Chapter 2 : Some Noise

1.7K 35 0
                                    

Hallo, ini dia lanjutan cerita dari chapter sebelumnya. Sebelumnya mohon maaf apabila ceritanya tidak nyambung, jelek, sering typo, dll. 

Happy Reading! ^^

---------

**Author's P.O.V**

Justin dan Daisy menoleh untuk mencari sumber suara. Dan ternyata suara teriakan itu berasal dari salah satu gadis yang telah berteman baik dengan Daisy.

"Daisy" Ucap gadis itu. Gadis itu berjalan mendekati Daisy dan Justin.

"Vanessa, ternyata itu kau?" 

"Iya, ini aku" Ucap gadis cantik bernama lengkap Vanessa Phyllis itu. "Kau? Kau kan yang kemarin di Mc. Donald?" Ucap Vanessa sambil menunjuk Justin.

Justin hanya tersenyum sambil mengangguk. "Maafkan aku ya telah mengacaukan makan siang kalian" Ucap Justin.

"Ahh... No problem" Ucap Vanessa. "Oh ya kenalkan aku Vanessa Phyllis. Kau siapa?" Vanessa menjulurkan tangannya.

"A-aku Justin Bieber"

"Oh. Umm, Justin... Aku dan Daisy harus pergi ke perpustakaan dulu ya. Ada tugas dari Mr. Brown yang harus segera kami kerjakan" Ucap Vanessa.

"Yasudah. Senang bisa berkenalan dengan kalian"

"Okay... See you later!" Ucap Daisy dan Vanessa bersamaan. Mereka berdua pun pergi meninggalkan Justin sendiri.

"Huh, Dylan dan Josh mana ya dari tadi mereka berdua tidak terlihat? Hmm... Mungkin mereka masih belajar di kelas"

***

Justin berjalan sendirian mengelilingi Musical Academic. Tiba-tiba saja terlihat ada sebuah benda berbentuk bulat melayang dengan kilat ke arah wajah Justin. 

BRUUUKKK.....

Tanpa sempat mengelak lagi, benda bulat itu telah mendarat mulus tepat di wajah Justin. Seketika wajah Justin berubah menjadi merah. Justin hanya meringis kesakitan akibat bola itu.

"Hey, kau tidak apa-apa?" Ucap seorang gadis yang berjalan mendekati Justin.

"Lily, sudah ku bilang tendang bolanya kepadaku" Seorang pemuda mendekati Justin dan Lily.

"Hah... Kau lagi?" Lily tercengang ketika melihat wajah Justin. "Aku benar-benar malas bertemu denganmu" Lily menatap Justin dengan sinis.

"Hey, kau pikir aku ingin bertemu denganmu?"

"Jika saja aku tau itu kau, mungkin tadi aku akan menendang bolanya lebih keras lagi..."

"Dasar perempuan menyebalkan"

"Apa kau bilang?" Ucap Lily dengan mata melotot.

"Kau perempuan yang menyebalkan"

"Dan kau adalah laki-laki idiot yang tidak punya mata. Sehingga kau mengacaukan acara makan siangku kemarin"

"Hey! Sudah.... Sudah..." Pemuda tadi mencoba untuk menghentikan adu mulut antara Lily dan Justin.

"Sudahlah tuan. Anggap saja ini adalah balasan atas perlakuanmu yang kemarin. Jadi kita seri. 1-1" Ucap Lily sambil tersenyum licik. "Ayo Karl, kita bermain bola lagi!" Lily dan pemuda yang bernama Karl Georgette itu kembali bermain bola bersama teman-temannya. 

"Awas ya kau Ms. Madison! Tunggu balasan dari ku! Hahaha" Justin teriak dan berjalan menjauh meninggalkan tempat tadi.

"Hah.... Apa dia bilang? Ms. Madison? Dari mana dia tau namaku?" Lily tercengang, karena sebelumnya Lily tidak pernah menyebutkan nama lengkapnya kepada Justin.

***

Justin sedang duduk di bangku taman sambil mengenakan earphonenya untuk mendengarkan beberapa alunan musik. Tidak lupa, dia mendengarkan musik sambil menghentak-hentakkan kakinya ke rumput.

"Justin, ternyata kau ada di sini. Kami cari sejak tadi juga" Ucap Josh. Seperti biasa Josh datang bersama Dylan. Mereka berdua pun bergabung bersama Justin untuk duduk di bangku taman itu.

Di saat tengah berbincang dengan kedua temannya itu. Terdengar suara gadis memanggil nama mereka bertiga. Mereka pun melihat sumber suara tersebut. Dan ternyata suara itu adalah suara seorang gadis yang mereka kenal. Gadis yang sedang bersama dua temannya itu pun mendekati Justin, Josh dan Dylan.

"Hi girls..." Sapa Justin.

"Hi Justin, Hi Josh" Sapa Vanessa.

"Heuh, kenapa hanya aku yang tidak disapa olehmu vaness?" Dylan menunjukkan ekspresi wajah yang heran.

Vanessa menatap wajah Dylan sambil tersenyum licik. "Ooww.... Sejak kapan kau berada disini Mr. Candy?" 

"Hey, sudah ku bilang jangan panggil aku Mr. Candy!" Protes Dylan.

"Memangnya kenapa? Kau tidak suka? Bukankah kau selalu membawa permen kemana-mana?" 

"Ya itu benar. Tapi aku tidak suka di panggil Mr. Candy"

"STOOPP!!!!" Teriak Daisy.

"Yep. Kalian berdua selalu saja ribut ketika bertemu" Ucap gadis yang bernama Lucy Clarimond.

"Mungkin mereka berdua itu adalah jodoh" Balas Josh. Perkataan Josh di sambut dengan anggukan Justin.

"WHAATTT? OH NOOOO........" Teriak Vanessa. Yang lain tertawa lepas, kecuali Dylan.

***

**Lily's P.O.V**

Aku baru saja selesai bermain sepak bola bersama teman-temanku. Aku sangat haus dan lelah sekali. Aku pun mengambil sebotol air putih dari tasku, lalu meneguknya sampai habis. 

"Lily, besok kita bermain lagi ya!" Ucap Karl.

"Okaay Karl~" Aku mengangkat ibu jariku menunjukkan tanda setuju.

Aku pun berjalan menuju asrama putri sendirian, namun ketika di tengah perjalanan ada seseorang yang sengaja melempar kaleng minuman bersoda bekas kearahku. 

"Oow... Aduh sorry ya. Aku kira tadi ada tempat sampah berjalan, makanya ku lempar saja kepadamu" 

"Hah! Kyla Maddrock, sebenarnya apa sih yang kau mau dariku? Kenapa kau selalu saja menggangguku setiap hari. Apa kau tidak bosan?" Ucapku sambil berkacang pinggang.

"Dengarkan aku Ms. Madison. Aku tidak akan pernah berhenti mengganggumu, sampai kau benar-benar jauh dari Karl. Kau tau tidak dia itu adalah calon kekasihku"

"Hahaha.... Aku dan Karl itu telah bersahabat sejak lama, jadi kau tidak bisa memisahkan kami berdua. Dan jangan terlalu percaya diri kalau kau akan menjadi kekasih Karl. Karena aku pikir, kau itu bukan tipe gadis yang diinginkan oleh Karl" Ucapku sambil tersenyum licik pada Kyla. Aku pun pergi meninggalkan Kyla dan kedua temannya itu

 -------

Hmm.... Bagaimana menurutmu ceritanya? Jangan lupa berikan komentar dan votenya ya! :)

Follow me on twitter @dyrosdiana

The Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang