#1

11.3K 202 0
                                    

Brita meletakkan setumpuk file di meja kerjanya. Dilepasnya kacamatanya dan mengusap pelan matanya.

"Huft, capeknya"keluhnya lalu mengerjapkan matanya, mengusir rasa kantuk yang menyerangnya.

"Lo udah ngantuk ya?"tanya Deri, sahabat sekaligus rekan kerja Brita di kantor.

Brita hanya mengangguk lelah.

"Iya. Emang lo ga capek?"tanya Brita.

"Ya capek sih. Tapi kan ini kerjaan gimana?"balas Deri sambil mengetik lagi.

"Cepetan deh. Gue tungguin. Trus gue nebeng lo ya, pulangnya? Capek gue. Mobil gue tinggal aja di kantor. Pliss?"pinta Brita.

Deri hanya mengangguk.

Brita pun menumpukan kepalanya di lengannya, dan langsung tertidur lelap.

"Hhh, Brita, Brita. Ga berubah lo"lirih Deri, mengusap pelan kepala Brita.

Ia pun memutuskan kembali menyelesaikan pekerjaannya.

***

Drrttt... Drrttt...

Alarm ponsel Brita mengusik tidurnya. Ia meraba-raba nakas mencari ponselnya itu.

Mengucek matanya dan melihat ponselnya.

Jam 07.15 pagi.

Ia bergegas bangun dan bersiap.

Mati gue! Pasti gue bakalan telat! Apes banget! Pasti nanti kena marah pak Handoyo!!! Iihhhh!!! Batin Brita panik.

Setelah meneguk susu dan memakan sepotong sandwich tuna, Brita berlari tergesa keluar dari apartemennya.

Ia menyetop taksi yang lewat dan bergegas menuju kantor.

***

"Ya, gue minta file yang dikasih pak Handoyo minggu lalu"pinta Brita pada Yahya, sahabatnya.

"Ambil aja tuh di rak file gue"balas Yahya menunjuk rak file dengan dagunya.

Brita bergegas dan mengambil file yang diperlukannya.

"Lo telat lagi, ya? Ya Allah, telat mulu deh lo!"gurau Yahya, sambil mencemil keripik kentang miliknya. Brita hanya mengedikkan bahunya.

"Eh, Ya. Elo ada liat Deri ga? Dia ga keliatan hari ini"tanya Brita, duduk di kursi depan meja Yahya.

"Enggak. Eh, si Deri gimana kabarnya? Udah baikan belum sama tunangannya itu, siapa ya?"tanya Yahya.

"Eleanor, kan? Udah baikan kok. Malah udah lamaran. Rencana nikah katanya tahun depan gitu"jelas Brita, mencomot kripik kentang Yahya.

"Eh itu punya gue, kenapa lo asal nyerobot aja?"tanya Yahya, sok kesal.

"Yaelah. Entar gue ganti deh! Ribut amat!"ujar Brita.

"Hehe, becanda ding"balas Yahya sambil nyengir.

Brita hanya memutar bola matanya malas.

"Yaudah gue balik ke ruangan gue dulu, ya"ujar Brita sambil mengangkat lagi file yang dia cari tadi.

"Okey, see ya"balas Yahya.

***

Brita hanya mengaduk-aduk mi ayamnya.

"Gamau, lo? Tumben? Biasa aja kalo mi ayam"ujar Deri menatap Brita bingung.

"Ga nafsu gue Der"balas Brita.

Deri hanya menganggukkan kepalanya paham.

"Oh ya, Brit. Mamah sama papah nyariin elo! Lo kok jadi jarang ke rumah gue sih? Ele juga nyariin"ujar Deri.

"Entar gue dateng ke rumah lo, deh"balas Brita singkat.

Deri mengangguk paham.

***

Brigetta Bronson. Itulah nama gadis kelahiran Malang ini. Dia memiliki darah turunan Jawa-Inggris. Tubuhnya tinggi semampai, rambut kecoklatan gelombang sepunggung, mata biru cemerlang, hidung mancung, dan lesung pipi yang menyempurnakan penampilannya. Brita panggilannya. Ia sudah kehilangan orangtuanya dalam insiden kecelakaan saat masih berumur 6 tahun. Dan keluarga Deri, atau Dericko Bronson, sudah mengangkatnya menjadi anak. Aslinya, nama Brita adalah Brigetta Simpson. Ia tumbuh besar bersama dengan Deri. Selayaknya kakak adik normal.

Setelah lulus dari kampusnya dengan predikat cum laude, Brita memutuskan bekerja di perusahaan. Dan mencari apartemen. Ia tak mau menyusahkan orangtua Deri lagi.

Dan sekarang, Deri akan menikah. Mungkin ia akan sedikit kehilangan sosok kaka kesayangannya. Ya, Deri akan menikah dengan seorang model yang sangat terkenal. Siapa yang tak kenal Eleanor Screth. Model blasteran Negro-Australia. Warna kulitnya hitam manis. Hidungnya mancung. Rambutnya hitam kecoklatan. Iris matanya hitam legam. Senyumnya manis dan menenangkan. Ele, panggilannya dan Brita adalah teman dekat saat SMA. Dan karna Brita lah, makanya Ele dan Deri akan menikah. Kekuatan cinta mereka sangatlah tangguh, walau banyak tantangan.

Oke, skip aja. Terlalu basa-basi!

***

Brita memarkirkan mobilnya diteras rumah Deri.

Ia masuk ke dalam.

"Mah, pah"panggilnya, memanggil kedua orangtua Deri. Alvin dan Sayna.

"Kamu dateng nak? Ya Tuhan. Udah lama kita ga jumpa, sayang. Kok kamu makin kurusan sih?"tanya Sayna panjang lebar pada putri angkat yang sangat disayanginya itu.

Brita cuma nyengir.

"Kecapean kali ma"balas Brita santai.

"Huh, anak gadis mamah ini! Ya udah, kamu laper ga? Mamah udah buatin kamu sup ayam"jelas Sayna.

"Mau mah! Kebetulan, Brita belum makan siang"balas Brita semangat. Sayna mengajak putrinya itu ke ruang makan.

Brita melahap makanannya.

"Wah, putri papah akhirnya inget pulang juga"ujar Alvin yang baru ke dapur.

Brita cuma senyam-senyum.

"Brit, papah mau ngomongin sesuatu. Kamu mau ya nurutin?"pinta Alvin.

Brita yang sudah selesai makan menatap Alvin dengan bingung.

Alvin menghela nafasnya berat. Ditatapnya putri angkatnya itu. Sangat mirip dengan mendiang sahabatnya dulu.

"Papah mau kamu menikah. Sejak kamu kecil, papah dan mamah kamu sudah menjodohkanmu. Dan papahmu meamanahkan ini pada papah. Jadi kamu mau?"pinta Alvin.

Tubuh Brita menegang.

"Brita ga salah dengar kan pa?"tanya Brita tak yakin.

Alvin menggeleng.

Jadi ini benar? Batin Brita shock.

"Kamu mau? Demi papah kamu dan papah"ujar Alvin menatap kedua manik mata Brita.

Brita menatap papahnya itu.

Ia membuang nafasnya berat.

"Demi papah, Brita mau. Brita yakin pilihan papah dan mamah ga akan salah"jelas Brita, final.

Alvin tersenyum sumringah. Kini ia sudah menunaikan amanah dari mendiang sahabatnya dulu.

Bagaimanapun, ia sudah menganggap dan menyayangi Brita sebagaimana ia menyayangi putranya Deri. Dan kali ini putrinya itu sudah memiliki pelindung, sehingga ia tak usah khawatir lagi.

Ia hanya bisa menatap kagum dan bangga pada putrinya itu.

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang