6 ; Why not

106 20 0
                                    

Bukannya memerhatikan Harrel yang sedang fangirlingan, Luke malah terfokus dengan baju Rasha yang asalnya berwarna putih kini menjadi beraneka warna. "Wow, you must be good at painting." Ujar Luke sembari mengacungkan jempol nya.

"Shut the fuck up, bastard." Dengan itu Rasha bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas, berniat untuk membersihkan pakaiannya.

"Should i help you?" Tanya Luke, lagi-lagi membuat Rasha mengerang.

"Should i care with your words!?" Rasha memutar bola matanya dan kini langkahnya berubah menjadi lari.

Sementara Harrel, masih sibuk melihat pertengkaran antara dua ekor nyamuk didepannya.

Am i wrong? Batin Harrel, tapi ia melupakan pertanyaannya dan kembali ketempatnya. Maybe she's on her period.

It doesnt matter, Luke is here!

Bel berdering, bulu kuduk merinding. Sesuai jadwal, hari ini ada pre test biologi.

Hanya Rasha satu-satunya orang yang kuat iman didalam kelas. Karena yang lainnya sudah biasa dengan rutinitas muntah, serangan jantung, dehidrasi, dan jenis penyakit lainnya tepat sebelum tes berlangsung.

"So, you must be Rasha's bestie?"

Harrel tergelak dari lamunannya. "Y-Yes, and you?"

"I dont even have to tell you, right?" Luke beralih duduk disamping Harrel, ia berbicara sembari menopang dagunya.

Harrel yang merasakan degup jantungnya semakin cepat mengalihkan wajahnya dan berusaha tetap cool. "Haha, right."

Luke tersenyum, "So tell me about being 5sosfam. Sometimes i want to hear what are they thinking about us."

"Not really.." Harrel memundurkan wajahnya ketika ia sadar posisi Luke kian mendekat.

Luke menjadi canggung dengan tingkahnya sendiri. Ia berusaha bersikap seformal mungkin agar salah satu penggemar nya ini tidak salah paham. "No-no-noo, it's fine. You don't have to if you feel uncor-"

"Okay, fine. First of all, you guys are cute somehow. You did a great job as a main vocal though, your whole song is a totally-"

"Gue rasa udah cukup ceritanya, bentar lagi ujian kan, Harrel??" Rasha meluruskan pandangannya pada Harrel dengan senyum pahit, ia tidak ingin sahabatnya menyukai orang bejat seperti Luke.

-

Setelah pre test selesai, soal dan jawaban dikumpulkan. Setelah soal dan jawaban dikumpulkan, pengawas killer keluar ruangan. Setelah pengawas killer keluar ruangan, bel istirahat berdering. setelah bel istirahat berdering, pengawas killer datang kembali. Loh, kok pengawas nya balik lagi?

Pengawas itu membetulkan kerah dan kacamata yang lensa nya hilang sebelah.

"Ekhemm.. Permisi anak-anaku. Saya hampir kelupaan sesuatu gara-gara kepikiran jemuran dirumah, mohon dimaafkan."

Kelas pun menjawab serentak.
"Nggak nanya pak."

"Dan juga akhir-akhir ini bapak sering kepikiran tentang pajak listrik yang naik karna kabel nya digigitin tikus.."

"Gak peduli pak."

"KALIAN INI, MAU SAYA JADIIN KENTANG GORENG HAH?"

Semua murid pun terdiam kaku melihat Mr.Ture yang mulai naik darah.

Fool • l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang