#13

3.3K 94 0
                                    

Queen menatap remaja perempuan dihadapannya. Wajahnya manis. Kulitnya berwarna hitam manis, hidung mancung, rambut coklat bergelombang.

"Kamu Queen Ruby Marcheta Brooklyn kan?"tanyanya lembut.

Queen mengangguk.

Perempuan itu menjulurkan tangannya.

"Kenalkan, aku Caroline Marthania"jelasnya memperkenalkan diri.

"You can call me Caroline"tandasnya lalu tersenyum simpul.

"Ah ya, Caroline. Ada apa?"tanya Queen.

"Aku hanya mau mencoba berteman denganmu. Kau akan tau aku siapa nanti. Tunggu saja. Dan oh ya, aku sampaikan salamku pada King ya"ujarnya lalu pergi.

Queen menaikan alisnya.

Dasar! Tidak jelas sekali. Batinnya.

"Siapa tadi?"tanya King yang baru muncul.

"Heh, gatau. Ga jelas. Dan oh ya. Lo lama banget ya? Bikin kaki cantik gue pegel diri nungguin lo!"cerca Queen kesal.

"Ya elo juga salah. Siapa yang suruh lo nunggu diluar?"balas King acuh.

"Ya ga mungkin lah gue nunggu di dalem. Malas aja ya gue ketemu sama si wewegombel itu! Dan fans ga jelas lo itu, si Riana-Riana cabe itu!"sinis Queen. Ia melipat tangannya di depan dada, tanda ia kesal.

King hanya memutar malas bola matanya.

"Tau ah. Pulang yok, pegel badan gue"ajak King, menarik tangan Queen ke parkiran motor.

***

Brita mendaratkan bokongnya di sofa rumahnya. Ia merasa sangat lelah. Terlebih tadi dia harus berhadapan langsung dengan klien yang rese minta ampun!!

"Nyonya, ini ada kiriman"ujar Kara, putri Bi Minah yang sudah meninggal 2 tahun lalu. Otomatis putrinya yang menggantikannya mengurus si kembar. Ia kembali mendekat membawa sebuket bunga di tangannya.

Brita mengerutkan keningnya.

"Dari siapa Kar?"tanya Brita.

"Saya tak tau. Tapi kata pengantarnya, baca saja kartu di dalamnya"jelasnya.

Brita mengangguk lalu menerima buket bunga itu.

Ia menatap buket itu, mencari kartunya. Sebuah kartu warna ungu terselip.

Brita mengambilnya dan membaca isinya.

Dear Brita,

Aku sangat merindukanmu. Tanpa melihatmu, dunia serasa sepi dan hening. Dan akupun merindukan dua dunia kita itu. Aku berharap, kita dapat segera bertemu.

With love,

D.

Brita tersenyum tersipu membaca isi kartu itu. Jujur, baru kali ini ia menerima kartu romantis ini. Pasti dari Danil.

Drrttt... Drrttt...

Ponselnya berdering. Brita menggeser tanda hijau di ponselnya.

"Halo?"

'Ini aku, Ta. Danil. Sudah terima bunganya?'

"Sudah. Tumben kamu--"

'Ga salah kan kasih bunga ke orang yang aku cinta'

Pipi Brita memerah. Walaupun Danil tak tau, tapi ia merasa senang gimana gituuu.

"Y--yaudah, udah dulu ya. A--aku masih ada kerjaan"

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang