"Tolong," ucap Lea lirih.
Kemudian pintu dibuka lebar.
Untuk beberapa saat, Madame Lucy memperhatikan Dylan dan Lea. Tak lama, kemudian orang yang dipanggil Madame Lucy itu mempersilahkan mereka berdua masuk.
Ada yang aneh. Batin Dylan.
Lea memasuki rumah itu dengan perasaan gugup. Banyak patung-patung dan ada sebuah piano tua di sudut ruangan.
"Ada apa, nak?" tanya Madame Lucy pada Lea. "Dan siapa yang kau bawa?" lanjutnya.
Tanpa pikir panjang, Dylan langsung mengeluarkan pedangnya dan menusuk Madame Lucy yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu.
Anehnya, tidak ada jasad. Melainkan setelah tubuhnya ditusuk, Madame Lucy berubah menjadi kelelawar yang amat banyak.
Lea membelalakan matanya dengan kaget. Tanpa disadari mulutnya menganga. Dan buru-buru Lea menutupnya ketika ia sadar.
"Apa itu tadi?" tanya Lea dengan ekspresi yang masih kaget.
"Aku sudah curiga. Dari awal dia bisa melihatku. Benar saja dia iblis." jelas Dylan.
"Bagaimana kalau sebenarnya dia bukan iblis? Bagaimana kalau sebenarnya dia..eeh, seperti kita?" ucap Lea. Bagian akhirnya lebih terdengar seperti pertanyaan.
"Tidak mungkin." jawab Dylan singkat.
"Hufh, pantas saja." ucap Lea sambil menghela nafas.
"Pantas apa?" tanya Dylan penasaran.
"Setiap aku masuk kerumahnya, kalungku bergetar. Seperti memberi sinyal. Kupikir hanya perasaanku. Tapi ternyata karna dia seorang iblis." jelas Lea kepada Dylan.
"Boleh kulihat?"
Lea kemudian menarik liontin kalungnya keluar dari bajunya. Dylan menarik dan melihat liontin berwarna merah menyala itu. "Indah selali." gumamnya pelan.
"Biar kubawa kau ke institut." ucap Dylan sambil menaiki motor besarnya. "Naiklah." ajaknya kepada Lea.
Dylan kemudian menjalankan motornya dengan Lea dibelakang. Motor besar milik Dylan melesat cepat di Manhattan yang padat.
Mereka melewati jalan-jalan besar yang sering Lea lewati kalau kuliah. Sampai akhirnya mereka berhenti di salah satu perpustakaan disudut kota kecil.
"Apa yang kita lakukan disini?" tanya Lea begitu Dylan selesai memarkirkan motornya.
"Ikuti aku." ucap Dylan sambil memasuki perpustakaan itu.
Lea menurut dan mengikuti Dylan memasuki perpustakaan itu. Terdengar suara orang berbincang-bincang disana. Tapi Lea tak bisa melihat orang itu, karna mereka bersembunyi disalah satu lorong.
"Kenapa kita harus bersembunyi seperti ini?" tanya Lea sedikit berbisik.
"Sshh, pelankan suaramu!" ucap Dylan dengan nada berbisik. "Lihatlah ini." lanjut Dylan sambil mengadahkan tangan kanannya. Lalu seberkas cahaya biru muncul dari tangannya dan membuat sebuah lubang yang menembus lorong berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Princess
Fantasy[COMPLETED] Lea hanyalah gadis cantik bermata biru dan berambut merah yang tinggal bersama ibu angkatnya. Dia tidak pernah mengetahui darimana dia berasal dan kenapa dia bisa diangkat menjadi anak. Lalu, seseorang bernama Theresa mengubah dirinya, m...