[24]/Terungkap

10K 635 6
                                    


Lea terus mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia terduduk dikasur kamarnya di Institut bersama Harry disebelahnya. Sementara tempat tidur yang lain kosong.

Ini semua salahku, ini semua salahku, ini semua salahku.. Ucapnya berulang-ulang dalam hati.

"Tidak ada untungnya menyalahkan dirimu sendiri, Lea",ucap Harry tiba-tiba.

Spontan Lea langsung memeluk Harry dan menenggelamkan kepalanya di dada Harry. Harry mengelus puncak kepala Lea dengan lembut. Ia sendiri dapat merasakan dadanya basah, dibanjiri oleh air mata Lea.

"Ini semua karna Elodie",ucap Lea masih terisak.

Harry mengerutkan dahinya.

"Siapa kau bilang?",tanyanya untuk meyakinkan.

"Siapa maksudmu? Elodie?",tanya Lea sambil mengangkat kepalanya dan berhenti memeluk Harry.

Elodie.. Elodie.. Elodie.. Nama itu terus terngiang dikepala Harry.

"Elodie! Dia sudah mati, bukan?",tanya Harry. Ia mengingat batu nisan besar yang ia gunakam untuk sembunyi saat itu.

"Semoga saja",jawab Lea.

"Apa maksudmu semoga saja?!",tanya Harry. Nada suaranya meninggi.

"Iya, kau lihat perempuan yang menyerang kita pada saat itu kan? Dialah Elodie",ucap Lea enteng.

"Ikut aku",ajak Harry sambil menarik tangan Lea. Tapi Harry merasakan Lea tidak bergerak dari tempatnya.

"Kemana?",tanyanya.

"Kau akan tahu",jawab Harry sambil menarik tangan Lea keluar ke pekarangan Institut.

"Kau tidak bermaksud membawaku ke kuburan kan, Har?",tanya Lea sambil terus berjalan. Harry tetap diam. Mereka kemudian berhenti disebuah batu nisan yang menjulang tinggi. Mata Lea terbelalak tak percaya melihat tulisan yang tertera di batu nisan itu.

"Elodie... Sudah mati?",tanyanya. Harry mengangguk pelan.

"Tapi... Sudah lama sekali ia mati. Lalu siapa yang kemarin itu?",tanyanya lagi. Harry hanya mengangkat kedua bahunya pertanda ia tidak tau.

"Ada yang mereka sembunyikam dariku. Tidak mungkin mereka para pengurus Institut ini tidak mengetahui Elodie sudah mati, bukan?",tanya Lea kembali.

"Trust no one",ucap Harry. "Mereka semua pembohong, Lea. Mereka bersekutu untuk melawanmu. Apa kau percaya pada orang yang baru kau temui kurang dari sebulan ini?",tanya Harry. Lea mulai resah dan memikirkan ucapan Harry.

Ada benarnya juga kalau dipikir-pikir.

Lea menjadi gelisah dan bingung ingin melakukan apa. Apa ia harus bertanya pada Theresa tentang kematian Elodie? Apa dia harus mengikuti Harry? Dunianya jadi berbalik 360° semenjak tiga tahun lalu.

"Lalu, apa yang harus kulakukan?",tanya Lea pada Harry.

"Pergi",ucapnya. "Pergi dari semua ini dan kembali menjalani kehidupan yang normal",

Dahi Lea berkerut; tanda ia sedang berpikir keras.

"Mereka bukan menginginkanmu, tapi ini",ucap Harry sambil menarik kalung Lea di lehernya. "Jika kau tidak memilikinya, mereka takkan pernah mau repot-repot mengurusimu",lanjutnya.

Harry lalu menarik kalung itu hingga putus.

"Apa yang kau lakukan?!",tanya Lea kesal.

"Kembalilah kesana, jika mereka masih menginginkanmu, kukembalikan benda ini",ucap Harry. Dia langsung berdiri dan meniggalkan Lea.

The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang