Tok..tok..tok
"Ibu apa kau sudah bangun?" Tanya Lea dari balik pintu
Lea berniat untuk membangunkan ibunya kerja. Dan Lea pun sebenarnya sudah telat sekolah tanpa sarapan
"Apa kau sakit?" Tanya Lea lagi. Lea melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Sudah telat sepuluh menit.
"Kevin bangunkan ibu sebelum kau berangkat sekolah. Aku akan naik sepeda biar bisa melewati jalan pintas karna aku sudah telat. Dah Kevin" ucap Lea pada Kevin sebelum dirinya pergi menggunakan sepeda navy-nya yang terdapat keranjang dibagian depan.
Lea mengayuh sepedanya dengan cepat sampai nafasnya ngos-ngosan. Keringat terus mengalir di pelipis Lea. Gerbang sekolah sudah terlihat. Dia mengayuh sepedanya lebih cepat. Lea memasuki gerbang coklat itu dan memakirkan sepedanya. Setelah selesai mengendarai sepedenya layaknya Marc Marquez yang sedang mengejar Valentino Rossi agar tidak sampai di garis finish lebih dulu pada putaran terakhir. Lea berlari memasuki kelas.
"Permisi" ucap Lea yang berdiri didepan pintu
"Masuk" Jawab gurunya
Lea lalu memasuki kelas tanpa memperhatikan apapun disekitarnya. Dia langsung duduk di barisan paling belakang karna dia sudah telat pastinya tidak dapat dibagian depan atau tengah.
*
Kevin terduduk diruang tunggu dengan perasaan gelisah. Sesekali ia terbangun dan menarik rambutnya pusing. Kevin menundukkan kepalanya sambil menutupnya dengan kedua tangannya. Kadang dia memukuli tembok rumah sakit itu. Kevin melihat seorang ibu-ibu sedang terduduk di kursi didepan Kevin.
"Permisi, apakah saya boleh meminjam ponsel anda? Saya ingin mengabari kaka saya" Tanya Kevin pada wanita itu
"Ini" wanita itu menyodorkan salah satu smartphone yang sedang booming
Kevin langsung menekan nomor sekolah Lea yang memang mudah diingat. Tersambung.
"Halo? Selamat pagi. Saya ingin bicara dengan Lea kelas 10. Apakah anda bisa memberikan telepon ini pada Lea? Saya adiknya" ucap Kevin
Lalu terdengar suara perempuan yang familiar itu
"Ada apa Kevin?" Tanya Lea yang dari seberang
"Kaka, ibu ka..." Kevin tak sanggup melanjutkan kata-katanya
"Ada apa dengan ibu?"
"Ibu masuk rumah sakit" Jawab Kevin pelan
"Apa?! Dirumah sakit mana? Cepat beritahu aku!"
Kevin lalu menyebutkan nama Rumah Sakit-nya. Dan sambunganpun terputus
"Ini terima kasih" ucap Kevin pada wanita pemilik smartphone yang dia pakai untuk menelpon Lea
Kevin kembali terduduk sambil menunggu dokter mengabarinya. Tiba-tiba seorang pria tinggi berjas putih yang diikuti oleh asistennya keluar dari ruang UGD
"Bagaimana keadaan ibu saya,dok?" Tanya Kevin dengan wajah penuh harap
"Maaf,nak. Saya turut berduka cita, permisi"
Kevin langsung jatuh berlutut. Dirinya tak tahan menanggung beban ini. Air mata mulai berkumpul dimatanya. Dilihatnya ada seorang perempuan yang berlari menghampirinya tapi tidak terlalu jelas karna matanya dipenuhi oleh air mata. Ternyata itu Lea
"Dimana ibu?!" Tanya Lea dengan nafas yang terengah-engah
Kevin berdiri dan langsung memeluk kakaknya yang lebih pendek darinya. Memang Kevin termasuk tinggi untuk ukuran remaja kelas 2 SMP. Air mata langsung membanjiri wajah remaja tampan itu. Lea tidak membalas pelukannya karna masih bingung dengan apa yang terjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Princess
Fantasy[COMPLETED] Lea hanyalah gadis cantik bermata biru dan berambut merah yang tinggal bersama ibu angkatnya. Dia tidak pernah mengetahui darimana dia berasal dan kenapa dia bisa diangkat menjadi anak. Lalu, seseorang bernama Theresa mengubah dirinya, m...