Hari ini adalah hari pertama Lea masuk kuliah setelah liburan musim dingin. Walaupun masih terasa suasana liburan, tetap saja tak ada toleransi untuk bermalas-malasan.
Lea benar-benar sibuk hari itu. Bahkan waktu senggang sebelum mata kuliah kedua dimulai, dipakainya untuk mengerjakan tugas-tugas penambahan poin. Saat itu Lea benar-benar sendirian di taman sekolah. Walaupun cuaca tidak mendukung untuk duduk dirumput sedingin itu, sepertinya tidak mempengaruhi Lea sama sekali. Kuliah yang selama ini ia impikan, tidak semudah yang ia bayangkan. Jari-jari lihai yang terus mengetik diatas keyboard MacBook Air silver itu akhirnya berhenti untuk sesaat. Tangan kanannya ditaruh kerumput yang dingin tanpa sarung tangan. Tangan kirinya dipakai untuk meng-scroll hasil pekerjaannya yang belum sampai setengah itu. Tangan kanannya yang ditaruh diatas rumput beku mulai menghangat. Lea yang menyadarinya langsung menengok untuk melihat siapakah pelaku yang membuat tangannya terasa begitu hangat. "Mau ke kafe? Tanganmu dingin sekali, mungkin kita perlu menghangatkan diri sebentar di kafe. Lagipula waktunya lebih dari cukup untuk sekedar menyelesaikan tugasmu dan minum sambil mengobrol santai. Aku bisa membantu kalau kau mau", Ucapnya yang diiringi senyuman manis di akhir. "Ya, boleh juga. Jika kau mau membantuku kedengarannya menyenangkan, Har", balas Lea yang langsung berdiri dan menutup laptopnya itu. Harry langsung tersenyum yang lebih mirip smirk di wajah manisnya.
Pakaian yang Lea kenakan sangat sederhana; kaos putih oblong dengan sweater rajutan begaris abu-pink. Bawahannya celana jeans hitam dan tak lupa boots dan juga beanie hat nya.
Mereka berjalan beriringan. Tak ada yang berbicara sepatah katapun. Mereka sama-sama sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Ada yang sedikit menarik perhatian Lea. Seorang laki-laki dengan rambut agak pirang bersama 2 orang perempuan yang rasanya tak asing bagi Lea. Tapi Lea mencoba untuk tidak peduli pada mereka. Bajunya yang aneh ataupun wajahnya yang familiar. "Jadi, kau mau memesan apa?", tanya Harry yang langsung membuyarkan lamunan Lea. "Y-ya?", ucap Lea tergagap. "Kau melamun ya?","Maaf", sesal Lea. "Jadi kau mau memesan apa?", ulang Harry. "Hot Chocolate saja", jawab Lea asal. "Baiklah, kau tunggu disini ya", ucap Harry sambil beranjak pergi dari kursinya.
Diam-diam Harry memperhatikan Lea dari antriannya. Lea sedang melamun dan melihat keluar jendela. Seperti ada yang mengalihkan dunia Lea untuk sementara. Sampai tiba gilirannya. Harry memesan, lalu tak lama kemudian segelas Hot Chocolate dan juga segelas Frappe. Harry berjalan kearah mejanya dan Lea juga menyadarinya. "Terimakasih", ucap Lea seraya mengambil hot chocolate nya dari tangan Harry. Sedikit-sedikit ditenggaknya hot chocolate yang mengalir hangat di kerongkongannya yang dingin. Laki-laki itu masih disana; masih memperhatikan Lea bersama teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Princess
Fantasy[COMPLETED] Lea hanyalah gadis cantik bermata biru dan berambut merah yang tinggal bersama ibu angkatnya. Dia tidak pernah mengetahui darimana dia berasal dan kenapa dia bisa diangkat menjadi anak. Lalu, seseorang bernama Theresa mengubah dirinya, m...