4 ; POV (Rasha)

108 25 0
                                    



L for my Long Story with my besties. Siapa sih yang gak punya sahabat? Pasti lo lo lo semua pada punya, ya nggak sih?

Sahabat gue ini, orang nya agak bloon, royal as me, tapi hobi berjuang sendiri. Gue sering bantuin dia kalau lagi kesusahan but she always said things like, 'I am fine, Rasha!'

'You just being overprotective.'

'I can do anything by myself so shut the fuck up.'

Gue tau dia hobinya emang bacot.

Mau dia pidato bahasa arabpun bakal gue anggap sebagai bacotan bocah bule kelas empat sd.

Berhubung dia juga selalu menggunakan bahasa inggris setiap berbicara, kayaknya pidato arab nggak bakal mungkin.

Kalau dilihat-lihat, persahabatan kita ini udah seperti mobil dan roda nya. Tanpa roda, mobil gak akan pernah bisa jalan. Begitu juga gue dan Harrel. Tanpa dia, gue gak akan pernah bisa menjalani hidup semulus paha Monalissa.

Gue pun memutuskan untuk menelepon dia.

1.56 am.

Rasha: "Harr... Harrel?"

Harrel: "Ya? kenapa kamu Nesh?."

Dia emang suka manggil gue dengan sebutan Nesha karena menurutnya nama itu cocok buat gue padahal menurut gue itu nggak masuk akal.

Rasha: "Oalah, tumben banget nggak pake bahasa inggris. Gue capek lah rel. Seminggu ini ngurusin hidup."

Harrel: "Iya nih lagi belajar bahasa sendiri, hehe. Yah kok bisa gitu sih?"

Rasha: "Nggak tau ah, lagian dia emang ngeselin parah, mau bunuh diri aja gue kayak nya."

Harrel: "Lah kok bisa-bisa nya tante Roline ngizinin kamu tinggal sama cowok, aneh. Jangan bunuh diri, besok ulangan matematika."

Rasha: "Oh iya, ya. Mister Ture kesayangan pasti sedih kalau tau gue mati."

Harrel: "Bener."

Rasha: "Lo tau Luke Hemmings kan?"

Harrel: "Tau banget lah, orang gue ngefans sama 5SOS. Emang ken-"

Rasha: "Hehe."

Harrel: "Eh? Tunggu? Jangan bilang kamu.."

Rasha: "Yes, He is the guy.."

Harrel: "Haha, no. You're joking, bitch. Wait, Rasha, tell me what happened between-"

Rasha: "Bye."

*Tuuut..*

Males jawab ah.

Jam sebelas siang sesuai janji seminggu yang lalu, gue dateng ke apartemen Harrel. Sarapan gue terasa hambar dilidah berkat kejadian terkurung di kamar yang pengen gue lupain tapi nggak bisa. Jelas-jelas gue nangis kejer kemaren dan sialnya mama gue belum balik ke rumah, mereka baru balik jam sepuluh malem. Jadi gue ngadu pun nggak ada artinya.

Mind mereka mengatakan bahwa Luke adalah cowok lugu yang penakut dan polos, tapi itu sepuluh tahun yang lalu bitch please.

Ya, oke jangan dibahas terus, gue jadi baper. Akhirnya gue sampai pada tujuan dengan selamat, Harrel rupanya udah nunggu di kolam renangnya yang super jernih dengan baju berenang alim yang dia kenakan.

"What? Why are you still coming," Ia terlihat murung, tapi bentar lagi juga pasti senyum kayaknya.

"Kan katanya kamu mau melihat tampangku yang cantik nan sexy?"

Krik.

Dan begitulah percakapan kita yang bener-bener gak bermanfaat. Okay next.

Setelah itu, gue dibawa Harrel ke taman paling atas di apartemen, jauh banget sama rumah gue yang kayak rumah biasa. Walaupun tempat tinggal kami sama-sama bernuansa putih dan broken white.

"PLEASE READ THIS!" Tiba-tiba dia teriak.

Gendang telinga gue pecah ketika mendengar kalimat itu.

"Iya Harrel sayang, bantuin apa? tumben banget biasanya mau sendirian aja."

Ia mengambil secarik kertas dari dalam tas nya yang bertuliskan:

'Help me to find a little thing, called L-O-V-E'





Receh amat ini manusia.

"Rel lo gak pantes ngomong kayak gitu sambil pake baju renang, aura nya nggak enak."

"Like i care." jawabnya.

"Harrel Rosella sejak kapan lu ngurusin cinta-cintaan."

Karena Harrel adalah sahabat gue yang udah setia semenjak sel telur bertemu dengan sel sperma, akhirnya apa boleh buat gue bantu dia menemukan pasangan sehidup-semati yang dia idamkan. Sebelum itu, gue suruh dia ganti baju karena gue gak mau disangka bawa-bawa artis porno ke jalan raya.

So, inilah daftar tempat pencarian jodoh, dibagi tiga lokasi.

1. WC
waktu: Berlangsung setiap cowok dari kalangan bapak-bapak sampe om-om melintas.
hasil survei membuktikan: Jodoh tidak ketemu. yang kita temuin disana cuma bau granat biologis yang khas dan misteri dibalik celana bapak-bapak.

2. Supermarket
Waktu: Setiap costumer cowok masuk ke dalam toko dari kalangan bapak-bapak sampe kakek.
Hasil survei membuktikan: Nggak ada apa-apa disini, yang ada gue sama dia ngeborong es krim dan cokelat satu troley penuh.

3. Kuburan
Waktu: Ketika dia bersamanya.

Hasil survei membuktikan: Lo mau nyari apaan disini? mayat tajir?
Lagian disini juga tempat dimana timbulnya keinginan gue untuk mengubur mantan.

Ya Tuhan, ini gadanta banget.

Selang beberapa menit, tamparan nikmat dari Harrel menghantam wajah gue.

"Nyari jodoh sama lo sih sampe Skrillex naik haji juga gak akan ketemu anjir". Gue cuma bisa cekikikan ngeliat tampang nya yang mirip gorilla gitu.

Tapi terkadang itu yang bikin gue bersyukur bisa kenal sama dia. "Hehe, yang penting kan usaha. lo gak bakal jomblo seumur hidup kok, punya gue yang setia aja udah cukup kan?"

Harrel melempar secarik kertas itu dan memeluk gue dengan erat. "I'm not lesbian."




___________________________

Bagi yang ga ngerti kenapa ceritanya
tiba-tiba melenceng kesini.

Pov dicerita fool ini maksudnya cerita lepas, yang lepas dari naskah.

Jadi anggap lah ini bonus, gue berniat bikin cerita lepas gini biar kalian ga terlalu terpaku sama alur nya #ngehe.

okesip bhay, do not forget to tap the star button alias 'vote'.

Fool • l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang