"Lihat, kamu sudah waktunya bangun dan tidak lagi memikirkan suamimu dan Iva," sentil Malika, satu minggu setelah mereka memeriksakan Niken ke dokter. Kondisi sahabatnya itu sudah membaik dan pelan-pelan menerima order kue kembali, setelah vakum karena kesehatannya.
"Aku memang tidak memikirkan mereka," kata Niken berkelit.
"Nyatanya kamu sakit, dan Nay pun ikut stress sehingga sakit juga," sahut Malika gemas.
Niken diam, dia menyibukkan diri dengan mencatat semua orderan masuk dan memberi jadwal kapan harus dibuat dan diantarkan.
"Mulai menghindari pantangan-pantangan," ucap Malika.
Niken menganggukkan kepalanya.
"Olah raga," kata Malika lagi.
"Mana sempat? Aku sibuk sama pesanan-pesanan ini," sergah Niken.
"Bisa kalau kamu mau. Jogging aja setiap selesai sholat subuh, 30 menit cukup," Malika balas menyanggah alasan Niken.
"Aku mesti siap-siap bikin pesanan," Niken masih tidak mau menerima saran Malika.
"Ren, ngomong," desis Malika kesal, mendelik kepada Rendy yang sibuk menyomoti isian Apple Pie.
Rendy nyengir. "Udah itu sih gampang, mulai besok pagi setelah subuh kujemput kamu, Nik. Kita jogging aja keliling taman bukit asri sini saja," sahut laki-laki itu.
Niken mengeluh pelan. "Kalian ini, tega bener sama aku."
"Kalau kita tega, kita biarin deh kamu terus gak fit," sahut Malika galak.
Rendy tertawa melihat ekspresi ngeri yang ditampilkan Niken dan Malika yang galak. "Dicoba dulu deh, anggap saja itu tantangan, Nik. 30 hari olah raga selama 30 menit setiap hari," saran Rendy akhirnya.
"Aku kalau terima orderan bisa sampe begadang lho, Ren. Masak iya terus kamu suruh olah raga paginya?' protes Niken.
"Itu kenapa kan kubilang kamu butuh asisten, Nik. Udah mulai nyari belum?" balas Rendy sabar.
Niken menggelengkan kepalanya.
"Paling enggak asisten buat ngurusin rumah deh, Nik. Jadi kamu kosentrasi ke anak-anak dan jualanmu. Kan itu lumayan bisa menyimpan tenagamu," jelas Rendy lagi.
"Mau kubantuin nyari?" tanya Malika menawari.
Niken menganggukkan kepalanya. "Boleh deh Ka, aku beneran bingung kalau disuruh nyari asisten gitu."
"Nanti juga coba kutanya ke temen kantor deh," timpal Rendy.
"Ya udah, sekarang kamu fokus sama urusan usahamu dan juga kesehatanmu. Kamu itu obbesitas, penyakit sudah mulai menyerangmu, waktunya kamu berpikir tentang kesehatan. Kalau kamu sakit-sakitan, anak-anak gimana? Mau kamu titipin ke Iva?" sentil Malika panjang lebar.
Niken langsung membelalakkan wajahnya begitu mendengar pertanyaan Malika. "Tega banget doamu," omelnya.
Malika dan Rendy tertawa melihat tanggapan Niken. "Itu bukan doa, itu pertanyaan," sahut sahabat perempuannya itu.
"Serem amat pertanyaanmu," sergah Niken.
"Makanya, sehat terus, mencoba untuk sehat terus lebih tepatnya," komentar Rendy mengamini segala ucapan Malika.
"Iya, iya deh! Besok mulai olah raga!" seru Niken, menjawab semua ocehan sahabatnya.
"Sip! Besok kusamperin ya," sahut Rendy kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Of Love
RomanceBagaimana perasaanmu ketika suamimu meminta ijin untuk menikah lagi? Marah? Benci kepada suami? Ingin membunuhnya? Niken dipaksa untuk menerima keinginan suaminya, Heri yang ingin menikahi Iva, teman semasa dia sekolah. Demi anak-anak, Niken memili...