.
"Apa yah???" kini al yang berbicara.
Yuki membalas genggaman tangan al seolah menegur al agar tenang.
" lanjutkan kuliahmu di jerman" ayah melanjutkan kalimatnya tadi.
"ayahh..!!!" Al spontan meninggikan nada bicaranya mendengar kalimat lanjutan ayahnya tersebut.
Begitupun yuki.. tangan yang mengenggam perlahan kendur setelah ucapan ayah al.
"...apa yang salah dari ucapanku tadi" tanya ayah al pada keduanya.
" aku yakin ayahpun masih mengingat ucapan ayah bahwa ayah tak ingin memisahkanku dengan yuki barusan" ucap al sarkatis.
"Ya kau benar, lalu.." ucap ayah al.
"Lalu.. ??!! lalu apa ini..menyuruhku ke jerman dan meninggalkan yuki disini.?" Al masih bersuara tinggi.
'Apa tadi aku berucap seperti itu..?" Lagi, ayah al mengucapkan kata-kata yang membuat bingung al dan yuki.
Al dan yuki saling melempar pandangan.
"Ayah apa maksudnya??" Masih al yang berbicara.
"Kalian bertunanganlah, atau langsung menikah saja..dengan begitu kalian bisa bersama-sama walaupun kau (al) akan melanjutkan kuliahmu di jerman kau bisa membawanya jika kalian sudah memiliki ikatan.." ayah al menjelaskan maksud perkataan membingungkannya tadi.
Mendengar itu wajah al berubah drastis..senyum yang sedari tadi susah di rangkai sekarang terbentuk dengan sendirinya bahkan terlihat tulus dan penuh arti.
Berbeda dengan yuki yang langsung menundukkan kepalanya menyembunyikan rasa malu ,karna tadi sempat juga berfikir bahwa ayah al belum berubah."Ayah , kenapa harus membuatku salah paham dulu.. ma'afkan aku ayah tadi telah salah berpikir tentang ayah" al menyesali kesalahannya tadi.
"Lalu kau (yuki) calon menantu kenapa hanya diam saja, tidak bahagia ?"
"Hm..saya..sangat bahagia tuan sa__"
Ucapan yuki di potong oleh ayah al.
"Ayah..panggil aku ayah"
"Ayah.. iya baiklah ayah tentu saja saya sangat bahagia ..saya hanya terlalu kaget mendengarnya" ucap yuki seraya tersenyum penuh kebahagiaan.